Lihat ke Halaman Asli

Rofinus D Kaleka

TERVERIFIKASI

Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Pasola, Atraksi Tradisional Perang Berkuda di Sumba

Diperbarui: 19 Desember 2017   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Tribunnews.com

 Tidak terasa, tinggal dua bulan lagi, Festival Pasola Sumba akan digelar pada Pebruari sampai Maret 2018. Bagi kawan-kawan kompasianer yang ingin menyaksikan festival tersebut, sebaiknya siap-siap memang dari sekarang.

Sangat patriotik, menegangkan dan mendebarkan namun unik dan menarik. Demikianlah kesan yang terungkap ketika menyaksikan jalannya Pasola, iven adat-istiadat dan kebudayaan tradisional terfavorit di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Pasola ini telah dinobatkan menjadi atraksi budaya terpopuler (Most Popular Cultural Atraction) di Indonesia dalam Anugerah Pesona Indonesia 2016. 

Iven Pasola tersebut merupakan warisan nenek moyang masyarakat di wilayah suku Kodi Kabupaten Sumba Barat Daya dan suku Wanukaka, Lamboya dan Gaura Kabupaten Sumba Barat, yang digelar setiap tahun secara reguler.

Atrasi Perang Berkuda

Pasola sendiri adalah sebuah atraksi tradisional massal perang-perangan berkuda. Pemegang kendali atau komandan adalah Rato Nale. Pesertanya adalah para laki pemberani yang mahir menunggang kuda dan bersenjata lembing. Mereka terbagi ke dalam dua pasukan secara berhadap-hadapan di arena lapang. 

Dari ujung arena masing-masing, mereka memacu kuda dengan kencang, mengambil haluan kanan dan sampai di pertengahan arena memutar ke haluan kiri. Saat berpapasan di tengah arena itulah, mereka saling menyerang, melesakkan lembing yang sedang digenggam ke arah lawan masing-masing.

Para peserta harus menaati larangan-larangan yaitu membawa masalah dan dendam pribadinya, menggunakan lembing yang tajam, melempar lawan yang jatuh dari kuda dan lawan yang telah membelakang. Peserta juga dilarang membawa pulang lembing ke rumahnya.

Bagi yang terkena lembing dan luka berdarah akan dilarikan ke kampung adat untuk diperciki air dari tempayan atau guci keramat. Biasanya luka langsung kering. Bagi yang meninggal, diyakini mempunyai kesalahan atau dosa berat yang dilarang Marapu dan tidak bisa diproses secara hukum.

Tradisi Ritus Nale

Dalam tradisi adat-istiadat, budaya dan aliran kepercayaan asli masyarakat Sumba yaitu Marapu, Pasola di wilayah Kodi merupakan salah satu segmen, semacam pakem adat, yang melekat dalam prosesi "tradisi ritus nale". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline