Salam hangat dari Sumba Barat Daya untuk para sahabat Kompasiana di mana pun berada.
Dalam dua buah artikel saya yang telah di-posting di Kompasiana ini, dengan judul "Parat Mbukubani, Pusat Orbit Tradisi Nale dan Pasola di Kodi SBD" dan "Rato Nale", saya telah memperkenalkan kepada para sehabat sekalian tentang seputar Parona (kampung adat) di wilayah Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang mempunyai peranan terhadap penyelenggaraan Tradisi Ritus Nale dan Pasola.
Melalui artikel ini, saya ingin melengkapi kedua artikel terdahulu tadi dengan menyuguhkan informasi tentang sebuah Paronalagi, yang juga mempunyai peranan yang sama sebagai pusat orbit tradisi ritus nale dan pasola. Parona tersebut bernama Tohikyo, namun lebih populer dengan nama Tossi akibat pengaruh dialeg penjajah Belanda.
Bersaudara Kandung
Sampai sekarang ini masyarakat Kodi mengakui bahwa Parona Mbukubani dan Tohikyo bersaudara. Kisahnya berawal dari dua orang bersaudara kandung, yaitu Mangil (kakak) dan Pokel (adik). Pada waktu itu, dua bersaudara kandung ini terkenal sakti mandraguna. Sehingga mereka mempunyai pengaruh yang sangat besar. Disegangi, dihormati dan ditakuti.
Karena Mangil dan Pokel sama-sama berpengaruh, maka untuk menghindari terjadinya konflik di antara mereka, maka paman mereka yang juga bersaudara kandung yaitu Rato Temba dan Rato Ryaghi, memisahkan kedua keponakannya di dua Parona yang berbeda. Mangil ditempatkan di Mbukubani dan Pokel ditempatkan di Tohikyo.
Pada permulaan pelaksanaan tradisi nale di Kodi, Rato Nale dijabat oleh Rato Temba dan Rato Ryaghi. Namun kedua Rato Nale ini, memilih untuk menyerahkan jabatan Rato Nale kepada kedua orang keponakan mereka. Maka berpindahlah jabatan Rato Nale ke Rato Mangil dan Rato Pokel. Kedua Rato Nale ini diberi tugas yang berbeda, sebagaimana telah disuguhkan melalui artikel yang lalu dengan judul "Rato Nale".
Tohikyo
Adakah arti Tohikyo sebagai nama Parona tersebut? Kata tohikyo sebetulnya terdiri dari dua kata yaitu toyo yang berarti orang dan hikyo yang berarti pisah atau sapih atau cungkil. Jadi tohikyo berarti orang yang disapih. Mengapa dikatakan demikian? Barangkali perlu studi sejarah tersendiri.
Tapi yang jelas, Tohikyo juga merupakan salah satu parona pusat orbit tradisi ritus nale dan pasola. Di Parona Tohikyo juga ada Rato Nale. Namun sekarang ini, setelah meninggalnya Rato Nale yang bernama Ra Holo, belum ada yang terpilih, sehingga masih diwakili oleh tetua adat di kampung adat tersebut.
Kampung Raja