Lihat ke Halaman Asli

Rohmatin GitaCahyani

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga

Representasi Brand Ambassador Idola Korea terhadap Produk Kecantikan Lokal

Diperbarui: 2 Juni 2022   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kecantikan merupakan sebuah privillage di masa kini yang menyebabkan banyak perempuan yang menginginkan wajah cantik dengan menggunakan berbagai produk kecantikan. Memiliki wajah yang putih dan mulus merupakan idaman bagi kaum hawa. Dewasa ini, banyak kita jumpai serangkaian produk kecantikan lokal yang mulai bermunculan dengan berbagai varian dan keunggulan yang mereka tonjolkan sebagai sebuah identitasnya. Namun, apakah kalian sadar jika mayoritas dari produk kecantikan lokal tersebut menggunakan brand ambassador yang berasal dari Korea Selatan yang memiliki wajah yang putih dan mulus? Tetapi keduanya memiliki perbedaan iklim dan kulit, antara orang Indonesia dengan kulit orang Korea Selatan.

Korea Selatan saat ini sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Hal ini disebabkan adanya K-pop dan K-drama yang masuk ke Indonesia dan karena itu masyarakat Indonesia memilih untuk mengikuti apa yang idola mereka gunakan. Merek lokal menggunakan hal ini sebagai sebuah keuntungan bagi mereka, karena dengan banyaknya antusias masyarakat Indonesia terhadap para idolanya maka mereka akan dengan sukarela mengelurakan uangnya untuk membeli merek yang digunakan oleh idolanya.

Namun, di sisi lain produk kecantikan adalah sebuah cara yang digunakan oleh manusia untuk merawat kulit mereka dengan baik. Setiap negara memiliki iklim dan tipe kulitnya sendiri. Korea Selatan memiliki jenis kulit yang cenderung putih dan bersih karena matahari di sana yang tidak terlalu terik. Sedangkan di Indonesia sendiri memiliki iklim tropis yang menyebabkan matahari bersinar dengan teriknya di Indonesia dan menyebabkan kulit asli dari orang Indonesia berwarna kuning langsat hingga sawo matang. Kulit orang Indonesia sendiri sebenarnya sangat cantik dan didambakan oleh para turis dari eropa karena terkesan eksotis. Tetapi masyarakat Indonesia lebih memilih untuk mengikuti kulit orang Korea Selatan karena banyaknya budaya Korea Selatan yang masuk ke Indonesia menjadi sebuah pemicu utamanya.

Indonesia harusnya menggunakan seorang brand ambassador yang dapat merepresentasikan kecantikan Indonesia itu sendiri dan dapat memformulasikan produk kecantikan yang memang cocok untuk kulit wanita Indonesia. Karena untuk menjaga kulit yang berada di daerah tropis seperti Indonesia memiliki formulasi khusus agar tidak terpapar cahaya matahari yang terik saat keluar rumah. Berbeda dengan Korea Selatan yang mataharinya tidak seterik di Indonesia, maka tidak membutuhkan formulasi khusus untuk menjaga kulit dari paparan sinar matahari seperti yang ada di Indonesia. Masih banyak sorang public figure dari Indonesia yang memiliki kulit kuning langsat atau sawo matang yang masih terlihat cantik. Bukan cantik khas negara lain, namun cantik khas Indonesia.

Tetapi masih banyak masyarakat yang menyangkalnya karena ingin memiliki kulit putih dan bersih seperti idola Korea Selatan dan menganggap bahwa kulit asli Indonesia terkesan kusam. Alasan tersebut ada karena pemikiran dari mayoritas massyarakat Indonesia sendiri yang masih mengagungkan sebuah kulit putih bersih tanpa memperhatikan kulit asli dari dirinya sendiri. Mereka akan berlomba-lomba untuk mendapatkan kulit putih dan bersih, bukan kulit yang sehat.

Di sisi lain, untuk para perusahaan produk lokal juga akan memperhatikan keuntungan yang mereka dapatkan. Jika dengan menggunakan brand ambassador seorang idola Korea Selatan dapat menarik jutaan pembeli, maka mereka akan melakun itu tanpa memerdulikan faktor dari segi kulit asli orang Indonesia. Biasanya produk kecantikan akan mengeluarkan serangkaian paket yang dapat dibeli dengan bonus Photo Card (PC) para idola Korea Selatan. Lalu para penggemarnya akan langsung menyerbu untuk membeli produk kecantikan tanpa memikirkan apakah produk kecantikan tersebut akan cocok untuk kulit mereka. Mereka sebenarnya hanya menginginkan PC yang ada di dalam skincare tersebut tanpa menggunakan produknya. Meskipun produk kecantikan tersebut dijual dengan harga yang lebih mahal mereka juga akan tetap membelinya karena adanya sebuah PC idola mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline