Rame-rame masalah pecah atau tidaknya “koalisi” ini kan dampak dari voting HAMP (Hak Angket Mafia Pajak).
Yang justru paling “substansial” dan “sangat prinsipiil” dari masalah voting HAMP itu kan adanya perubahan sikap dari PD, dari semula “mendukung”, kemudian “menolak”.
Sampai sekarang masalah yang “sangat prinsipiil” tersebut tidak pernah terbuka, dan bahkan kemudian dunia politik diributkan oleh pecah atau tidaknya koalisi yang akan berdampak pada “reshuffle”. Semua ikut terseret dalam arus itu.
Anehnya lagi … tidak ada yang meributkan masalah yang “sangat prinsipiil” tersebut, dan semua tersihir oleh pecah atau tidaknya koalisi. Apakah ini tipikal bangsa kita yang mudah tersihir oleh issue lain? Wallahualam bissawab.
Pidato Pak Beye dan semua komentar PD juga sama sekali (atau memang tidak mau) menyinggung masalah yang “sangat prinsipiil” tersebut.
Inilah salah satu komentar dari mas Anto-w yang mampir dalam artikel postingan saya yang berjudul: Gertakan Pak Beye dan Pintarnya Ical Ngeles Terus terang komentar ini memicu saya untuk mencari tahu sebab-musabab dari berbalik badannya Partai Demokrat terhadap masalah Hak Angket Mafia Pajak (HAMP). Saya menelusi dari beberapa sumber berita, memang pada awal bergulirnya HAMP ini Partai Demokrat termasuk sebagai inisiatornya bahkan bisa disebut sebagai pelopornya.
Seiring dengan berjalannya waktu, setelah usulan pertama tentang HAMP ini diserahkan kepada pemimpin DPR, pendukung HAMP terutama dari Fraksi Partai Demokrat kompak balik badan dan secara total menolaknya. Konon banyak isu yang beredar seputar fenomena Partai Demokrat ini. Pertama, sempat tersiar kabar kalau Partai demokrat bersemangat menggulirkan masalah HAMP karena keinginan untuk menjadikanKetua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau lebih lebih akrab dengan sebutan Ical sebagai sasaran tembaknya. Pada waktu itu santer berhembus kabar, bersumber dari keterangan Gayus di pengadilan, bahwa tiga perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Bakrie tersangkut dengan kasus Mafia Pajak.
Kedua, penjelasan tentang berbalik badannya Partai Demokrat yang semula mendukung menjadi sangat getol menolak HAMP karena konon Gayus meralat semua pengakuannya di pengadilan. Partai Demokrat juga khawatir kalau HAMP ini terus bergulir justru akan berbalik arah membongkar berbagai borok yang ada di pemerintahan SBY. Demokrat tentu tidak menginginkan kalau bergulirnya HAMP ini justru sedikit banyak menyerempet dan menyasar kepentingan Partai Demokrat, terutama dengan kolega Partai Demokrat di dunia usaha.
Ketiga, Partai Demokrat tidak mau kecolongan lagi seperti yang terjadi dengan kasus Hak Angket Century (HAC), dimana hingga kini keputusan politik HAC benar-benar digunakan terutama oleh Partai Golkar untuk menyandera Pak Beye. Lewat sandera HAC ini hingga kini Partai Demokrat dan SBY tidak pernah bisa tegas terhadap Partai Pohon Beringin tersebut. Meski sudah beberapa kali Golkar ingkar janji terhadap komitmen koalisi, namun Pak Beye tidak kuasa bertindak tegas.
Keempat, berbalikan dengan faktor pedorong yang Pertama, dimana Partai Demokrat rencananya mempunayai amunisi baru untuk menggertak Golkar, karena ada indikasi bahwa tiga perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Bakrie tersangkut dengan kasus Mafia Pajak. Pada konteks ini dengan kecanggihan permainan para politisi Golkar yang sudah terkenal lihai memainkan sebuah isu menjadi komoditas politik, lewat pengangkatan HAMP ini maka Ketua Umum Partai Pohon Beringin – Mr Ical malah dapat bersih-bersih nama, terutama untuk modal maju dalam pertarungan Pilpres 2014.
Inilah asal muasal kejengkelan dan kegeraman Partai Demokrat, khusunya Pak Beye yang merasa disalip dalam tikungan serta ditusuk dari belakang oleh dua rekan Partai Koalisinya, yaitu: Golkar dan PKS. Untunglah nasib baik masih melindungi Pak Beye, dengan sebuah lobi intensif maka Partai Gerindra yang semula ada di luar kandang Koalisi dapat dirangkulnya. Maka dalam panggung politik voting HAMP, keluarlah pahlawan baru yaitu: Partai Gerindra sebagai penyelamat “muka” Partai Demokrat pada umumnya sekaligus SBY pada khususnya.
Twitter:@rofiq70
FB:arofiq aja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H