Lihat ke Halaman Asli

Rois Amin

Mahasiswa

Strategi Dakwah Efektif di Era Digital

Diperbarui: 17 Juni 2024   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony


Oleh: Syamsul Yakin, Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Rois Amin, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tidak bisa disangkal bahwa dai kini juga merupakan bagian dari masyarakat online. Dalam hitungan detik, dai dapat menyampaikan pesan dakwah melalui blog, media sosial, wiki, forum, dan dunia virtual yang disediakan oleh penyedia internet.

Sebagai bagian dari masyarakat online, dai dapat terlibat dalam perang narasi. Jika secara konvensional dai berdakwah secara langsung, kini mereka bisa melakukan perang narasi melalui tatap maya hanya dengan menggunakan dua ibu jari.

Perang narasi dalam dunia dakwah adalah kegiatan virtual dai untuk menyampaikan gagasan dan ajakan agar masyarakat online menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Disebut perang narasi karena banyaknya konten yang bertentangan menyerang masyarakat online.

Allah SWT berfirman ;

   

   "Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri'?" (QS. Fussilat: 33)

Untuk berhasil dalam menyeru, mengajak, dan mempengaruhi opini masyarakat online, dai perlu menerapkan beberapa kiat, teknik, tips, atau trik. Pertama, ketika berselancar di platform apapun, dai harus bisa "mengaduk-aduk" perasaan masyarakat online seperti sedih, gembira, responsif, dan marah.

Agar konten yang disampaikan menarik, durasinya tidak boleh lebih dari tiga menit dengan resolusi dan rasio aspek video yang direkomendasikan oleh pakar komunikasi. Jika diperlukan teks singkat untuk gambar tersebut (caption), gunakanlah bahasa yang baku.

Ini adalah aspek keahlian multimedia di mana seorang dai setidaknya harus memahaminya secara umum. Aspek lain dari konten, baik teks maupun gambar, harus berbasis data dan riset. Dengan ini, masyarakat online akan memberikan penghormatan karena dai dianggap memiliki wawasan yang luas.

Kedua, masyarakat online yang menjadi objek narasi dai pasti berbeda manhaj dan mazhab dalam Islam. Dalam konteks sosial-politik, mereka berbeda ormas dan afiliasi politik. Oleh karena itu, teks dan gambar yang dibagikan harus inklusif, toleran, dan moderat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline