Lihat ke Halaman Asli

Salah Merencanakan Pekerjaan, Diriku Ditegur Tuhan

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari pekerjaan memang susah-susah gampang, namun pada dasarnya tidaklah sulit jika sipencari kerja sudah memiliki keahlian yang cukup berdasarkan bidang keilmuan yang dipelajarinya semasa sekolah. Itulah prinsip yang saya pegang dalam hidup.

Melalui prinsip tersebut jugalah saya memiliki 2 cita-cita utama yaitu menekuni bidang kesehatan atau menekuni bidang keguruan sebagai alternatifnya. Cita-cita tersebut saya anggap sebagai hal terbaik dalam menjawab panggilan Tuhan, memenuhi keinginan keluarga dan keinginan saya pribadi. Itulah sebabnya setelah tamat SMA saya memilih melanjutkan kuliah dengan ikut tes masuk perguruan tinggi negeri dengan memilih jurusan farmasi dan keguruan. Akhirnya saya pun lulus dijurusan keguruan disebuah universitas negeri dikota saya.

Pada masa perkuliahan tidak ada halangan yang berarti bagi saya. Mungkin juga karena keguruan merupakan panggilan hidup sehingga saya serius menekuninya. Bahkan nilai yang sangat memuaskan dengan IPK yang tinggi diatas 3,6 juga berhasil saya raih, padahal meraih IPK diatas 3,5 pun di Univesitas negeri tergolong sangat sulit.

Namun rupanya kenyamanan saya semasa kuliah yang dipenuhi dengan kemudahan belajar dan mampu meraih nilai tinggi yang disertai dengan kucuran beasiswa harus di uji ketika saya tamat dan ingin mencari sebuah pekerjaan yang tepat sesuai bidang keguruan yang saya geluti.

Awalnya saya menjatuhkan lamaran kebeberapa sekolah namun saya kurang memprediksi jangka waktu penerimaan calon guru baru yang umum. Saya malah menjatuhkan lamaran pada saat setiap sekolah masih sedang aktif belajar mengajar dan tahun ajaran belum berakhir. Hasilnya tidak ada satupun dari sekolah yang saya lamar memanggil saya untuk ikut tes.

Saya lupa bahwa setiap sekolah akan membuka lowongan setelah tahun ajaran berakhir, sebab lowongan guru biasanya ada ketika menjelang akhir tahun ajaran sampai menjelang awal dimulainya tahun ajaran baru. Akibatnya saya harus menganggur selama 2 tahun, dan memutuskan sambil mengajar les yang tergolong kurang dalam mencukupi kebutuhan hidup secara normal.

Selama 2 tahun sambil mengajar les, saya terus menjatuhkan lamaran kebeberapa sekolah favorit dikota saya, namun selama itu juga tetap tidak ada panggilan tes untuk saya. Sempat juga saya berpikir untuk menjatuhkan lamaran kesekolah lain secara serampangan sebagai wujud frustasi. Namun hal itu tidak sempat saya lakukan karena prinsip yang saya pegang harus mengajar disekolah yang baik dan favorit.

Sempat juga banyak yang menawarkan untuk ikut ujian PNS namun tetap saya tolak karena prinsip saya adalah bekerja dikota ini dan mengajar disekolah yang sudah saya tentukan. PNS memang menggiurkan namun saya belum ada panggilan kesana.

Hingga akhirnya pada tahun 2013 menjelang tahun ajaran baru dimulai saya kembali menjatuhkan lamaran ke dua sekolah favorit dan terkenal dikota saya, setiap guru sudah pasti berebut dan ingin mengajar disekolah tersebut. Lalu harapan mulai terbuka ketika sekolah (A) yang pertama saya lamar menghubungi untuk ikut tes, lalu saya pun mengikuti tes pertama dan berhasil lulus.

Kemudian saya dihubungi untuk mengikuti tes kedua. Dan pada saat tes kedua inilah saya diperhadapkan pada banyaknya saingan yang membuat saya gentar. Namun atas saran dari keluarga saya kembali bertekat untuk lulus. Tes kedua yaitu mengajar saya jalani dengan santai karena itu merupakan keahlian saya. Hasilnya nilai yang memuaskan pun saya peroleh, namun celakanya saya berada diurutan kedua dari tiga calon yang terpilih setelah hasil tes kedua.

Rasa pesimis pun mulai muncul, karena dipikiran saya mungkin saja orang pertama yang akan dipanggil. Namun Saya terus menunggu panggilan untuk tes ketiga yang umumnya wawancara namun tidak datang-datang juga. Bahkan hingga dimulainya tahun ajaran baru saya tidak juga dipanggil, sampai sautu hari sayapun mendapat informasi bahwa sudah ada guru baru yang mengisi kekosongan guru disekolah tersebut akibat ada kenalan yang mempromosikan guru baru tersebut.

Hal itu kontan membuat saya semakin tak karuan, apalagi penantian panjang selama 2 tahun menjadi sia-sia. Hal itu membuat saya tidak sabaran dan akhirnya serampangan melempar lamaran kemana saja asal jadi dan dipanggil. Namun rupanya saya lupa pada kuasa Tuhan yang seolah diam namun rupanya tetap memperhatikan dan punya rencana terbaik bagi hidup saya.

Namun inilah sifat manusia, rasa pesimis tersebut tak dapat saya bendung hingga saya rela mengobral lamaran kerja kebanyak sekolah. Hal ini jugalah yang belakangan saya sadari bahwa Tuhan sedang menegur saya. Saya diperhadapkan pada sebuah kesabaran namun saya kalah. Hasilnya tak satupun lamaran tersebut berguna, tak satupun meminta saya untuk tes dari sekian banyak lamaran yang sudah saya kirim.

Rasa minder dan pasrah pun mulai muncul. Namun ditengah keadaan yang demikianlah muncul secercah harapan yang saya anggap anugerah Tuhan. Sebab meskipun tahun ajaran hampir dimulai dan harapan hampir pupus, saya malah dihubingi oleh sekolah favorit (B) atau yang kedua saya lamar diawal. Mereka tiba-tiba menghubungi untuk mengikuti tes. Kemudian tes pertama pun saya ikuti dan besoknya dilanjutkan tes kedua dan lagi-lagi dari sekian banyak saingan saya berhasil lulus tes kedua dan langsung besoknya dilanjutkan tes ketiga.

Pada tes ketiga ini kembali teringat pada tes yang lalu dimana akan kalah akibat tidak punya kenalan. Namun rupanya hari itu sedikit berbeda karena setelah tes ketiga dan wawancara saya dinyatakan lulus dan akan mulai mengajar karena tahun ajaran segera dimulai. Pada waktu itu hanya beberapa yang lulus dari sekian banyak calon guru.

Saya pun bersiap-siap untuk pembekalan guru baru yang akan diadakan beberapa hari kemudian, namun keesokan harinya saya kembali dihubungi oleh pihak sekolah favorit yang pertama saya lamar untuk mengikuti tes ketiga yaitu wawancara, karena sebelumnya saya sudah lulus tes 1 dan 2 hingga akhirnya sayapun lulus. Sempat saya tersentak, dan bersyukur pada teguran Tuhan. Apa yang menjadi prinsip saya rupanya sedang diuji. Dan karya Tuhan nyata menegur dan memberi anugerah.

Kedua sekolah favorit yang saya lamar dua-duanya meminta saya mengajar secara langsung. Hal itu menjadikan saya harus memilih. Tadinya saya kebingungan mencari, kini malah kebingungan memilih. Rupanya Tuhan tidak berhenti menguji. Dan setelah berdiskusi dengan beberapa orang lalu saya memutuskan untuk menerima tawaran menjadi guru disekolah favorit A yang pertama saya lamar, dan dengan sangat terpaksa saya tidak jadi mengajar didua sekolah karena tidak etis bagi guru baru mengambil dua sekolah sekaligus.

Setelah berbicara pada pihak sekolah B akhirnya mereka mendengarkan alasan saya. Kini saya pun telah mengajar disekolah favorit A. Hasilnya saya pun menikmati pekerjaan saya. Saya sadari Tuhan memang baik dan kita dituntut sabar dalam menanti pekerjaan yang tepat. Jangan malah membabi buta seperti saya. Saya sadar mungkin inilah teguran bagi saya sehingga sampai akhir tetap dituntut memilih untuk diri sendiri.

Memilih memang sangat berat, dan jika salah pilih akan berdampak buruk kedepannya, namun saya merasakan pilihan sudah tepat meskipun sangat sulit memutuskan pilihan dari dua sekolah tersebut. Bahkan Tuhan memang sangat baik, sebab tidak lama saya mengajar disekolah malah mendapat kembali tawaran menjadi seorang dosen. Hal itu pun saya terima dengan syarat harus bisa membagi waktu yang tepat.

Kini saya bekerja sebagai guru sekaligus dosen. Hal itu saya syukuri ditengan teguran yang saya terima akibat ketidak sabaran akan rencana Tuhan.

Pesan saya carilah pekerjaan yang sesuai dengan panggilan Tuhan akan hidupmu dan cocok dengan latar belakang keilmuan yang telah dipelajari. Dengan demikian kita akan lebih damai dan giat dalam mengerjakan pekerjaan tersebut.

Rencana Tuhan itu ada, sejauh apapun kita melangkah namun jika sudah menjadi kehendak Tuhan tidak akan dapat kita lawan bahkan jalan yang kita pilih akan semakin membingungkan kita dan berdampak buruk jika salah pilih. Yakinlah kita akan diberikan yang terbaik Mukjijat Tuhan Nyata dalam Hidup Tak Terkecuali Pekerjaanku.

Salam Kenal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline