Lihat ke Halaman Asli

Rofiqoh abidah

Koordinator PMM kelompok 20 gelombang 1 2022

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Terjun Langsung Pada Proses Pembuatan Produk UMKM di Desa KemasanTani

Diperbarui: 18 Februari 2022   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

0babbeac-f11a-4749-bb95-949b3b3e67cc-620fa81cbb4486151b629f22.jpeg

0749b87b-a9f6-4228-9f02-4b84bf6da63d-620fa7aa51d7643eeb0b4002.jpeg

Mahasiswa universitas muhammadiyah malang dari prodi ekonomi syariah yang sedang melaksanakan program pengabdian masyarakat oleh mahasiswa (PMM) yang berada di desa kemasantani kecamatan gondang mojokerto jawatimur. Sesuai dengan judul proposal kami yaitu “memajukan perekonomian masyarakat desa kemasantani dengan mengembangkan kualitas produk unggulan warga desa”Pada minggu ke-2 tanggal 15/02/22 Kami terjun langsung ke umkm yang ada di desa kemasantani yaitu produk dari bahan dasar singkong. Dimana singkong ini hasil panen dari para petani yang ada pada desa ini dan sudah menjadi sebagian besar matapencaharian warga desa.

Produk ini disebutnya kripik samiler, yang sudah menjadi ciri khas produk olahan warga desa ini dan rata rata semua warga disini juga memproduksinya (homemade) untuk dijual dan dijadikan oleh oleh khas desa kemasantani.

Proses pembuatan kripik samiler sangat panjang, memerlukan beberapa hari untuk siap disajikan. Karena membutuhkan panas matahari, tetapi dengan kemajuan tekhnologi yang ada sebagian warga desa ini sudah menggunakan oven untuk mengeringkannya.

Pada proses pertama pembuatannya, kami diajarkan untuk mengupas singkong, kemudian dicuci dengan bersih untuk dihaluskan. Tahap selanjutnya setelah halus yaitu diberi bumbu rahasia khas warga desa ini.

Setelah itu proses pencetakkan adonan yang dipipihkan dengan tangan diatas loyang, lalu di kukus diatas panci / wajan yang panas, setelah agak dingin dikelupas dan ditaruh di media yang disediakan lalu siap untuk dijemur panas matahari.

Jika kripik sudah kering, maka siap untuk digoreng dan di tiriskan agar minyaknya berkurang. Kemudian siap untuk di kemas dan dipasarkan. Tetapi kebanyakan warga desa ini menjualnya masih mentahan dan digoreng pembeli sendiri. Karena banyak yang mengambil dalam jumlah besar untuk dijual kembali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline