Lihat ke Halaman Asli

Roisatunnisa

Mahasiswi jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kronologi Pelecehan di Bus Kampus Depok

Diperbarui: 8 Januari 2024   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:x.com/chonlays

Pada Jumat, 1 Desember 2023 pukul 18.39 WIB media sosial khususnya X digemparkan dengan berita pelecehan seksual di dalam bus kampus yang beroperasi untuk mengantar mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta dan Universitas Indonesia menuju halte di lingkungan kampus. Pelaku tidak hanya melakukan tindakannya ke satu orang tetapi juga dengan beberapa orang mahasiswa di sekitarnya. Pelaku diduga mengidap gangguan kesehatan jiwa.

sumber: Dokumen pribadi

Dari keterangan korban saat diwawancarai secara online kejadian tersebut terjadi pada Jumat, 1 Desember 2023 sekitar pukul 16.00 WIB. Korban dengan inisial DHA menaiki BIPOL (Bus Politeknik) untuk menuju Stasiun Universitas Indonesia setelah selesai jam kuliah bersama teman-temannya. Kondisi di dalam bus sangat ramai sehingga korban memutuskan untuk berdiri. Tidak lama setelah korban menaiki bus tersebut, terdapat pelaku yang hendak naik dengan didampingi sekitar dua atau tiga petugas keamanan.

Petugas keamanan sempat memperingati para penumpang untuk berhati-hati menjaga barang berharga yang dibawa. Sesaat setelah pelaku naik, korban yang sedang bercanda dengan temannya menyadari bahwa pelaku tertawa cukup keras terhadap candaan yang tidak ditujukan kepadanya. Awalnya, korban mengira pelaku tersebut adalah mahasiswa fakultas teknik atau pekerja bangunan setempat dan tidak menaruh curiga terhadap pelaku.

Lalu ketika posisi korban sedang berdiri dan membelakangi teman-temannya, korban merasa ada orang yang berdiri sangat dekat dengan dirinya. Padahal, saat itu masih ada ruang untuk menjaga jarak dengan penumpang lain. Korban yang memiliki postur tubuh yang tinggi merasa ada kepala yang bersandar di bahunya dan badan orang tersebut seperti menempel dengannya. Korban lalu meminta tolong kepada temannya dengan memberikan kode lewat mulut tanpa bersuara.

Kemudian, teman korban AS yang juga merupakan saksi berusaha untuk menjauhkan korban dengan pelaku dengan cara memukul pelaku dan mengambil tas korban, kemudian memanggil korban untuk mendekat ke arahnya. Teman korban yang lain yang juga sadar akan kejadian tersebut langsung memanggil dan menyuruh korban untuk duduk agar tidak berdekatan dengan pelaku. Teman korban juga sempat berteriak kepada pelaku untuk tidak melakukan hal yang tidak pantas terhadap korban. 

"Karna korban bawa tas aku inisiatif buat manggil 'DHA sini deh tasnya aku yang megang,' terus aku ambil sambil gebok dikit biar dia mundur. Tapi dia gak mundur tetep aja kayak gitu. Akhirnya aku kayak ngerasa aduh parah nih. Akhirnya kami teriak 'Apaan sih bang kayak gitu jangan kurang ajar ya kayak gitu apa sih mepet-mepet,' terus DHA kita tarik biar duduk," ujar AS saat diwawancarai secara online, Sabtu (23/12/2023).

Korban sempat diceritakan oleh saksi bahwa pelaku membuka ritsleting celananya sebelum berdekatan dengan korban. Setelah korban ditarik ke arah kursi, ia melihat bahwa memang benar pelaku membuka ritsleting celananya. Setelah itu, korban juga sempat mengadukan tindakan tersebut kepada sopir namun tidak mendapatkan tindakan lebih lanjut. "Kami juga ngadu ke sopir bipol. Tapi karena kebetulan sopirnya baru, jadi kayaknya masih nyari aman gitu dan cuma bilang 'mungkin pacarnya kali' yaudahlah gitu karena dia gak macem-macem lagi kita biarin gitu kan," ujar DHA selaku korban saat diwawancarai secara online, Sabtu (23/12/2023). 

Setelah itu, seluruh penumpang memberikan reaksi dengan tatapan sinis kepada pelaku. Namun, pelaku bukannya merasa kapok melainkan terus melakukan aksinya kepada korban lainnya. "Penumpang lain ngeliatin abang itu dengan sinis, dia malah berpindah tempat ke tangga samping dan ada mahasiswi gitu dan malah elus lengan kakaknya ini dan aku posisinya paling dekat kakak ini aku langsung narik tangan kakak ini dan langsung ngelindungin kakaknya," ujar AS selaku saksi saat diwawancarai secara online, Sabtu (23/12/2023).

Akhirnya, pelaku yang merasa terpojokkan dan dihindari oleh seluruh penumpang memilih untuk duduk di tangga bus sendirian. Pelaku menatap korban dan saksi secara intens seperti mengancam atau menargetkan. Karena merasa tidak nyaman, korban dan saksi menggunakan masker untuk menutupi wajahnya. Akhirnya pelaku turun di halte stasiun Universitas Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline