Lihat ke Halaman Asli

Rohana Muhammadah Hasan

Certified Risk Associate

KKN Kelompok 33: Pendampingan Inovasi Layanan, Kemasan dan Teknik Pemasaran Digital Marketing pada Pelaku Usaha Laundry (Rohana Muhammadah Hasan)

Diperbarui: 12 September 2021   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambaran Singkat Potensi Desa

 Kabupaten Jember secara astronomis terletak pada posisi 6º27'29" s/d 7º14'35" Bujur Timur dan 7º59'6" s/d 8º33'56" Lintang Selatan dengan luas wilayah seluas 3.293,34 Km2. Kelurahan atau Desa Sumbersari meruProvinsi Jawatimur. Wilayah Kecamatan sumbersari dibagi menjadi beberapa wilayah, yaitu (1) Kelurahan Sumbersari, (2) Kelurahan Tegal Gede, (3) Kelurahan Wirolegi, (4) Karangrejo, (5) Kelurahan Antirego, (6) Kelurahan Krajingan, dan (7) Kelurahan Kebonsari. Kelurahan Sumbersari memiliki luas sebesar 13.17% dari total luas Kecamatan Sumbersari yaitu 37.04 km2 atau sekitar 4.88 Km2. Jumlah penduduk Kelurahan Sumbersari pada tahun 2019 sebanyak 30. 462 jiwa dari total penduduk Kecamatan Sumbersari 131.669 jiwa. Secara geografis Kelurahan Sumbersari merupakan kelurahan yang berada di lokasi pendidikan karena terdapat SMAN 1 Jember, SMAN 2 Jember, Lembaga Pendidikan Bahasa Asing Oxford, dan Universitas Jember, dll.

Kondisi ekonomi Desa Sumbersari sebagian besar mata pencaharian penduduknya yaitu berprofesi sebagai Petani dan Pengusaha. Sektor perdagangan pada Desa Sumbersari yang memilki pangsa pasar terbesar yaitu sektor kuliner seperti restaurant, warted, Pedagang Kaki Lima (PKL). Sektor berikutnya yaitu sekktor usaha jasa seperti hotel atau penginapan, laundry¸barber shop, dll.

Identifikasi Permasalahan

Sektor kuliner pada Desa Sumbersari telah mengalami kemajuan pada teknik pemasaran secara digital (Digital Marketing) hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya merchant atau tokoyang terdaftar pada platform ojek online maupun e-commerce. Tetapi untuk sektor jasa, Desa Sumbersari belum mengalami perkembangan yang signifikan. Pemanfaatan media sosial dinilai begitu berdampak pada masa 4.0 saat ini terlebih lagi saat ini Indonesia berada pada kondisi pandemic Covid-19 yang mengakibatkan pemerintah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB),  menghalangi atau membatasi mobiltas para masyarakatnya sehingga pemilik usaha jasa khususnya jasa laudry yang begitu terdampak dengan adanya kondisi pandemic Covid-19 karena target pasar dasi usaha jasa laundry yaitu masyarakat dan mahasiswa (perantau) memilih untuk membatasi kegiatanya (stay at home) dan Kembali ke kampung halaman masing-masing. Sehingga pendapatan dari jasa laundry mengalami penurunan yang drastis sebesar 50-70%. Maka para pelaku usaha jasa tidak boleh diam saja dan harus bangkit dengan membuat inovasi baru supaya usahanya tetap bertahan, tetapi masih banyak pelaku usaha di Desa Sumbersari kualitas SDM masih belum dapat memenuhi inovasi di era 4,0 saat ini.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka saya, Rohana Muhammadah Hasan selaku Mahasiswi Universitas Jember yang saat ini sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata Back to Village akan mendedikasikan ilmu yang saya dapat selama berkuliah di Univeristas Jember dan membantu pelaku usaha laundry yang usahanya terdampak pandemic Covid-19 untuk dapat keluar dari permasalahan yang mereka hadapi dengan melakukan inovasi yang mendukung di era 4.0 dan beberapa perbaikan lainya.

Program Kerja KKN Back to Village 3

Kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Kelurahan/Desa Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember dilaksanakan pada 11 Agustus 2021 sampai dengan 9 september 2021. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk membantu pelaku Usaha Kecil dan Mengah (UKM) dibidangan usaha jasa yang terdampak pandemic Covid-19 yangmana Pemerintah Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan mulai dari lock down, PSBB, PPKM, dll. demi memutus penyebaran rantai Covid-19 di Indonesia dan kebijakan tersebut membuat roda perekonomian baik UMKM sampai dengan Pengusaha Big Cap terdampak. Nantinya strategi yang digunakan dalam membantu sasaran usaha jasa laundry yaitu menggunakan pemasaran melalui metode digitalisasi atau yang dikenal dengan digital marketing yang memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran. Media sosial yang dimanfaatkan ialah (1) Facebook, (2) Instagram, (3) Whatsapp Business, nantinya akan dilaksanakan pelatihan dan pembimbingan untuk bagaimana menggunakan media sosial tersebut untuk memasarkan produk jasanya.

Kegiatan berikutnya yaitu, membuat inovasi baru berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh sasaran. Pangsa pasar terbesar dari jasa laundry adalah mahasiswa dan masyarakat sekitar, karena banyaknya masyarakat yang lebih memilih untuk berdiam dirumah demi menjaga kesehatan dan mahasiswa  banyak yang kembali di daerah masing-masing maka usaha jasa laundry yang saya pilih sebagai sasaran yang semula menggunakan metode customer datang ke toko/tempat usaha laundry maka karena adanya pandemic Covid-19 jumlah pelanggan mengalami penurunan drastis. Apabila tetap melakukan metode penjualan tersebut maka dapat diperkirakan bahwa usaha jasa laundry tersebut akan gulung tikar. Solusinya, sasaran harus jemput bola dengan menambahkan fasilitas “antar jemput”.

Kegiatan berikutnya yaitu pembaharuan design banner dan packaging. Semula laundry bahagia hanya menggunakan bentuk banner yang kurang menarik perhatian segingga perlu redesign logo dan banner. Selain itu packaging dari laundry semula hanyalah plastik, akan direncanakan pemanfaat stiker yang ditempelkan pada kemasan.  Sticker nantinya akan berisikan logo dan beberapa akun media sosial supaya pelanggan dapat melakukan repurchase dan mengetahui update mengenai promo yang disediakan oleh sasaran selain itu pemanfaatan packaging yg berisikan logo dan informasi mengenai usaha laundry apabila customer puas terhadap pelayanan maka potensi pemasaran Word of Mouth dapat terlaksana, customer akan memberikan atau merekomendasikan laundry tersebut kepada koleganya sehingga sasaran dapat meraih keuntungan lebih.

Pada awal perencanaan kegiatan KKN, yang dilakukan ialah meminta tanda tangan dan melakukan komunikasi kepada Lurah Sumbersari  untuk meminta izin dan dukungan dalam berlangsungnya program KKN Back to Village. Hasil komunikasi dengan Lurah Sumbersari diantaranya yaitu, waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan serta konsep pelaksanaan kegiatan. Pada tahap perencanaan (Planning), kegiataan yang dilakukan ialah mengindetifikasi permasalahan yang dihadapi oleh usaha jasa laundry di sekitar Desa Sumbersari yang usahanya dirugikan karena adanya pandemic Covid-19, serta memberikan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan maupun solusi yang akan dilaksanakan untuk mengoptimalkan bisnis usaha kuliner yang ditekuni sasaran. Demikian juga didiskusikan langsung dengan sasaran mengenai perencanaan program yang akan di realisasikan.

 Terkait dengan program kerja pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, dapat dicermati pada : (1) Model Canvas Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Sumbersari & (2) Model Dampak (Impect) Pelaksanaan KKN Back to Village di Kelurahan Sumbersari

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline