Lihat ke Halaman Asli

Nggak Malu Tuh, Klub Ikut Kompetisi Abal-Abal....

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1296010054769373755

[caption id="attachment_87363" align="alignnone" width="585" caption="Istimewa"][/caption]

Menyusul terbongkarnya Mega Skandal Kompetisi ISL dibawah asuhan PSSI Tempo Bongkar Habis Kebobrokan “KoruPSSI” Laga ISL!Pertanyaan kritis dari para pecinta sepak bola se-tanah air, masihkan perlu kompetisi ISL ini dilanjutkan, sebelum adanya penyelidikan atau investigasi lebih lanjut tentang tentang masalah ini dari aparat hukum yang berwenang. Hal ini sangat-sangat penting mengingat kompetisi pertandingan sepak bola itu bukan sejenis ketoprak, wayang orang, ludruk, teater, sinetron, drama, sirkus atapun reality show yang semuanya sudah diatur sebelum penampilan. Namun hakekat sebuah pertandingan bola itu adalah sterilnya lapangan hijau dari berbagai bentuk pengaturan hasil pertandingan.

Hal ini suatu yang sangat prinsip terutama dalam sebuah arena pertandingan sepak bola. Etika dan prinsip ini bahkan masih terus di pegang teguh dimanapun tempat, di seluruh ujung dunia. Bahkan dalam sebuah negeri yang konon merupakan gudangnya para Mafioso - Italiano, prinsip transparansi dan fair play di lapangan hijau masih tetap terus ditegakkan. Seperti dalam tulisan saya sebelumnya tentang penegakan disiplin pada lapangan hijau di negara Italia Calciopoli di Negeri Mafia Ada Etika, PSSI mBahnya Mafioso !

Setelah terbongkarnya Mega Skandal di laga ISL, sebagai salah satu pencinta sepak bola, saya sungguh tidak rela melihat para Klub yang main di Kompetisi ISL hanya dipandang sebagai 'pemain sinetron' atau 'pemain sirkus' yang siap menjalankan perintah sang sutradara. Apakah model kompetisi seperti ini masih mau dilanjutkan, saya kira kita semua belum se-gila itu untuk menerima tontonan sebuah reality show pertandingan sepak bola. Masalah kualitas permainan sepak bola itu bisa no 2, jangankan lihat pertandingan skala nasional, untuk sebuah pertandingan sepak bola antar kampung, kalau pertandingan itu hanya bentuk reality show, kita pasti akan marah, karena merasa tertipu.

Bongkar dan tuntaskan dulu semua kongkalikong dan reality show ala kompetisi ISL, jangan sampai ISL diplesetin menjadi Indonesia Sinetron League......dan tontonan kompetisi ISL bagai menonton reality show Termehek Memek.......Hai PSSI buktikan di pengadilan kalau memang tuduhan Tempo tidak terbukti, kalau diam saja berarti mengakui !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline