Generasi milenial memiliki peran yang semakin penting dalam dinamika politik, membawa perspektif baru, energi, dan tuntutan akan perubahan. Berpolitik bukan lagi semata-mata tanggung jawab generasi sebelumnya, melainkan sebuah panggilan bagi milenial untuk membentuk masa depan politik negara mereka. Tidak bisa di pungkiri banyaknya generasi milenial yang terjuan ke politik untuk menjadi pemimpin di tahun 2024 ini.
Di kutip dari data Badan Statistik Nasional dapat di bilang tinggi dari tahun 2019 dan meningkat di tahun 2024. Milenial, dengan semangat dan energi mereka, mampu menjadi agen perubahan yang efektif dalam ranah politik. Mereka membawa ide-ide segar, inovasi, dan ketidakpuasan terhadap praktik politik tradisional, menciptakan peluang untuk reformasi yang lebih progresif dan inklusif.
Keterampilan teknologi dan keakraban milenial dengan media sosial memberikan daya ungkit yang signifikan dalam menyuarakan pandangan politik mereka. Ini merupakan media kampanya paling pleksibel yang di miliki oleh kaum-kaum milenial. Mereka dapat memobilisasi dukungan, menyebarkan informasi, dan memicu diskusi publik dengan cepat dan efisien.
Milenial cenderung menuntut tingkat akuntabilitas dan transparansi yang lebih tinggi dari para pemimpin politik mereka. Di karenakan jiwa milenial yang akan haus dengan pengetahuan memberikan dorongan yang besar akan hal itu. Mereka mendorong adopsi praktik pemerintahan yang lebih terbuka dan mendukung keterlibatan warga dalam proses pengambilan keputusan. Di kutip dati pernyataan pengamat politik Rocky Gerung menegaskan bahwa milenial harus lebih melek politik. Ini berarti kita harus lebih mampu memperluas pemikiran terkait kebijakan-kebijakan yang di ambil dalam dunia politik.
Melalui partisipasi aktif, milenial membawa gagasan inklusivitas yang lebih kuat. Mereka mendorong agar kebijakan politik mencerminkan keberagaman masyarakat, menciptakan platform yang lebih merangkul semua lapisan masyarakat. Milenial menjadi krusial dengan pemahaman yang mendalam tentang proses politik dan isu-isu kritis, milenial dapat lebih efektif dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan membuat keputusan yang informasional dan berdampak.
Milenial berpolitik membuka babak baru dalam perjalanan demokrasi. Dengan semangat, inovasi, dan tuntutan akan perubahan, mereka memiliki potensi untuk membentuk dan meningkatkan proses politik serta menjadikan demokrasi lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan masa kini.
Dengan menggabungkan aspirasi mereka dengan pengetahuan dan partisipasi aktif, milenial dapat menjadi kekuatan positif yang mengubah peta politik dan membentuk masa depan yang lebih baik. Jadi apakah kaum milenial akan membawa perubahan yang besar nantinya dalam dunia politik atau akan di jadikan boneka oleh ketua-ketua partai politiknya?. Mari memberikan perubahan yang besar dengan gagasan yang lebih luas untuk perubahan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H