Keluarga merupakan peran utama dalam kehidupan seorang anak dan sangat berpengaruh besar dalam tumbuh kembang anak, baik itu dalam perkembangan fisik ,emosional dan sosial.Apabila dalam keluarga mengalami keretakan itu sangat berpengaruh bagi psikis anak didik tersebut.Dalam hal ini keluarga yang mengalami broken home menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan sering terjadi permasalahan yang menimbulkan pertengkaran kedua orang tua dan berujung pada perpisahan.
Adanya perceraian di dalam keluarga menimbulkan kerugian banyak pihak terutama bagi anak,kerena anak adalah adalah anggota keluarga yang paling dekat dengan kedua orang tua maka dari itu anak adalah orang yang paling menjadi korban atas kejadian tersebut dan juga dapat memperhambat pertumbuhan dan juga mengganggu psikolog anak.
Anak yang awalnya mempunyai keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang dari orang tua ,mempunyai kepribadian yang baik dilingkunganya tiba- tiba semangat dan kebahagiaanya di patahkan karena masalah yang di sebabkan oleh kedua orang tuanya namun berbeda hal nya dengan anak yang belum mengerti apa itu perceraian.Maka tidak dapat dapat di pungkiri sebagian besar anak terutama untuk anak usia 5-6 tahun yang mengalami keadaan tersebut banyak yang mengalami gangguan mental dan ketidakstabilan emosional.
pola asuh dari keluarga yang broken home bukan hanya dari segi mental saja,namun juga berdampak dalam hal sikap dan proses belajar bagi anak didik tersebut.Seperti anak yang mengalami broken home biasanya mempunyai sikap yang tidak ingin diatur ,mudah terpengaruh dengan hal-hal negative,sulit bergaul dengan teman sebaya ketika di sekolah karena anak tersebut mempunyai rasa minder kepada teman yang mempunyai keluarga yang harmonis ,rasa semangat belajar di sekolah dan tidak percaya dirinya hilang.
Anak yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang bahagia dan sempurna,tentu akan menciptakan tumbuh kembang yang optimal dan tumbuh kembang seorang anak merupakan tanggung jawab dari orang tua bagaimana kedua orang tersebut mengasuh, ketika pola asuh dari orang tua tersebut salah maka juga akan berdampak fatal .Padahal dimasa ini anak mengalami masa golden age atau yang di kenal dengan masa keemasan dan memberikan peran yang cukup besar dalam pembentukan kualitas manusia.Maka orang tua ketika dalam mengasuh dan mengajarkan anaknya harus penuh dengan kasih sayang dan melakukan komunikasi yang baik ketika mendampingi anak didik dalam proses belajar,karena itu mental dan emosional anak akan tumbuh dengan baik dan sempurna.
Proses belajar anak didik merupakan masa dimana anak tersebut masih proses mengingat, membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja melalui tahap ketika ia bisa menggunakan pemikiran logis.Ketika dalam dunia pendidikan anak tersebut akan berkembang dan tumbuh dibawah pengawasan seorang guru ,guru juga berperan penting dalam mengajarkan anak didiknya untuk saling berinteraksi sosial dengan teman sekelas maupun di lingkungan sekolah.
Pada fase ini anak didik yang mempunyai latar belakang keluarga broken home cenderung akan menarik dirinya ketika dalam bersosialisasi atau berorganisasi karena dia selalu merasa malu dengan kondisi keluarganya dan dia akan takut di bully teman -temanya ,sekaligus merasa iri dengan teman-temanya yang selalu mendapat perhatian dan kasih sayang yang penuh dari orang tuanya.Maka dari orang tua harus biasa memberikan fisik dan mental sepenuhnya buat anak walaupun sudah adanya perceraian itu tidak menjadi penghalang untuk kedua orang tua tidak mengasuh anak dengan baik dan memberikan kasih sayang dan tanggung jawab yang penuh bagi anak ketika masih dalam proses belajar agar anak tersebut selalu merasa cukup dan pembentukan moral , emosionalnya juga akan baik dan rasa percaya dirinya juga akan tumbuh ,karena self eetem atau rasa percaya diri merupakan aspek penting dalam kepribadian yang akan di perlihatkan melalui prilakunya.
Orang tua dan guru merupakan 2 aspek yang berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan emosional,moral,dan sosial anak usia dini.
Meskipun dari kondisi orang tua yang tidak lengkap setidaknya anak didik tersebut mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua.Sedangkan untuk lebih meningkatkan aspek perkembangan sosial emosional pada anak yang mengalami broken home diharapkan guru mampu menyikapi prilaku anak ketika dalam lingkungan sekolah dan tidak membedakan kondisi anak,sehingga anak tersebut akan merasa cukup dari segi mental dan fisik nya.
Nama : Siti Nurrohmah
Nim. : 204230033