Indonesia mengalami sejarah panjang dari zaman pra kemerdekaan hingga zaman setelah kemerdekaan. Sejarah panjang tersebut tentu mempengaruhi Perjalanan Pendidikan Nasional, perkembangannya dan dinamika pada prosesnya. Faktor-faktor sosial,budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga kini. Faktor-faktor tersebut memberikan tantangan tersendiri terlebih bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan sehingga diperlukan konsep pendidikan yang tepat sesuai karakteristik dan perkembangan bangsa Indonesia.
Ki Hajar dewantara hadir dengan pendidikan yang memerdekakan peserta didik. Dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara meliputi konsep pendidikan yang berpihak pada peserta didik diantaranya sistem among, kemudian pendidikan keindonesiaan yang sesuai budaya bangsa, dan pendidikan yang sesuai kodrat alam dan kodrat zaman dari peserta didik. Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Perspektif sosio kultural dalam pendidikan dimaknai sebagai interaksi antar manusia dalam suatu budaya berkaitan dengan pendidikan, sehingga pendidikan Indonesia tidak akan lepas dengan identitas manusia Indonesia sebagai manusia pancasila.
Identitas Manusia Indonesia sebagai manusia pancasila, dimana pancasila sebagai landasan filosofis memuat jiwa bangsa, cita-cita luhur bangsa, perasaan sebagai bangsa, dan nilai-nilai hidup berbangsa. Menjadikan manusia Indonesia kaya akan nilai-nilai luhur yang hidup dalam kebiasaan, menjadi nafas dalam setiap langkah manusia Indonesia. Nilai-nilai luhur yang bersumber dari pancasila inilah yang dijadikan akar dari pendidikan karakter sehingga ditanamkan kuat dalam pendidikan nasional, sehingga pancasila menjadi fondasi pendidikan Indonesia.
Tepat kiranya jika menjadikan Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia, mengingat peran penting pancasila sebagai ideologi bangsa. Selain itu pancasila adalah entitas dan identitas bangsa. Pancasila sebagai entitas bangsa mempunyai pengertian bahwa Pancasila merupakan ciri khas kepribadian bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Indonesia. Sebagai entitas pancasila memiliki ciri khas tersendiri yaitu adanya nilai keberagaman yang terkandung di dalamnya, sedangkan sebagai identitas bangsa, pancasila merupakan ciri khas yang hanya dimiliki bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain. Kontekstualisasi Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa dapat dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai pancasila pada pendidikan Indonesia. Dewasa ini kontekstualisasi nilai-nilai tersebut sudah coba diterapkan pada pendidikan Indonesia yaitu berupa penerapan profil pelajar pancasila pada pendidikan Indonesia. Penerapan profil pelajar pancasila sangat tepat untuk menghadapi gempuran abad 21 dimana perkembangan teknologi semakin cepat, gempuran budaya semakin lekat sehingga perlu fondasi kuat untuk menanamkan karakter nilai-nilai kebangsaan pada peserta didik. Adanya profil pelajar pancasila ini juga lekat dengan pendidikan yang berpihak pada peserta didik dimana hal tersebut terwadahi pada sebuah kurikulum bernama Kurikulum Merdeka. Harapannya dengan adanya Kurikulum Merdeka ini, pancasila sebagai fondasi pendidikan semakin kuat, konsep pendidikan yang berpihak pada peserta didik sesuai dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara juga semakin tepat penerapannya. Sehingga tujuan pendidikan yang Merdeka dapat menjadi lompatan untuk kemajuan generasi bangsa menyambut generasi emas Indonesia.
Pendidikan Indonesia adalah pendidikan yang memerdekakan. Memerdekakan segala belenggu praktik baik pendidikan di masa lalu, menjadi Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan. Sejarah panjang negeri ini kiranya mampu menjadi banyak pelajaran. Peran pejuang bangsa yang meletakkan dasar negara dan bangsa melalui pancasila hendaknya tetap dicanangkan sebagai dasar, fondasi bagi baiknya pendidikan kini hingga di masa mendatang.
Ki Hajar Dewantara telah meletakkan dasar filosofis pendidikan Indonesia yang merdeka. Bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun semua kodrat yang ada pada peserta didik, baik kodrat alam maupun kodrat zaman sehingga mereka mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Kodrat alam adalah segala sesuatu yang melekat pada diri peserta didik. Kodrat alam adalah kekuatan, potensi, atau keadaan diri yang secara alamiah melekat pada diri masing-masing peserta didik. Kodrat alam juga mencakup pemahaman tentang sifat dasar manusia dan interaksinya dengan alam sekitar atau lingkungannya. Sehingga kodrat alam dipengaruhi oleh kultur budaya dan lingkungan tempat peserta didik berada. Sedangkan kodrat zaman adalah kondisi zaman saat ini yang dialami langsung oleh peserta didik. Kodrat zaman juga merupakan perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu yang dialami peserta didik pada masa dia sebagai pembelajar.