Lihat ke Halaman Asli

Rofinus D Kaleka

TERVERIFIKASI

Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Mengapa Nama Orang Kodi Mirip Nama Orang Jawa?

Diperbarui: 7 Januari 2018   14:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.imgrum.org

Nama orang di wilayah suku Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur, cukup banyak yang mirip atau sama dengan nama orang Jawa, terutama pada zaman kejayaan Kerajaan Majapahit. Misalnya, Mada, Ndelo, Rangga, Muda,  Pati, Loghe, Djawa, Ghela, Dewa, Ndelo, Leko, Ndara, Wungo, dan lain-lain.

Demikian juga gelar raja dan bangsawan di Kodi mirip sekali dengan Jawa. Raja Kodi pertama yaitu Loghe Kanduyo, sebagai bangsawan disebut dengan nama RatoLoghe Kanduyo. Gelarnya sebagai raja adalah Hangandi.  Mahkotanya adalah Hanggul atau Henggul. Semua bangsawan di Kodi, di depan namanya disebut Rato.

Sesungguhnya,  Hangandi adalah Sang Aji, Hanggul adalah Sang Kulah, dan Rato adalah Ratu. Untuk dimaklumi bahwa dalam komunikasi sehari-sehari, sesuai dengan dialeg orang Kodi sendiri, mereka sangat sulit menyebut huruf S.

Mengapa bisa sama ya? Konon, pada zaman kejayaan Kerajaan Majapahit, Pulau Sumba, termasuk Kodi tentunya, termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Bahkan disebut-sebut, Patih Gadjah Mada bersama pasukannya pernah mengunjungi wilayah Pulau Sumba, termasuk wilayah Kodi. Adanya pohon-pohon Maja di Kodi, dikisahkan berasal dari luar dan dibawa oleh Gadjah Mada.

dokpri

Di wilayah Kodi sendiri, ada sebuah kampung adat kuno yang disebut Parona dan bernama "Manu Longge". Kampung adat ini adalah turunan orang luar yang beragama islam. Meskipun kini mereka tidak beragama islam, tapi mereka tetap tidak makan daging anjing. Apakah mereka ini adalah turunan orang Jawa atau sebagian pasukan Patih Gadjah Mada atau juga turunan langsung Patih Gadjah Mada yang tinggal di Kodi? Tentu perlu studi khusus.

Masih di Kodi juga, sebelum Kolonial Belanda memasuki wilayah Kerajaan Kodi pada awal 1990-an, sudah ada orang Jawa yang tinggal di pesisir Pantai Pero. Namanya Raden Mas Sandiman Noto Laksono. Anak perempuan dari Noto Laksono ini kawin dengan Raja Kodi yang keempat yaitu Hermanus Rangga Horo.

Dan ketika Belanda memasuki wilayah Kerajaan Kodi di awal tahun 1990-an, maka Raden Mas Sandiman Noto Laksono menjadi alih bahasa. Artinya, ia fasih juga berbahasa daerah Kodi.

Dari kisah di atas, rupa-rupanya kesamaan atau kemiripan nama orang Kodi dan Jawa, memang mempunyai hubungan asimilasi perkawinan dan juga kebudayaan. Benarkah demikian? ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline