Lihat ke Halaman Asli

Rohmat

Dosen Teknik Industri/ Universitas Muhammadiyah Lamongan

Dosen UMLA dan UMG Laksanakan Kegiatan PKM: Upaya Peningkatan Kemampuan Tanggap Darurat Bencana Banjir di Desa Jelakcatur Kalitengah Lamongan

Diperbarui: 17 Oktober 2024   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pelaksana PKM dan Perangkat Desa/dokpri

Lamongan- Pada periode ini, Dosen Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) dan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) yang terdiri dari Uswatun Chasanah, M.Si., Muhammad Azwar Annas, M.Si, dan Henny Dwi Bhakti, M.Si. melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dan dibantu beberapa mahasiswa (9/9/2024). 

Mitra dari PKM ini adalah Masyarakat dan Karang Taruna Desa Jelakcatur Kalitengah Kabupaten Lamongan. Kegiatan ini merupakan bentuk realisasi dari hibah pengabdian kepada masyarakat DRPM Kemdikbud-Ristek Tahun 2024. PKM ini berjudul "Pemberdayaan Karang Taruna Desa Jelakcatur Kalitengah Kabupaten Lamongan Melalui Early Warning System Terintegrasi IoT Dalam Upaya Peningkatan Kemandirian Tanggap darurat Bencana Banjir".

Kegiatan ini diawali dengan persiapan program PKM yang didalamnya berupa pengurusan perizinan kegiatan PKM, komunikasi dan koordinasi dengan mitra program terkait, kesepakatan kerjasama dalam pelaksanaan, dan lain-lain. Kegiatan PKM ini memberikan kesan yang luar biasa bagi kedua belah pihak, baik masyarakat maupun pelaksana kegiatan PKM. Tentunya kegiatan ini sangat beranfaat bagi keduanya.

Dalam pemaparannya, Uswatun Chasanah menyampaikan alasannya mengapa kegiatan PKM ini dilaksanakan di desa Jelak catur Kalitengah. "Kabupaten Lamongan menjadi daerah yang rawan terjadi banjir pada saat musim hujan, hal ini disebabkan oleh ketinggian muka tanah lebih rendah dari daerah sekitarnya dan lebih rendah pula dari ketinggian sungai Bengawan Solo", ujarnya. Tambahnya, "Dalam kasus ini perlu adanya peran serta masyarakat". Dia juga menyampaikan kebijakan UU No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, yang membahas mengenai tanggung jawab serta kewajiban pemerintah dan masyarakat.

"Untuk merealisasikan hal tersebut, masyarakat bisa melaksanakan model mitigasi yang didukung dengan penguatan infrastruktur fisik penanganan banjir seperti sistem peringatan dini Early Warning System (EWS) dengan integrasi teknologi Internet of Things (IoT)", Ujarnya.

Dia menyampaikan apa itu EWS dan juga perannya kepada masyarakat. Ucapnya, "EWS merupakan sistem peringatan dini untuk memberikan informasi tentang potensi atau terjadinya bencana". Tambahnya, dia menyebutkan komponen EWS secara umum, seperti instrument monitoring (sensor, pengukuran), analisis data, komunikasi, respon. Tambahnya, "Peran EWS ini digunakan untuk deteksi dini, peringatan dini, evakuasi tepat waktu, dan juga pengurangan risiko".

Disampaikan juga apa itu IoT. Dia menyampaikan bahwa IoT adalah cara menghubungkan berbagai hal, seperti mesin, perangkat, atau objek ke internet. Ujarnya, "Dengan melakukan ini, kita dapat menjadikan banyak hal menjadi lebih cerdas, lebih cepat, dan lebih bermanfaat".

Dia menjelaskan kepada mitra bagaimana kerangka sistem EWS ini terintegrasi dengan IoT. "Pengumpulan data didapatkan dari sensor level ketinggian air, curah hujan, suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, serta arah angin kemudian ditransmisikan ke pusat control (mikrokontroller), hingga pengolahan data, maka akan didapatkan pengiriman peringatan", Ucapnya. Tambahnya, "Integrasi dengan aplikasi EWS ini bisa di boarcast via Whatsapp".

Adapun beberapa tahap yang dijelaskan oleh Uswatun Chasanah dan tim pada kesempatan ini pada implementasi EWS di Desa. Mereka mengatakan bahwa ada perencanaan, pengadaan perangkat, instalasi, pelatihan, dan juga sosialisasi. Ucapnya, "Peran serta aktif Karang Taruna dalam setiap tahapan sangat dibutuhkan".

Adapun tanggung jawab Karang Taruna desa untuk mensukseskan program ini yang disampaikan oleh pemateri. Pertama disisi peningkatan kapasitas. Kedua peningkatan peran. Ucapnya, "Peningkatan kapasitas bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu pelatihan teknis dan pelatihan non-teknis. Tambahnya, "Peningkatan peran serta masyarakat bisa sebagai relawan yang pertama merespon peringatan dini, dan sebagai fasilitator dan penggerak upaya mitigasi ini".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline