Pagi tadi bangun tidur ada whatsapp dari teman baik. Teman sangat baik meski belum pernah bertemu sekalipun. Perkenalannya sangat sederhana.
Berawal dari saya tertarik dengan bukunya yang direview oleh teman saya yang lain. Maka cerita dapat ditebak. Akhirnya saya membeli bukunya.Rupanya kami klik. Apalagi kemudian kami bergabung sama-sama dalam program belajar meditasi bareng.
Bedanya saya baru beginner, sedang ia sudah menjalaninya puluhan tahun. Lalu kami sering chat. Dari yang serius, saling sharing hal-hal yang bermanfaat dan menginspirasi, hingga cekakak-cekikik nggak jelas. Sampai-sampai anting indah pun pernah dkirimkannya padaku sebagai kenang-kenangan sepulang dirinya dari tugasnya ke daerah yang eksotis.
"Aku mau telpon", ujarnya via WA pagi tadi.
"Lha, monggo," jawab saya girang.
Karena saya paling senang kalau dia sudah berkata seperti itu. Sebab setiap kalimatnya adalah ilmu, dan setiap katanya adalah harapan dan doa baik. Dan adalah sebuah berkat jika dia punya waktu buat telpon saya.
"Halloo..." Suara di seberang sana terdengar riang.
"Eh, sorry..aku baru bangun. Baru sempat baca wa-mu," ujar saya.
"Gini..gini... Kamu tuh pernah kerja di media ya..?" Deg! Agak kaget saya dengan pertanyaannya tersebut.
"Iya. Kenapa, mbak?" jawabnya penasaran.
"Aku tuh mau ngasih project tulisan buat kamu ..."