Lihat ke Halaman Asli

Warisan Literasi Mama

Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Menyulap Kandang Menjadi Ekowisata Pendidikan Agraris

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13972336381433273097

[caption id="attachment_303068" align="alignnone" width="574" caption="Mencintai Binatang Ternak Membuka Cinta Anak-anak pada Dunia Agraris"][/caption]

Weekend di kota besar seperti Jakarta, tak mudah mencari lokasi bermain yang bebas untuk anak-anak. Akhirnya pilihan termudah adalah ke mall sebagai pilihan praktis. Pasalnya, hampir semua mall di Jakarta tersedia wahana bermain anak. Usai bermain tentu dilanjutkan menuju foodcourt atau restoran yang menyediakan banyak pilihan menu untuk makan siang. Akhirnya sebelum pulang, bisa dipastikan orang tua mampir belanja yang notabene masih di dalam mall tersebut. Praktis bukan..? Sekilas terasa menyenangkan tentunya.

Namun, akankah terus menerus seperti itu? Setiap akhir pekan, setiap ingin mengajak anak beraktifitas bebas sesuka-suka mereka? Wow… tentu tidak.Selain menguras budget, juga kurang baik untuk anak-anak jika hal tersebut dilakukan terus menerus. Bisa-bisa anak akan kecanduan mall dan terjangkiti budaya yang cenderung konsumtif.

Kreativitas Peternakan yang Menakjubkan

Indonesia adalah negara agraris. Pertanian, peternakan, perikanan dan usaha-usaha agrarislah yang seharusnya menjadi tulang punggung perekonomian bangsa. Sayangnya, potret pelaku usaha agraris seperti petani yang miskin, peternak yang kotor dan nelayan yang susah, menyebabkan dunia agraris seperti semakin dijauhi generasi muda. Padahal di tangan generasi mudalah nasib keunggulan dunia agraris Indonesia dipertaruhkan.

Kemajuan dunia agrarislah salah satu potensi yang akan menyelamatkan perekonomian Indonesia ketika hasil tambang semakin habis, hutan-hutan tak lagi bisa dijual, dan sumberdaya alam tak terbarukan lainnya tak lagi bisa dieksplorasi. Untuk itu harus diupayakan agar generasi muda Indonesia mencintai dunia agraris dan tak terjerat kehidupan hedonis yang konsumtif. Harus diupayakan agar anak-anak Indonesia mengerti dan mencintai dunia pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan aneka ragam kekayaan usaha agraris lainnya.

Menawarkan solusi kreatif untuk mendekatkan generasi muda khususnya anak-anak perkotaan dengan dunia agraris inilah maka d’ kandang didirikan. Mengusung slogan “The Amazing Farm” mereka menawarkan ekowisata kawasan peternakan & perkebunan yang full edukasi sekaligus menginspirasi anak-anak yang mengunjunginya.

Menurut Junaidi Abdullah, penanggung jawab operasional d’ kandang, edukasi yang ditawarkan yaitu membagikan wawasan keilmuan tentang kehidupan yang bisa didapatkan dari hewan dan tanaman. Misalnya, “Oh ini bisa dibuat nilai lebih ya. Kotoran sapi yang awalnya dianggap mejijikkan, ternyata bisa menghasilkan uang. Pertama untuk pupuk, kedua biogas, ketiga yang baru dalam tahap eksperimen yaitu budidaya cacing (kascing).Kotoran sapi diendapkan seminggu, lalu ditaruh cacing. Lama-lama berkembang biak, dan ternyata bisa memenuhi kebutuhan pasar untuk perusahaan kosmetik, perusahaan obat-obatan dan lain-lainnya. Untuk hal tersebut, d’ kandang telah bekerja sama dengan tim ahli yang terus melakukan penelitian.

Sedangkan untuk tujuan menginspirasi, d’ kandang berupaya agar bisa memunculkan jiwa entrepreneur yang dimiliki anak-anak. Sebagai contoh, d’kandang memberikan produk-produk olahan yang asli dan benar-benar dari ternak sendiri, misalnya susu dan yoghurt. Memberikan media membuka peluang bisnis untuk anak-anak. Yuk… jualan, ambil barangnya dari sini. Nanti anak-anak belajar untuk menawarkan dagangan.

Jangka selanjutnya anak-anak akan diberikan pengetahuan mengenai proses produksi susu. Anak-anak dilibatkan dari mulai memera dan proses cooling. Kalau ada yang ingin membeli susu murni silahkan. Jika ingin yang pasteurisasi dan diolah menjadi yoghurt, itu bisa memberikan nilai tambah. Jadi dari satu liter bisa jadi 4 botol susu. Kalau cuma susu murni seharga 8 ribu. Pengetahuan inilah yang berusaha ditumbuhkan, jiwa enterpreneurnya ada. Selain dunia peternakan, d’ kandang juga memperkenalkan dunia perkebunan dengan adanya kebun tanaman buah seperti papaya, belimbing, jambu Jamaica dan jambu Kristal.

Dekat Jakarta, Banyak Paketnya

Mungkin sebenarnya di Indonesia banyak lokasi “farm” yang bisa dijadikan sarana edukasi anak-anak. Keunggulan dari d’ kandang adalah lokasinya yang tidak jauh dari Jakarta. Tepatnya di Jl. Penarikan RT.007/02 Kel. Pasir Putih Kec. Sawangan Depok – Jawa Barat. Dari total lahan seluas 8 ha, 6 ha lahan yang ada sudah dioptimalkan menjadi wahana ekowisata edukasi yang menarik.

Hebatnya tiket masuk lokasi ini sangat murah, hanya Rp. 5000/orang. Begitu pintu gerbang dibuka, terlihat pemandangan lahan luas agak berbukit, masih alami, hijau, dan berumput tanpa sentuhan beton-beton khas gedung atau mall di kota besar. Adapun paket ekowisata edukasi yg telah diluncurkan ada beberapa ragam:

Pertama adalah paket hewan. Anak-anak akan diajak mengenal berbagai macam hewan ternak jenis mamalia yang dimiliki d‘ kandang. Mulai dari 6 jenis sapi dengan karakter da nasal yang berbeda, kuda yang meliputi kuda lokal, poni dan Australia, kebo bule, jenis kambing yang meliputi kambing garut,kambing Etawa yang bisa diperah susunya serta domba Garut yang bisa dijadikan delman domba dan dikendarai oleh anak-anak.

Beragam aktifitas menarik yang bisa dilakukan anak-anak dalam paket hewan ini adalah: memerah susu langsung dari sapinya, menangkap ikan langsung dari kolam ikan, menungggang kuda, naik delman domba garut keliling lokasi farm, serta memberi minum susu anak-anak kambing.

Masing-masing aktivitas di atas, diharapkan mampu menumbuhkan karakter positif pada anak. Dari pengenalan jenis sapi diharapkan muncul unsur keberanian.Kalau ada anak yang takut akan diajak untuk berani. Kenapa? Karena dari situ mereka diajarkan agar bisa membedakan sapi yang jinak dan liar. Kalau sapi itu sudah diikat, berarti insya allah sudah aman. Dan jarak yang diatur untuk pengunjung itu aman. Jadi tidak perlu takut.

Materi science juga disajikan dalam paket ini. Anak-anak diberi pengetahuan bahwa sapi termasuk hewan herbivora. Jadi tidak mengigit, hanya menyeruduk. Itu sebabnya sapi harus diikat agar tidak mengganggu orang. Karena kelemahan sapi ada di hidung, maka hidunglah yang diikat. Dengan begitu anak-anak tidak perlu takut lagi.

Karakter lain yang diharapkan tumbuh adalah empati. Anak-anak menjadi empati bahwa binatang ternak itu adalah mamalia yang luar biasa karena menghasilkan susu bagi sumber gizi manusia.Dan terakhir dari paket ini anak-anak bisa mendapatkan karakter bersyukur. Bersyukur bahwa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya agraris yang sangat potensial untuk dikembangkan.

Selain menyajikan paket hewan, d’kandang yang buka dari pukul 8.30 sd 16.00 tersebut juga menawarkan paket tanaman. Berupa pengenalan & klasifikasi tanaman hias, tanaman buah dan tanaman sayuran. Diperkenalkan kenapa buah itu luar biasa. Kita lempar saja bisa tumbuh dan memberikan buahnya yang lezat bagi kita. Juga diberikan pembelajaran hidup yang bisa dipetik dari tanaman. Misalnya kenapa buah belimbing harus dibungkus? Itu karena buah belimbing agar aman dari serangga. Serangga bisa kita ibaratkan pengaruh buruk. Jadi dalam hidup kita juga harus dibungkus dengan prinsip hidup yang baik agar bisa bertahan dari serangan serangga pengaruh buruk.

Pada paket tumbuhan juga ditawarkan sesi menanam bersama-sama. Diajarkan pengetahuan tentang media tanam itu ada apa saja, apa alat-alat untuk menanam, kenapa ada kotoran hewan untuk pupuk, serta pengetahuan bahwa ternyata hewan dan tanaman itu saling bersinergi dan membantu.

“Untuk lebih meningkatkan rasa cinta pada pertanian, d’ kandang juga memberikan sesi memanen sayuran. Logikanya agar anak-anak yang sebelumnya merasakan capeknya menanam akhirnya bisa merasakan asyiknya memanen. Dari capek ke asyik. Jika kita mau bercapek-capek menanam dengan baik tentu hasilnya akan menggembirakan,” tambah Junaidi Abdullah menjelaskan.

Pada sesi memanen bersama ini juga disisipkan nilai edukasi dan moral positif bagi anak-anak. Misalnya dengan perintah, “petik 10 buah cabe!, petik 5 batang bayam! dsb.” Melalui perintah dalam bentuk permainan memanen tersebut anak-anak diajarkan untuk berhitung dan jujur. Hasil petikan mereka akan diperiksa. Jika kurang atau lebih dari yang diperintahkan berarti belum bisa berhitung atau tidak jujur.

Bicara tentang kreativitas d’kandang dalam mengeksplorasi potensi agraris bagi ekowisata edutainment seperti taka da habisnya. Pasalnya selain paket-paket yang kita bahas di atas, masih banyak paket-paket lainnya yang juga menarik. Misalnya sesi pengetahuan tentang sampah, bagaimana sampah harus diolah dan bisa menjadi pupuk dan lainnya.

Lebih jauh ke depan, rencananya d’ kandang bekerja sama dengan institusi akademik seperti IPB akan mengembangkan edukasi acroponic, yaitu kolam ikan yang atasnya ditanami tanaman organik. Semoga rencana yang saat ini masih berupa eksperimen tersebut berjalan lancar dan anak-anak Indonesia mampu mendapatkan wahana kreatif untuk belajar dunia agraris secara lebih mudah dan menyenangkan.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline