Lihat ke Halaman Asli

Rohmawati

Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Mitra Keluarga

Hipertensi

Diperbarui: 11 Oktober 2022   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

MENGENAL APA ITU DARAH TINGGI

Penyakit tidak menular atau PTM menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Salah satunya adalah hipertensi. Hipertensi atau darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah melebihi ambang batas normal, dimana tekanan sistol di atas 140mmHg dan tekanan diastol di atas 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor risiko yang dimiliki seseorang baik faktor dari dalam maupun faktor dari luar.  (Hasnawati, 2021)

Setiap tahunnya angka kejadian hipertensi mengalami peningkatan. Diperkirakan lebih dari seperempat populasi di dunia menderita hipertensi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%. Kejadian ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas Tahun 2013 sebesar 25,8%.

Terdapat 2 faktor penyebab hipertensi yaitu faktor yang dapat di rubah dan tidak dapat di rubah. Faktor yang dapat di rubah seperti gaya hidup, kurang aktivitas fisik, obesitas, merokok dan mengonsumsi alkohol. Sedangkan faktor yang tidak dapat di rubah seperti usia, jenis kelamin, dan gentik.

Dalam penelitian (Tumanduk et al., 2019) menyebutkan bahwa usia menjadi pengaruh terjadinya hipertensi, dimana semakin tua umur seseorang maka semakin berisiko terkena hipertensi. Usia menjadi salah satu faktor penting dalam masalah kesehatan dan sosial, karena usia dapat mempengaruhi perilaku sesorang. Dengan bertambahnya usia menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis dalam tubuh seperti terjadinya penebalan dinding arteri hal ini di akibatkan karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan pembuluh darah sehingga membuat pembuluh darah menyempit dan menyebabkan pembuluh darah kaku. (Tumanduk et al., 2019)

Selain itu jenis kelamin juga menjadi salah satu faktor penyebab hipertensi, dalam hasil penelitian didapatkan hasil bahwa laki-laki lebih berisiko mengalami hipertensi dari pada perempuan, faktor ini bisa disebabkan karena pengaruh psikologis seperti masalah pekerjaan, dan juga bisa disebabkan karena perilaku tidak sehat, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. (Tumanduk et al., 2019)

Riwayat keluarga atau faktor genetik juga berperan dalam faktor penyebab terjadinya hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit keturunan, jika orang tua mempunyai hipertensi maka keturunanya mempunyai risiko 25% mengalami hipertensi. Hal ini dikarenakan tidak adanya upaya pencegahan oleh keluarga, seperti melakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala. (Ina et al., 2020)

Selain faktor yang tidak dapat di rubah,terdapat beberapa faktor lain penyebab hipertensi seperti obesitas. Obesitas menjadi faktor penyebab hipertensi, karena terjadi peningkatan cardiac output sehingga semakin besar masa tubuh maka semakin banyak jumlah darah yang beredar sehingga curah jantungpun ikut meningkat. (Sekar Siwi et al., 2020)

Selain obesitas faktor merokok juga menjadi penyebab hipertensi, hal ini dikarenakan rokok memiliki kandungan nikotin dan karbondioksida yang dapat mengakibatkan elastisitas pembuluh darah berkurang sehingga dapat menimbulkan tekanan darah meningkat. (Sekar Siwi et al., 2020)

Penyebab lain yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu asupan garam yang berlebih, normalnya tubuh hanya boleh mengonsumsi tidak lebih dari 2400 mg garam per hari. Apabila konsumsi garam terlalu banyak maka garam di dalam tubuh dapat menahan atau menarik terlalu banyak cairan tubuh sehingga volume cairan darah akan meningkat tanpa adanya penambahan ruang pada pembuluh darah, hal tersebut mengakibatkan kenaikan tekanan darah dalam pembuluh darah. (Sherly et al., 2020)

Risiko yang dapat terjadi apabila tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), penyakit jantung dan otak stroke. (Hasnawati, 2021)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline