Lihat ke Halaman Asli

winter bear

Mahasiswi

Pemikiran Politik Ibnu Sina

Diperbarui: 11 Juni 2023   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kehidupan politik Ibnu Sina dilatarbelakangi dengan sistem kerajaan. Dalam sistem tersebut kebijakan negara diatur oleh pembuat hukum. Para penguasa negara pada masa itu lebih mengutamakan kesempurnaan teoritis dari pada kebijaksanaan praktis. Namun, dalam pemikiran politiknya Ibnu Sina menekakan bahwa kebijaksanaan prkatis terkandung dalam moral dan kebajikan sipil yang ditentukan oleh pembuat hukum untuk semua warga negara dengan erat yang berkaitan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat. Gagasan Ibnu Sina inilah yang mendorong pembuat hukum untuk lebih mengutamakan kebijakan praktis sebagai kebijakan hukum suatu negara. Namun, pada prakteknya kebijakan teoritis akan mengalami perubahan seiring dengan berubahnya zaman/masa, dengan catatan para pembuat hukum/pemerintahan memiliki kemampuan dalam memahami atau membaca situasi masyarakatnya.

Dalam catatan biografi Ibnu Sina disebutkan bahwa Ibnu Sina mengakui dirinya sebagai murit dari Al- Farabi, demikian pula dengan perkataan Al-Farabi bahwa penegak hukum yang sejati yang memiliki karakter kenabian (nubuwwah). Dari pernyataan Al- Farabi tersebut munculah pendapat yang mengatakan bahwa pemikiran politik Ibnu Sina mengarah pada nubuwwah (karakter kenabian).

Dalam al-qur'an nubuwwah digambarkan sebagai suaru anugerah ilahi atau pemberian rabbani kepada siapa saja manusia dari kalangan hamba-hambanya yang Ia kehendaki. Nubuwwah juga bisa diartikan sebagai cara berfikirkhas para nabi agar tidak salah dalam menyambah Allah dan tidak salah dalam menjalani kehidupan. Sehingga Ibnu Sina mengambil karakter kenabian (nubuwwah)  sebagai hal yang hendaknya dimiliki oleh seorang pemimpin.

Karakter kenabian yang dimaksud yakni seorang pemimpin haruslah memiliki karakter seperti orang yang berilmu, cerdas, dan paham tentang agama.  karenanya pemimpin adalah ikon bagi masyarakatnya untuk menciptakan masyarakat yang terpelajar dan beradab.

Pentingnya gejala karakter kenabian bagi seorang pemimpin adalah hal yang dibangun oleh Ibnu Sina dalam 3 karakter kenabian yang khas yakni:

  • Intelek yang aktif. Dalam dimensi intelektual nabi  menciptakan nilai moral baru dan mempengaruhi sejarah. Dalam hal ini nabi juga memiliki wawasan yang menciptakan keyakinan diri dan kecakapan dalam pengetahuannya sehingga mampu membuat orang percaya dan mampu pula menyelesaikan misinya ke seluruh dunia. Intelekual yang aktif inilah yang dimaksud Ibnu Sina agar tertanam dalam diri pemimpim, tentunya agar bisa mencipaka tujuan negara dan masyarakat dibawahnya.
  • Imajinasi yang masuk akal. Seorang nabi harus memiliki imajinasi yang kuat dan hidup, demikian pula dengan kekuatan fisiknya, sehingga mampu memengaruhi bukan hanya pikiran tetapi juga segala materi pada umumnya. Menurut Ibnu Sina fungsi dari imajinasi kenabian berupa suatu hal yang melambangkan dan menghidupkan pemikiran, keinginan, dan keterbatasan psikologi. Pelambangan dan pemberian sugesti ini berlaku pada jiwa dan akal nabi, sehingga menimbulkan imajinasi yang kuat danhidup, dan membuatnya benar-benar melihat apa yang ia rasakan atau pikirkan. Maka karakter pemimpin yang dapat diambil dalam karakter kenabian ini yakni sifat pemimpin yang harus memiliki imajinasi yang kuat dan tingi walau tidak bisa melampaui kualitas imajinasi nabi, namun kekuatan imajinasi ini dapat memengaruhi masyarakat untuk taat dan tertib terhadap hal-hal yang sudah disepakati atau diperintahkan oleh pemimpin. 
  • Keajaiban. Keajaiban yang dimaksud adalah prediksi peristiwa masa depan tentang hal tertentu. Pemimpin harus bisa memprediksi tentang hal apa yang akan terjadi di masa depan. Tentunya prediksi ini dilandasi oleh hal yang terjadi saat ini. Untuk itu, pemimpin harus selalu memperbaiki peristiwa yang terjadi untuk mencapai suatu peristiwa masa depan yang memunculkan kebahagaiaan dalam masyarakat. maksud memperbaiki yaitu mampu membuat kehidupan dalam masyarakat dan negara selalu baik sehingga memunculkan masa depan yang baik pula.

Pemikiran politik Ibnu Sina yang lain bahwa politik adalah akhlak. Akhlak sebagai pembatas hasrat manusia untuk memilah tindakan yang sesuai dengan norma agama. Jika akhlak ditekankan pada setiap individu dalam kehidupan bersosial, tentunya akan terjalin hubungan yang baik antar sesama individu. Sehingga dapat menjangkau komunikasi yang baik antara masyarakat umum dan pemilik kekuasaan/pemerintahan. Namun, seringkali kita temui praktik-praktik politik yang terjadi di pemerintahan menyimpang dari ajaran islam sehingga terlihat bahwa politik diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kuasa dan materi yang banyak.

Selain akhlak, ibnu sina juga mendefinisikan bahwa politik adalah bersosial, ia membutuhkan masyarakat, dan struktur hierarkis masyarakat. Menurutnya manusia tidak dapat  menempuh kehidupan dengan benar bila ia terasing sebagai individu sendirian. Maka manusia perlu bersosialisasi dalam menjalankan kehiduan bermasyarakat. Ibnu sina juga sependapat dengan pemikiran plato tentang adanya hierarkis masyarakat. Masyarakat dapat dibagi menjadi penguasa, seniman, dan pelayan, para angggota yang saling bergantung satu sama lain. Dengan adanya hierarkis masyarakat diharapkan kehidupan bermasyarakat menjadilebih teratur dan tentunya harus ada rasa keadilan dan relasi sosial antara manusia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline