Sekelompok mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada yang beranggotakan Robi Hidayat, Arfit Sanjaya, Sofyan Yusuf, Putri Hardiani, dan Hani Hidayah mencoba melakukan riset dengan membuat prototIpe pesawat tanpa awak yang akan digunakan sebagai pesawat pengintai. Pesawat dirancang untuk mampu menjalankan tugas pengintaian dengan adanya sistem navigasi dua medium ini yaitu udara dan laut.
Berlatar belakang dari kondisi banyak kapal yang melintasi zona maritim Indonesia yang memiliki izin. Maka, dibutuhkan riset yang mampu membantu peran dari TNI untuk menjaga dan mengawasi luasnya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat menghindari serta meminimalisir tindak pencurian, penyelundupan atas kekayaan alam indonesia.
Inovasi prototype pesawat amfibi ini diujikan untuk pengawas dan pengintai berbahan bakar solar sel yang diberi nama ASRIN dirakit melalui beberapa perancangan. Perancangan yang dilakukan meliputi perancangan Sistem Aeromodeling Pesawat, Sistem Penyediaan Energi, Perancangan Sistem Autopilot, dan Perancangan Sistem komunikasi. Sistem autopilot digunakan untuk kemudahan kendali dalam pengintaian.
Keunggulan pesawat ini yang dapat memberikan data secara real time juga berbahan bakar dari energi yang mudah didapatkan dialam yaitu energi matahari. Prototype pesawat ampibi dapat digunakan pada wilayah Indonesia yang belum terkoneksi listrik karena sumber energy yang berasal dari matahari. Dan keunggulan lainnya adalah minimalnya kemungkinan hilangnya pesawat karena kehabisan energy di dalam perjalanan karena ketika energy habis pesawat dapat mendarat dilaut dan mengisi energy baterai dari matahari.
-SY-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H