Lihat ke Halaman Asli

Rohmat Sulistya

menulis, karena ingin.

'Studi Banding' ke Jepang

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tsunami jepang

[caption id="" align="alignleft" width="388" caption="tsunami jepang"][/caption] Beberapa hari ini kita dapat saksikan betapa Jepang mengalami 3 bencana dahsyat sekaligus yaitu gempa 9 SR, tsunami, dan radiasi nuklir. Itu adalah bencana-bencana 'langsung' yang dirasakan oleh rakyat Jepang. Sebentar lagi pasti akan diikuti oleh 'bencana-bencana' tidak langsung seperti kekurangan pangan, wabah penyakit, efek radiasi dimasa mendatang, dan gejolak ekonomi mengingat kerugian yang diderita Jepang amat sangat besar. Tetapi Jepang adalah negara maju yang mengagumkan. Kehebatan Jepang dalam menangani 3 bencana simultan itu menjadi test case untuk lebih membuktikan bahwa memang Jepang adalah negara yang hebat. Lepas dari aspek-aspek religiusitas (dan aspek semacamnya), kita dapat menyaksikan bahwa negara Jepang adalah negara yang beradab. Di tengah kesulitan hidup yang mendera dengan meninggalnya sanak kerabat, kekurangan pangan, kehilangan tempat tinggal, dan ancaman radiasi nuklir yang mengerikan, mereka menghadapinya dengan tenang dan relatif tanpa gejolak. Belum kita dengar adanya penjarahan di toko-toko karena kelaparan dan alasan persediaan makanan. Padahal dari media yang kita baca, banyak diantara mereka beberapa hari yang kurang makan karena ada hambatan-hambatan yang terjadi pada penanganan bencana itu. Jepang bukanlah negara yang tanpa kekurangan dalam menangani sesuatu, tetapi kesigapan pemerintah dan ketenangan rakyatnya dapatlah kita bandingan dengan gejolak-gejolak di negara lain baik yang disebabkan oleh politik maupun bencana alam. 'Studi banding' Peristiwa Jepang adalah laboratorium real yang dapat kita petik pelajarannya bagaimana mereka menangani bencana yang simultan tersebut. Kita tidak perlu ke Jepang karena televisi telah menyiarkan detik-demi detik langkah-langkah penanganan yang ditempuh. Bencana di jepang belum usai karena reaktor-reaktor nuklir di Fukushima masih menampakkan aktivitasnya yang mungkin dapat membaik tetapi mungkin juga dapat memburuk. Indonesia adalah negara yang berdasar posisi geografisnya rentan terhadap bencana gempa dan erupsi gunung berapi. Sudah banyak pengalaman Indonesia dalam menangani bencana dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari gempa dan tsunami Aceh, gempa Jogja, gempa Padang, tsunami Nias dan terakhir erupsi merapi di Jogja. Semua adalah bencana-bencana yang menagkibatkan korban jiwa yang besar dan kerusakan infrastruktur yang luas. Banyak pujian pada pemerintah terhadap penanganan bencana di beberapa wilayah, tetapi banyak juga celaan terhadap ketidaksigapan pemerintah dalam menangani bencana. Yang sering kita saksikan adalah miskoordinasi pada ranah birokrasi dimana pemerintah pusat dan daerah tidak dapat bekerjasama dengan baik. Bantuan-bantuan melimpah tapi distribusinya tersendat. Keadaan seperti ini membuat lembaga-lembaga kemanusiaan non pemerintah bergerak lebih cepat karena mereka tidak birokratis. Seperi halnya Jepang, Indonesia adalah negera rentan bencana alam. Secara periodik bencana-bencana alam itu datang. Karena sifatnya periodik, maka sudah seharusnya Indonesia siap dengan prosedur penanganan yang baku dimana kita seolah-olah tidak merasa selalu menghadapi bencana yang baru. Kita sudah pernah menghadapi gempa besar, tsunami besar, gunung api meletus besar yang semuanya itu dapat dijadikan referensi untuk menciptakan prosedur penanganan bencana yang semakin lebih baik. Ditambah lagi bencana simultan di Jepang dapat dijadikan pemerintah sebagai sebuah studi banding untuk menghadapi bencana simultan yang mungkin terjadi. sumber gambar: sini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline