cerminan rindu yang membiru
sekedar metafisik yang mewakili realita
teks dalam kata tiada jasmani dan nafas
kata menjadikan kalimat retorika fasis
kata-kata. . .
kadangkala mewakili raga dalam transedent
kadang pula kata-kata membujuk kedustaan
lagipula kata-kata sekedar ucapan saja
tapi, kata-kata menggantikan kehadiranku dalam kebahagianmu, kesedihanmu.
hidupnya kata-kata bersanding dengan perlawanan
huruf mampu meniup nafas para pendengarnya