Jiwa yang layu merindukan datangnya hangat, kehangatan dari seorang yang paling indah senyumnya dan paling binar matanya,
Andai saja ia tahu, jiwa layu ini sangat mengagumi dirinya, apa yang dia rasa ketika tahu? rasa yang dihantarkan kepadanya apakah berbalas sama?
Tapi relaitas ini tidak memihak jiwa yang layu, jiwa yang layu hidup sebatang kara dalam ruang-ruang kosong kehampaan
Tak ada yang diceritakan, tak ada yang disampaikan, bahkan ungkapan rasa tak mampu terucap dsari jiwa yang terlanjur lebur dengan kesunyian dan keheningan
Biarpun begitu jiwa ini masih mengarharap hangatnya petang, walau petang itu selalu bersembunyi dari balik antartika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H