Lihat ke Halaman Asli

Rofi Yunasmi

Seorang Penulis

Belajar dari Perdebadatan Nabi Adam dan Nabi Musa

Diperbarui: 8 Mei 2024   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: www.freepik.com

Dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra., kita diberikan gambaran unik tentang sebuah perdebatan antara dua nabi besar, yaitu Nabi Adam AS dan Nabi Musa AS. Dalam perdebatan ini, Nabi Musa menyalahkan Nabi Adam atas dosa yang telah mengeluarkannya dari surga.

Dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Rasulullah saw bersabda: 

Nabi Adam dan Nabi Musa berdebat. Nabi Musa berkata kepadanya: Kamu adalah Adam yang dosamu telah mengeluarkan kamu dari surga. Nabi Adam menjawabnya: Kamu adalah Musa yang telah Allah pilih dengan risalah-Nya dan dengan kalam-Nya lalu kamu menyalahkan aku atas urusan yang telah ditakdirkan atasku sebelum aku diciptakan? Maka kemudian Rasulullah saw bersabda: Maka Nabi Adam mengalahkan Nabi Musa (dalam perdebatan) dua kali.

(Sahih al-Bukhori no. 3157)

Namun, apa yang menjadi pelajaran berharga dari perdebatan ini adalah respons bijak yang diberikan oleh Nabi Adam. Meskipun disalahkan atas dosanya, Nabi Adam mengingatkan Nabi Musa bahwa takdir dan ketentuan Allah SWT telah ditetapkan sebelum dia diciptakan.

Dari sini, kita belajar bahwa kita tidak boleh mengungkit-ungkit dosa masa lalu seseorang, bahkan jika mereka sudah bertaubat. Kita juga belajar untuk menerima takdir Allah SWT dengan lapang dada, mengingat bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh-Nya sejak awal.

Hal ini mengajarkan kita pentingnya sikap pengampunan, pengertian, dan kedamaian. Kita harus belajar untuk melihat kebaikan dalam setiap individu dan memberikan mereka kesempatan untuk memperbaiki diri. Kita juga harus memahami bahwa setiap peristiwa dalam hidup kita adalah bagian dari rencana Allah SWT yang lebih besar.

Dengan memahami dan mengamalkan pelajaran dari perdebatan Nabi Adam dan Nabi Musa, kita dapat menjadi individu yang lebih bijaksana, penyayang, dan penuh pengertian dalam hubungan kita dengan sesama manusia. Semoga kita semua dapat menjalani kehidupan dengan penuh ketakwaan, kesabaran, dan pengampunan. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline