Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa kehadiran Threads merupakan lawan usaha nyata bagi twitter. Karena itu sejak rencana peluncurannya saja, dunia sosial media selalu dipenuhi dengan analisa, review, opini, wacana tentang persaingan di antara kedua platform sosial media ini sekaligus membedah apa kelebihan dan kelemahan masing-masing platform.Apalagi dua tokoh besar dunia usaha kekinian memang berada di belakang masing-masing platform sosmed tersebut. Meskipun bukan pencetus dan pembuat twitter, namun Elon Musk merupakan pemilik twitter saat ini setelah Elon membelinya seharga US$ 44 miliar atau setara Rp 683 triliun pada Oktober 2022. Kini harganya hanya US$ 20 miliar atau sekitar Rp 304 triliun.
Entah kebetulan atau ada pengaruhnya, yang jelas setelah diambil alih Elon, twitter terus mengalami kemunduran performa keuangan. Bahkan Elon sendiri mengakui secara terbuka bahwa perusahaan dalam posisi genting. Perusahaan kehilangan pendapatan karena pengiklan meninggalkan platform setelah pengambilalihan sehingga terpaksa melakukan perubahan radikal, diantaranya PHK massal serta pemotongan biaya, yang dianggap diperlukan untuk dilakukan untuk menghindari kebangkrutan dan merampingkan operasi.
Di saat twitter tengah genting itulah, instagram yang dibelakangnya ada Mark Zuckenberg segera meluncurkan platform baru yang diberi titel Threads tersebut. Sebenarnya sama seperti Elon, Mark juga bukanlah penggagas dan pembuat Instagram. Mark menjadi pemilik Instagram setelah membelinya seharga seharga USD 1 miliar atau setara dengan Rp 9,1 triliun pada 2012 lampau. Jadi, apakah persaingan antara kedua platform sosmed ini adalah adu mainan dua orang taipan milenial kekinian tersebut?
Yang jelas, usai dikuasai Elon, sudah banyak bermunculan artikel-artikel yang memaparkan kehebohan yang disebabkan oleh kebijakan yang diambilnya. Mungkin karena melihat peluang dari kegaduhan yang terjadi di twitter itulah Mark bergerak cepat untuk meluncurkan Threads yang konon menawarkan kemewahan-kemewahan yang hilang dari Twitter sekaligus menutup kekurangan-kekurangan yang masih dimiliki.
Entah karena trend, fomo, dan epigonisme digital semata, kehadiran Threads segera ditanggapi pasar dengan menakjubkan. Konon dalam tiga hari sejak dirilis, Threads langsung diunduh lebih dari 70 juta pengguna, dengan 95 juta postingan dan 190 juta 'likes'. Meskipun hal ini tidak bisa dikatakan organik karena didorong oleh basis pengguna Instagram sendiri yang juga besar, namun fenomena ini tak bisa dikatakan tidak luar biasa.
Apakah Threads bisa dikatakan mampu menyengat Twitter? Tentu saja ini barulah awal. Masih banyak pembuktian lain yang harus dibuktikan oleh Threads dan tentunya akan banyak antisipasi dan jurus-jurus simpanan yang akan dikeluarkan Twitter dalam mempertahankan supremasi yang telah mereka miliki. Pertarungan baru dimulai, garis akhir masih jauh.
Serangan balasan atau serangan pertahanan tentunya akan segera diluncurkan Twitter. Seperti baru-baru ini ditunjukkan oleh pemilik baru Twitter, Elon Musk. Dalam sebuah cuitannya di twitter, Elon Musk secara parodi memposting gambar logo burung biru twitter tengah mematuk logo kelabang Threads dengan tulisan "There's a reason why their logo is the way it is... I will smash you, Lizard boy." Nah apakah otak-atik logo ini merupakan ramalan bisnis yang bisa dibuktikan oleh Elon dan mampukah nanti Twitter benar-benar mematik kelincahan Threads yang baru dilahirkan ini yang disebut Elon sebagai Lizard Boy (penulis: Bocah Kelabang) tersebut? mari kita saksikan saja bagaimana kedua konglomerat kekinian yang banyak menjadi idola anak muda masa kini tersebut saling beradu ilmu yang semoga bisa memberi banyak pelajaran bagi kita semua. Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H