MENGATASI KRISIS BAHAN MAKANAN DI DAERAH PEDESAAN
MELALUI SISTEM TANAM BERLAPIS DANLUMBUNG DALAM TANAH
Oleh Rofinus D Kaleka
SEKTOR pertanian khususnya subsektor tanaman pangan adalah tumpuan utama kehidupan mayoritas penduduk kita di wilayah daerah pedesaan. Subsektor tanaman pangan ini adalah mencakup padi, jagung, kacang-kacangan dan ubi-ubian.
Subsektor tanaman pangan tersebut sebetulnya cukup potensial. Namun kondisi riil geografis dan demografis wilayah kita, menyebabkan subsektor tersebut sangat rentan.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luas lahan subur baik sawah maupun ladang/kebun, lebih sempit dibandingkan dengan luas lahan kritis, ketersediaan sarana produksi (pupuk, obat-obatan, benih unggul, alat mesin pertanian, dan irigasi) sangat terbatas, dan teristimewa iklimnya yang ekstrim (musim kemarau lebih panjang daripada musim hujan). Disamping itu, juga kualitas mayoritas masyarakat tani yang masih rendah, rata-rata hanya tamatan SD/SMP,
Dari faktor-tersebut, menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi masyarakat tani kita dalam usaha bercocok tanam sangat kompleks. Jadi tidak perlu kaget jika seringkali masyarakat tani kita dari waktu ke waktu mengalami gagal tanam dan gagal panen, yang secara otomatis menyebabkan krisis dan bahkan rawan sumber bahan makanan, kelaparan dan juga munculnya penyakit gizi buruk serta kerawanan sosial seperti pencurian dan perampokan.
Tanam Berlapis
Mencermati permasalahan yang melilit masyarakat tani kita di atas, tentu kita tidak memilih untuk pasrah saja. Tapi sudah seharusnya menjadi kewajiban moral kita untuk mencarikan solusi inovasi-inovasi dalam pengembangan usaha tani dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan keamanan persediaan kebutuhan bahan makan bagi masyarakat tani.
Berkaitan dengan hal itu, maka ada dua kiat yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh masyarakat tani kita, khususnya mereka yang bercocok tanam di lahan kering (ladang/kebun). Pertama, melaksanakan sistem usahatani "tanam berlapis". Pada lahan pertanian yang satu ditanami beraneka tanaman pangan, seperti padi, jagung, kacang-kacangan, ubi-ubian, labu, pepaya, dan pisang. Memang masyarakat tani perlu didampingi oleh para penyuluh pertanian, supaya tanaman-tanaman tersebut ditanam sesuai dengan sistem bercocok tanam yang baik dan benar, sehingga dapat menghasilkan produksi yang optimal.
Sistem tersebut sudah teruji keandalannya sejak jaman nenek-moyang kita. Ketika terjadi iklim yang ekstrim, yang menyebabkan kegagalan pada tanaman pangan utama yaitu padi dan jagung, maka masyarakat tani masih mempunyai sandaran sumber bahan makanan dari tanaman pangan lainnya, yaitu kacang-kacangan, umbi-umbian, labu, pepaya, dan pisang, yang kandungan gizinya juga tidak kalah dengan padi dan jagung.