Lihat ke Halaman Asli

Penyebab Maraknya Kasus Santri Dicabuli di Lingkungan Ponpes

Diperbarui: 30 Juni 2024   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Belakangan ini, maraknya kasus santri yang dicabuli di lingkungan pondok pesantren (ponpes) telah menjadi perhatian publik. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran dan keprihatinan terhadap sistem pendidikan berbasis agama yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan mendidik. Berikut ini adalah lima penyebab utama yang dianggap berkontribusi terhadap peningkatan kasus pelecehan seksual di lingkungan ponpes:

1. Kurangnya Pengawasan dan Pengaturan yang Ketat

Banyak ponpes di Indonesia yang beroperasi dengan minim pengawasan dari pihak berwenang. Sistem pengawasan yang longgar ini memungkinkan terjadinya penyimpangan perilaku dari pengurus atau pihak lain yang memiliki akses ke santri. Selain itu, kurangnya aturan yang jelas dan tegas terkait perlindungan anak di dalam ponpes juga membuat pelaku merasa leluasa untuk melakukan tindakan tidak senonoh tanpa takut mendapatkan sanksi yang berat.

2. Keterbatasan Pendidikan Seksual

Edukasi seksual di banyak ponpes masih dianggap tabu dan kurang mendapat perhatian. Santri sering kali tidak dibekali dengan pengetahuan yang memadai tentang tubuh mereka, hak-hak mereka, dan bagaimana melindungi diri dari pelecehan. Keterbatasan pengetahuan ini membuat santri rentan menjadi korban karena mereka tidak memiliki keterampilan untuk mengenali dan melaporkan perilaku yang tidak pantas.

3. Hubungan Kekuasaan yang Tidak Seimbang

Dalam banyak kasus, pelecehan terjadi karena adanya hubungan kekuasaan yang tidak seimbang antara pelaku dan korban. Pimpinan ponpes atau pengurus sering kali memiliki otoritas yang besar dan dihormati oleh santri, sehingga santri merasa sulit untuk melawan atau melaporkan pelecehan yang mereka alami. Ketakutan akan hukuman, penolakan, atau stigma sosial juga menjadi faktor yang membuat korban memilih untuk diam.

4. Minimnya Mekanisme Pengaduan dan Perlindungan Korban

Banyak ponpes tidak memiliki mekanisme pengaduan yang jelas dan aman bagi santri yang mengalami pelecehan. Ketika korban melaporkan kasus mereka, sering kali laporan tersebut tidak ditindaklanjuti dengan serius atau malah ditutupi untuk menjaga reputasi ponpes. 

Hal ini menyebabkan pelaku tidak mendapatkan hukuman yang setimpal dan terus melakukan perbuatannya. Selain itu, korban juga sering kali tidak mendapatkan dukungan psikologis dan emosional yang mereka butuhkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline