Hujan di sore muram kala itu
Tegap-tegap, tegak-tegak
Jalan-jalan, tempuh banyak kepalang
Tak henti, menagih dunia
Memintanya untuk upahnya
Atas asa yang telah sesak dilaluinya
Kemanakah keadilan?
Benarkah semua makhluk sama posisinya?
Adil dalam defenisinya sendiri
Sampai telah habis doa-doa
Sampai ia harus terhenti
Kesendiriannya
Sampai usahanya tak ada artinya
--ia menjalani yang perlu seikhlasnya
Menunggu liang mengaminkan harapnya.
****
Maros. 16/05/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H