Lihat ke Halaman Asli

Warisan Literasi Mama

Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mahasiswa, Tolong Jangan Bohongi Orangtuamu!

Diperbarui: 27 Agustus 2020   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu demo mahasiswa sebuah PT atas tarif UKT di masa pandemi - Sumber Foto:tribunnews.com

Sebuah cuitan dari Rektor Universitas Negeri Yogyakarta mengusik hati pagi ini. Sungguh keterlaluan ternyata masih banyak mahasiswa yang tega menipu orang tuanya di tengah pandemi Covid-19 yang menimpa saat ini. Melalui akun pribadinya @sutrisna_wibawa, rektor UNY yang bernama lengkap Prof. Dr. H. Sutrisna Wibawa, M.Pd. ini berpesan dengan keras, "Tolong Hargai Pengorbanan Orang Tua Kalian, Jangan Tipu Mereka!" begitu pesannya melaui utas yang diunggahnya.

Pak Rektor menceritakan bahwa beberapa hari yang lalu, ada beberapa orang tua mahasiswa yang datang ke kampus, memohon keringanan UKT untuk anaknya karena katanya dulu sudah mengajukan tapi tidak disetujui oleh universitas.

Setelah dicek, ternyata mahasiswa yang bersangkutan sudah mendapatkan pemotongan, bahkan ada yang sampai dibebaskan UKT-nya, namun tidak jujur kepada orang tuanya.

Tuntut Pemotongan UKT: Sejumlah mahasiswa UNY berunjuk rasa di depan kampus UNY, Sleman, Yogyakarta - Sumber Foto: mediaindonesia.com

Dus, orang tuanya tetap memberikan uang UKT full tapi uang tersebut entah dipakai apa oleh sang anak.Menurut Sutrisna Wibawa, kasus-kasus seperti itu tidak cuma sedikit, melainkan banyak sekali. Malah sampai ada yang meminta uang praktek dan lain-lainnya padahal saat pandemi kampus telah mengurangi kegiatan langsung dan menghilangkan beberapa praktek perkuliahan dan mengganti dengan hal lain.

"Kadang jika teringat kelakuan-kelakuan mahasiswa seperti itu saya sangat sedih, kenapa mereka sampai tega menipu orang tuanya sendiri? Padahal mereka bersusah payah demi anaknya agar bisa memberikan yang terbaik, tapi si anak tidak bisa menjaga amanah tersebut," cuitnya prihatin.

Terpicu oleh keprihatinan tersebut Sutrisna Wibawa lanjut menceritakan kenangan pilunya saat menjadi Sesditjen Belmawa Kemristek Dikti.

Saat itu, Sutrisna tengah memenuhi undangan wisuda sebuah universitas. Saat acara akan dimulai, ada sepasang orang tua yang kebingungan di luar gedung. Ketika dikonfirmasi katanya mereka mencari anaknya yg akan diwisuda hari tersebut. 

Beberapa hari sebelumnya si anak menelpon ktnya hari itu akan diwisuda, sehingga mereka sengaja datang dari kampung sampai menjual kambing untuk menyewa mobil demi menghadiri wisuda sang anak.  

"Namun saat dicek pihak universitas ternyata anak bersangkutan sudah DO 2 tahun sebelumnya, tapi kepada kedua ortunya mengaku masih kuliah, setiap semester masih minta uang untuk SPP dan perbulannya meminta uang bekal. Astagfirullah," cuitnya sedih.

Akhirnya sebelum menutup utasnya, Sutrisna berpesan, "Jika tidak bisa membuat mereka bahagia, maka jangan terlalu membebaninya, jaga nama baik mereka, dan doakan mereka disetiap ibadahmu. Jangan diperbudak oleh gaya hidup sehingga lupa akan mereka."

Paradoks Demo Mahasiswa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline