Lihat ke Halaman Asli

Indigo atau Paranoid?

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Desir angin gugurkan dedaunan
Terdengar derit ranting patah
Menerka nerka akhir mendung
Entah hujan kan tercurah
Ataukah hanya gerimis sesaat
Tergenang di kelopak netra
Terkadang langit menipu
Sesaat murung kemudian tersenyum

Hanya bisa ku rasa tanpa melihat
Menyisir angan hapuskan bayang
Menatap pijar matamu
Sesaat, ingin ku bekukan diri
Menggumpal sebait nada milikku
Sketsa tak berwarna

Beranjak hengkang dari bilik gerai hati
Menjambak penat dalam lorong takdir
Mengisi puitis indigo trawangan rasa
Paranoid mengunyah barometer angin
Berbisik bahwa engkau terluka
Pedang menyabit genderang hingga ke tulang
Serupa rasio mendentum bola beton
Terbentur ke dinding menjadi puing




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline