Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Anak di Lingkungan Sekolah

Diperbarui: 4 November 2024   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menurut Pieper dan Uden dalam Alifiya (2016), kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya. Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) dalam Dewi (2012), kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.
Kesehatan mental dapat diukur dengan dengan Self Questionnaire (SRQ) merupakan status emosional idividu, dimana SRQ terdiri dari 20 pertanyaan yang mempunyai pilihan jawaban "ya" dan "tidak" (Konna, 2017). Penilaian pada kuesioner menggunakan nilai batas pisah 5/6 yang berarti apabila responden menjawab minimal 6 atau lebih jawaban "ya", maka responden tersebut diindikasikan mengalami masalah kesehatan jiwa neurosis. Nilai batas pisah 5/6 ini didapatkan sesuai penelitian uji validitas yang telah dilakukan Iwan Gani Hartono, peneliti pada Badan Litbang Depkes tahun 1995. Menurut Konna (2017), Pada penelitian ini pengkategorian dibagi menjadi 2, yaitu: 

1) Terganggu, jika respoden menjawab "ya" sebanyak 6 pertanyaan dari 20 pertanyaan yang diajukan.
2) Tidak tidak terganggu, jika responden menjawab "ya" sebanyak < 6 pertanyaan dari 20 pertanyaan yang diajukan.

Kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap anak sd, selain itu,  keluarga juga menjadi tempat berlindung memberikan rasa kenyamanan dan memberikan kasih sayang. Dalam keluarga terjadi komunikasi dua arah (suami istri) dan komunikasi segala arah bagi semua anggota keluarga (ayah-ibu-anak) yang berfungsi mengarahkan, membina, memberi perhatian dan kasih sayang kepada semua anggota. Apabila fungsi keluarga di atas tidak berjalan maka timbulnya berbagai permasalahan kesehatan mental yang dialami oleh seluruh anggota keluarga di dalam rumah tersebut baik itu, anak-anak, dan kedua orangtuanya. Kesehatan mental juga sering terjadi dilingkungan sekolah berupa adanya kondissi stress akademik yang di alami oleh siswa Hubungan sosial yang tidak baik di sekolah juga menyumbang ketidaksehatan mental bagi siswa. Sebagaimana dalam penelitian dijelaskan bahwa adanya kondisi depresi yang dialami siswa di lingkungan sekolah akibat perilaku antisosial. Berdasarkan hal demikian, perlu dilakukan untuk mengembangkan kesehatan mental di sekolah agar peserta didik aktif dan berprestasi dalam belajar, memiliki hubungan sosial yang baik, mampu untuk merencanakan arah karier dan membuat keputusan arah karier. Menurut Daradjat dalam Mahfud (2014), faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental itu secara garis besar ada dua faktor internal dan eksternal.

 1. Faktor internal ini antara lain meliputi: kepribadian, kondisi fisik, perkembangan dan kematangan, kondisi psikologis, keberagamaan, sikap menghadapi problema hidup, kebermaknaan hidup, dan keseimbangan dalam berfikir.
2. Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain: keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan, lingkungan, dan sebagainya.

Dari pembahasan diatas dapat dissimpilkan bahwa Kesehatan mental adalah kemampuan jiwa untuk menyesuaikan diri terhadap lingkunganya dalam Upaya untuk mencapai kepuasan dan kebahagiaan atau ketentraman hidup sehingga terhindar dari gangguan jiwa. Dengan penyesuaian ini orang akan  berhadapan dengan problem-problem, goncangan yang ada dari dalam dirinya ataupun luar dirinya dan tempat Dimana individual bergaul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline