Semarang (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Semarang (Disdik Semarang) memperkuat layanan bimbingan konseling di sekolah-sekolah dengan tujuan mendampingi siswa-siswa dalam mengelola permasalahan mereka dengan baik. Hal ini disampaikan oleh Kepala Disdik Kota Semarang, Bambang Pramusinto, dalam acara Ngopi Bareng (Ngobrol Penting Stakeholder Pendidikan Kota Semarang) yang berlangsung di Kampung Jawi, Semarang, pada Rabu.
Bambang menegaskan pentingnya intensifikasi komunikasi antara siswa dan guru. "Apabila ada masalah, siswa dapat mengkomunikasikannya kepada guru. Kami berupaya meningkatkan komunikasi antara siswa dan guru," ujarnya.
Inisiatif ini muncul sebagai tanggapan atas insiden dugaan bunuh diri seorang pelajar sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah Gunungpati, Semarang, pada Selasa (9/1) yang lalu. Kasus tersebut menjadi perhatian utama dalam diskusi pada kegiatan Ngopi Bareng, di mana pihak kepolisian turut hadir memberikan masukan.
Meskipun layanan bimbingan konseling sudah ada di sekolah-sekolah, Bambang menyatakan bahwa layanan ini perlu ditingkatkan. Guru-guru diharapkan dapat secara proaktif mendekati siswa serta berkomunikasi dengan orang tua. "Layanan konseling sudah ada, tapi kami akan memperkuatnya sehingga guru bisa lebih proaktif mendekati siswa, dan orang tua juga perlu terlibat," katanya.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah penggunaan ponsel pintar oleh siswa. Bambang menyebutkan bahwa mayoritas pelajar sudah menggunakan gadget, dan tidak semua informasi yang mereka akses dapat dipantau oleh orang tua atau guru. "Rata-rata anak-anak sekarang membawa gadget. Kita tidak tahu informasi apa saja yang mereka akses, termasuk informasi yang tidak baik. Oleh karena itu, konseling rutin antara siswa dan guru sangat diperlukan," ujarnya.
Selain layanan bimbingan konseling, Disdik Kota Semarang juga berencana untuk memperkuat karakter siswa. Tujuannya adalah membekali mereka dengan nilai-nilai luhur sehingga tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif. "Penguatan karakter juga akan kita lakukan untuk membekali siswa dengan nilai-nilai luhur," tambah Bambang.
Kegiatan Ngopi Bareng yang digelar oleh Disdik Kota Semarang ini bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi program-program pengembangan pendidikan. Kegiatan ini rencananya akan dilakukan secara rutin setiap bulan dengan membahas isu-isu terkini, seperti tawuran pelajar dan pertanian perkotaan (urban farming). "Ini adalah kegiatan perdana. Bulan-bulan berikutnya akan lebih tematik sesuai isu-isu pendidikan yang aktual. Misalnya, untuk isu tawuran pelajar, kami akan mengundang Polrestabes untuk memberikan paparan, sementara untuk urban farming, kami akan mengundang Dinas Pertanian," jelas Bambang.
seorang siswi SMP berusia 13 tahun ditemukan meninggal dunia diduga akibat gantung diri di belakang rumahnya di Gang Nangka, Gunungpati, Semarang, pada Selasa (9/1) sekitar pukul 05.00 WIB. Kejadian ini menambah urgensi perlunya pendampingan dan bimbingan yang lebih intensif bagi siswa-siswa.
Disdik Kota Semarang tidak hanya menitikberatkan pada peningkatan layanan bimbingan konseling, tetapi juga menyadari perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dalam mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan siswa. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui kegiatan-kegiatan seperti Ngopi Bareng, yang menjadi forum bagi berbagai pemangku kepentingan dalam pendidikan untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama.
Dalam jangka panjang, Disdik Kota Semarang berencana untuk meningkatkan keterlibatan semua pihak terkait, termasuk orang tua, guru, dan komunitas, dalam mendukung siswa. "Kami ingin semua pihak terlibat, mulai dari guru, orang tua, hingga komunitas. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk memastikan anak-anak kita tumbuh dan berkembang dengan baik," ujar Bambang.
Program ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih mendukung dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Dengan demikian, siswa tidak hanya mendapatkan pendidikan akademis, tetapi juga dukungan emosional dan psikologis yang mereka butuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari. "Kami berharap dengan program ini, sekolah bisa menjadi tempat yang aman dan mendukung bagi siswa, di mana mereka merasa nyaman untuk mengungkapkan permasalahan dan mendapatkan bantuan yang dibutuhkan," kata Bambang.
Melalui upaya-upaya tersebut, Disdik Kota Semarang berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan siswa di kota Semarang. Dengan adanya dukungan yang lebih kuat dari guru, orang tua, dan komunitas, diharapkan siswa-siswa di Semarang dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal dan menghadapi masa depan dengan lebih percaya diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H