Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Guru yang "Ngefriend"

Diperbarui: 10 Maret 2018   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi hubungan pertemanan guru dan murid (sumber: monga.id)

Digugu dan ditiru, itulah yang diharapkan sekaligus diharuskan bagi  setiap guru. Yang diharapkan menjadi panutan dan diharuskan menjadi  teladan bagi anak didik. Jika kedua hal tersebut telah terlaksana maka  gelar "guru" tidak hanya sekedar gelar, namun juga menjadi suatu  kepribadian.

Berbicara tentang seorang guru, kita pasti memiliki  sosok guru yang sangat diingat. Entah itu mengandung pengalaman yang  menyenangkan maupun yang kurng menyenangkan. Baik itu guru yang dianggap  sabar maupun guru yang dianggap "killer". SD? SMP? SMA? Pada masa yang  mana sosok guru yang masih kalian ingat?.

Tentang guru yang sabar  maupun guru yang "killer", pasti pernah kita dapati di setiap tingkatan  pendidikan. Namun guru "killer"? hmm pasti hal itu menjadi momok bagi  setiap siswa. Sebagian besar siswa tidak menyukai sosok tersebut.  Kira-kira mengapa demikian?. Simple saja, saat seorang guru mencoba  bersikap tegas yang oleh siswa dianggap sebagai suatu sikap yang  "killer", maka benih-benih rasa tidak suka mulai muncul. Karena pada  umumnya, siswa tidak menyukai sikap yang keras. Meski sikap tersebut  sebenarnya bertujuan sangat baik.

Lalu bagaimana sikap yang harus dimiliki seorang guru?

Jawabannya adalah sikap yang "ngefriend". Wah.. sikap yang bagaimana lagi ini?.

Ya,  sesuai dengan namanya yaitu "ngefriend" yang bersal dari kata friend  yang bermakna teman. Jadi, seorang guru harus bisa bersikap sebagai  teman dari siswa tanpa menghilangkan batasan-batasan yang ada.

Dengan  menjadi seorang guru yang "ngefriend" maka akan mudah pula bagi guru  dalam mengenali siswanya dan cara yang harus diterapkan dalam belajar  sesuai dengan kepribadian siswa.

Adapun beberapa kelebihan guru "ngefriend" adalah:

1. Lebih mengenal siswa.

2. Siswa menjadi lebih mudah terbuka.

3. Guru lebih mudah menentukan metode pengajaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline