Lihat ke Halaman Asli

Warisan Literasi Mama

Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Acung Jempol, Pascapandemi Konsumen Indonesia Lebih Utamakan Belanja Brand Lokal

Diperbarui: 12 Juni 2023   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah Satu Sudut Pasar di Indonesia | Sumber foto: pexels dotcom

Sungguh menggembirkan. Baru-baru ini, WGSN sebuah perusahaan analisis tren bisnis dunia baru saja mengumumkan hasil penelitian bertajuk "Asia: Markets to Watch 2023". Terungkap dari hasil penelitian tersebut bahwa ada lima pasar di Asia Pasifik dengan industri ritel yang berkembang pesat, salah satunya adalah Indonesia. 

WGSN juga menyatakan temuannya bahwa Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang sukses memulihkan berbagai sektor industrinya - mulai dari produk consumer goods, ritel, hingga infrastruktur.Indonesia sebagai negara berkembang dengan perkembangan industri e-commerce yang masif, merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. 

Usai terjadinya hantaman pandemi Covid-19, di tahun 2022 PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia berhasil mencapai nilai tertinggi sebesar 5,31% dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir. Diungkapkan juga bahwa Indonesia pada tahun 2022 tersebut, merupakan negara dengan tingkat penetrasi internet tinggi sebesar 66%, dengan komposisi demografi 52% dari 270 juta penduduk merupakan kaum milenial dan gen-Z yang mahir menggunakan teknologi digital. Karena itu, di masa-masa mendatang, pengaruh generasi muda tersebut akan semakin dominan dalam menentukan prioritas dan perilaku konsumen yang ada.

Annya Suhardi, APAC Consultant WGSN dalam surelnya mengenai temuan ini menyatakan, "Kini, konsumen Indonesia lebih memilih untuk mendukung brand lokal melalui inisiatif "Support Lokal". Tren hyperlocalism akan membuka peluang bagi merek dalam negeri untuk saling berkolaborasi menciptakan produk yang memiliki nilai warisan budaya."

"Inisiatif tersebut juga didukung oleh potensi ekonomi kreator yang masif di kawasan Asia Pasifik dengan nilai belanja US$1 triliun (setara dengan Rp15 kuadriliun). Sudah menjadi hal biasa bagi brand untuk bekerja sama dengan content creator guna meningkatkan penjualan dan visibiltas merek, terutama untuk konsumen berusia muda yang menunjukkan preferensi berbelanja produk lokal," lanjutnya dalam surel yang sama.

Sebagian besar perilaku konsumen di kawasan Asia Pasifik saat ini, termasuk juga Indonesia, memiliki preferensi untuk mencari hiburan karena tingginya tuntutan pekerjaan. Lebih lanjut, laporan WGSN ini mengungkapkan bahwa ekonomi kreator akan memainkan peran penting dalam membentuk tren konsumen di Indonesia. Kreativitas pan-Asia yang terinspirasi oleh nostalgia dan gerakan 'Support Lokal' akan menjadi kekuatan brand lokal. Selain itu, gerakan ini juga dapat mendorong industri video game Indonesia yang memiliki berbagai nilai budaya lokal untuk mencapai potensi maksimalnya.

Namun perlu diingat bahwa walaupun kawasan Asia Pasifik secara penuh sudah memasuki era pascapandemi, kenyataan akan tingginya kenaikan inflasi dan suku bunga tetap memicu rasa khawatir khalayak terkait permasalahan kenaikan biaya hidup. Sebagai antisipasinya, banyak konsumen yang semakin cermat dalam menentukan preferensi berbelanjanya agar sesuai dengan keinginan mereka di tengah permasalahan serta tantangan perekonomian yang masih membayangi hingga saat ini.

Semoga dengan semakin tingginya kesadaran konsumen Indonesia untuk lebih mengutamakan pembelanjaan produk-produk lokal tersebut, semakin banyak produk lokal yang berhasil menjadi raja di negeri sendiri, bahkan menjadi raja di dunia karena jumlah konsumen Indonesia yang besar dan potensial. Tabik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline