Lihat ke Halaman Asli

MLM Kebaikan

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi anda yang pernah menonton film "Pay it Forward" tentu tulisan ini tidak asing lagi. Ya, meski masuk dalam jejeran film lawas tapi keunikan cerita dan kecemerlangan ide sang penulis skenario yang sangat inspiratif membuat film ini bisa menembus batas ruang dan waktu.

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap jiwa manusia tentunya mendambakan dunia yang penuh ketulusan, cinta dan kasih sayang. Bagaimana dengan kita? Seumur ini, berapa banyakkah kebaikan yang telah kita lakukan? Dan sudahkan kebaikan itu menyebar kepada orang-orang yang lain?

Sebuah hadis mengatakan "Perumpamaan orang-orang Mu'min dalam cinta mencintai, kasih mengasihi dan rahmat merahmati adalah bagaikan satu badan, apabila salah satu anggotanya menderita sakit maka akan menjalarkan penderitaan itu ke seluruh badan hingga tidak dapat tidur malam dan merasakan demam" (dishahihkan oleh Bukhari - Muslim).

Hadis di atas secara jelas menjelaskan bahwa tidak ada yang boleh acuh tak acuh antara satu mukmin dengan mukmin lainnya. Sebagaimana tidak akan bisa acuhnya tangan ketika kepala disakiti. Minimal kita harus merasakan sakit yang diderita oleh saudara kita. Sama rasa itulah yang akan menjadi awal bagi lahirnya tindakan.

Rasa solidaritas yang tinggi ini tentu lahir dari sifat saling menyayangi, mencintai, saling bantu membantu, dan merasa mementingkan kebersamaan untuk mendapatkan kemakmuran bersama dalam mewujudkan masyarakat yang beriman, takwa dan harmonis.

Selama ini kita mengenal konsep MLM di bidang ekonomi (marketing). Apa jadinya kalau konsep tersebut diterapkan kepada sesuatu yang sifatnya humanis? Bayangkan kalau setiap manusia di dunia melipat gandakan kebaikan yang mereka terima? Bagaimana kalau mulai saat ini kita bertekad untuk berbagi kebaikan kepada minimal tiga orang dan masing-masing dari tiga orang yang menerima kebaikan itu harus membalasnya dengan cara membagi kebaikan kepada tiga orang yang lain, demikian seterusnya...

Konsep ini mungkin dirasakan terlalu idealis (atau utopis?) bagi sebagian orang, namun bukannya tidak mungkin untuk diwujudkan. Dibutuhkan sebuah kemauan, keberanian serta keyakinan untuk sebuah dunia yang lebih baik.

Awalnya memang kita akan mengalami keraguan akan keberhasilan konsep tersebut. Namun yang pasti satu hal penting adalah bahwa sebuah niat baik pasti berbuah kebaikan pula pada akhirnya. Kalaupun kebaikan belum memperlihatkan hasil, kita hanya bisa bersabar dan yakin, kebaikan kita tidak akan sia-sia.

Mari kita mulai saat ini, dari diri kita sendiri dan mulai dari hal yang sepele untuk menyayangi dan membantu sesama mulai dari orang-orang terdekat yang ada di sekitar kita dan kemudian kita perluas lagi supaya lebih banyak orang yang akan merasakan ketulusan cinta sehingga terbentuk sebuah kebersamaan dan persatuan yang kuat. Selamat berbagi...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline