Bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (2 Mei) kemarin, kabar bahagia menjadi kado istimewa bagi siswa SMU/SMK. Hari itu mereka mendapatkan pengumuman kelulusan sekaligus menerima ijazah atau sertifikat kelulusan secara daring (online).
Tentu saja sistem pengumuman kelulusan secara daring ini tidak serta merta dilakukan Departemen Pendidikan begitu saja. Sebelumnya, sistem pendidikan yang dijalankan memang sudah diubah menyesuaikan dengan kondisi kritis akibat pandemi corona yang menimpa.
Dimulai dengan sistem belajar dari rumah (School From Home/SFH), hingga peniadaan Ujian Nasional (UN) yang pertama kalinya. Sehingga keputusan/penilaian kelulusan diserahkan kepada sekolah masing-masing.
Apakah hal ini akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas kelulusan SMU/SMK yang ada? Entahlah, untuk menjawab hal tersebut tentunya nanti memerlukan riset atau evaluasi tersendiri memngenainya.
Jika mempertimbangkan pemerataan kualitas masing-masing sekolah termasuk antar daerah, tentunya standar kualitas kelulusan tahun ini tidak akan sama di tiap-tiap sekolah dan daerah. Namun tentunya hal ini bisa dimaklumi mengingat kondisi krisis karena pandemi Covid-19 yang tengah melanda.
Yang jelas pada 2 Mei 2020 kemarin, siswa kelas 3 SMU/SMK bisa merayakan pesta atas kelulusan mereka. Sialnya mereka tidak bisa mengekspresikan kegembiraannya, seperti tradisi yang biasanya dilakukan para siswa pendahulu mereka.
Tak ada aksi semprot pilok dan corat-corat spidol di baju putih sekolah. Tak ada aksi konvoi dan kegilaan khas anak SMU/SMK lainnya. Dan yang lebih menyedihkan lagi, tak ada acara perpisahan sebelum kelas mereka dibubarkan untuk melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi lagi.
Di satu sisi, kondisi ini memberikan sisi positifnya yang tersendiri. Tak ada kegaduhan, tak ada keributan, dan tak ada euforia berlebihan yang membahayakan. Boleh jadi kelulusan SMU/SMK tahun 2020 ini akan menjadi rekor sebagai kelulusan paling tenang dan paling damai sepanjang sejarah.
Memang, kelulusan angkatan mereka jelas akan menjadi catatan penting dalam sejarah. Catatan yang akan memperkaya pengalaman dan pilihan metode kelulusan baru yang mungkin bisa dijadian acuan untuk menciptakan sistem kelulusan di masa depan yang lebih ideal dan menjanjikan.
Bukankah selama ini, banyak kalangan mengimpikan terwujudkan momen kelulusan SMU/SMK yang santun, beradap, tenang, damai, disiplin dan teratur? Sementara itu hal tersebut nampak sulit untuk diwujudkan.
Energi, emosi dan gairah anak SMU/SMK yang begitu besar selalu menjadikan euforia kebahagiaan momen kelulusan berlangsung dengan dipenuhi rasa was-was atas hal-hal yang riskan dan membahayakan.
Seperti mimpi, akhirnya kelulusan SMU/SMK telah diumumkan. Tak ada keramaian, tak ada keributan, tak ada pesta euforia khas anak SMU/SMK. Semua berlangsung senyap dan hikmat di dunia nyata.