Lihat ke Halaman Asli

Warisan Literasi Mama

Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Bahagianya Kita Ketika Tukang Sampah Senyumnya Merekah

Diperbarui: 24 Juli 2020   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Anies Baswedan ikut mengangkut keranda  Taka (43), petugas PPSU  yang menjadi korban tabrak - Sumber: tribunnews.com

Lelaki berusia 43 tahun itu sengaja berangkat pagi-pagi. Benar-benar masih sangat pagi, pukul 3 dini hari dia berangkat dari rumah tinggalnya ketika masih banyak orang terlelap dipeluk mimpi. Meninggalkan istri dan putrinya yang masih berumur 3 bulan, dia ingin mengerjakan tugasnya yang mulia dengan sempurna. Membersihkan jalanan Jakarta ketika kemacetan belum tercipta.

Hasilnya, jalanan jadi bersih dan nyaman, ketika orang-orang mulai ramai berangkat bekerja dan beraktivitas untuk memenuhi berbagai keperluannya.Namun sial tak bisa diramal. Seorang pengendara motor yang entah ngantuk, meleng, atau tak hati-hati menabraknya tanpa ampun. Mungkin karena jalanan masih sepi, ia ngebut tak terkendali. Akibatnya Taka, lelaki petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) harus menghembuskan napas terakhirnya karena tabrakan itu.

Lebih jahat lagi, pengendara motor itu tak mau bertanggung jawab. Berhenti saja tidak dilakukannya. Ia memilih disebut pengecut yang tabrak lari yang meninggalkan duka tak terkira bagi keluarga yang ditinggalkan Taka. Taka yang pekerjaan mulianya membuat kita bisa tertawa lepas tanpa tertanggu adanya sampah dimana, harus mereggang nyawa, tanpa ada tanggung jawab penabraknya. Sungguh sang penjaga kebersihan itu meninggalkan duka yang tiada tara bagi keluarganya.

Tentu saja bagi keluarganya keberadaan Taka tiada duanya. Air mata tangis sang istri terus-menerus mengalir karenanya. Untungnya Cahaya Cantika, anak Taka yang baru berumur 3 bulan terus menerus tersenyum seakan-akan menghibur ibunya yang sangat berduka. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa memberikan kekuatan, keihlasan dan berkah yang tak terhingga kepada keluarga yang ditinggalkan Taka.

Antara Sampah dan Tawa

Adakah di antara kita yang bisa tertawa lepas atau tersenyum bahagia ketika tiba-tiba ada bau sampah yang menyengat di sekitar kita?

Jujur, pastinya sebagian besar kita tidak bisa atau segan melakukannya. Yang ada bukannya tawa, melainkan buru-buru menutup mulut dan hidung rapat-rapat atau boleh disebut cemberut.

Mungkin karena itulah maka sampah sering dituduh sebagai sumber berbagai macam penyakit. Berkebalikan dari peribahasa "kebersihan pangkal kesehatan" maka sampah dianggap sebagai pangkal sumber penyakit.

Kita tentunya setuju akan sebuah pernyataan bahwa tertawa itu sehat. Karena tertawa itu sehat maka kebersihan adalah pangkal kesehatan. Pasalnya orang bisa tertawa lepas dan bebas ketika lingkungan sekitarnya bersih dan nyaman.

Dus, menjaga kebersihan mutlak dilakukan agar kita bisa tertawa dan tentu saja terjaga kesehatannya karenanya. Nah untuk kepentingan menjaga kebersihan inilah kita membutuhkan bantuan tukang sampah.

Tukang Bersih-Bersih

Sebenarnya saya kurang sepakat dengan istilah tukang sampah yang disematkan pada orang-orang yang bertugas mengambil, membersihkan, mengangkut dan membuang sampah tersebut.

Mestinya yang disebut tukang sampah adalah mereka yang suka membuat sampah dan membuang sampah sembarangan. Bukan orang-orang yang kenyataannya justru selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan mengelola sampah-sampah yang ada dengan semestinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline