Lihat ke Halaman Asli

Rofinus D Kaleka

TERVERIFIKASI

Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Uniknya Ana Meha, Pantai Bercandi di Sumba Barat Daya

Diperbarui: 19 Desember 2017   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Bila suatu waktu sempat membawa Anda atau barangkali juga saat ini sedang merencanakan perjalanan wisata ke Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sebaiknya jangan lupa menginjakkan kaki di Pantai Ana Meha. Pantai ini seperti tersembunyi di sisi selatan barat daya nusa kuda sandelwood itu. Destinasi alam ini tepatnya terletak di sisi barat Dusun Kawula, Desa Tana Mete, Kecamatan Kodi Balaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Ana Meha menampilkan profil yang berbeda dibandingkan dengan pantai lainnya di wilayah Sumba Barat Daya. Ana Meha juga berpasir putih bersih seperti kafan, namun luas bidangnya hanya sekitar satu hektar saja. Ia terpagari oleh tebing cukup tinggi dan hijau di sisi timur dan selatannya, namun tebing di sisi utaranya cukup landai dan dari sinilah para pengunjung masuk untuk menjamah Ana Meha. Di sisi baratnya adalah lautan lepas dengan gelombang lautnya yang menantang adrenalin bagi para wisatawan yang hobi olah raga renang dan juga sky.

dok. pribadi

Uniknya, Ana Meha adalah satu-satunya destinasi di wilayah Kodi, bumi Nale tanah Pasola itu yang berhiaskan sebongkah batu besar yang berdiri kokoh dan menyerupai candi. Bahkan kalau dibahasa-hiperbolakan puncaknya menyerupai seorang gadis bersanggul. Di candi inilah para pengunjung sibuk selfie ria. Sementara di bagian bawah candi tersebut mengalir air tawar yang biasa ditimba atau diambil oleh masyarakat sekitarnya sebagai sumber air, baik untuk memasak, minum, mandi dan mencuci. Maklum di daerah itu sumber air bersih sangat terbatas.

Di sisi utara Ana Meha, tebing yang menjorok ke arah lautan lepas sepintas tampak seperti destinasi Tanah Lot di Bali yang sangat tersohor itu. Di bawah tebing ini terdapat lubang batu seperti cincin. Di area tebing ini pulalah para pengunjung menikmati panorama keindahan Ana Meha sambil selfi ria. Di sisi utara tebing ini terlihat juga sebidang pantai berpasir putih yang luasnya tidak beda jauh dengan Ana Meha. Pantai ini masih merupakan area Ana Meha.

dok. pribadi

Anda dan para pengunjung akan merasa terhentak dalam decak kagum atas kemahabesaran Sang Ilahi, saat menginjakkan kaki di sisi timur Ana Meha. Anda dan para pengunjung dipastikan akan berhenti sebentar di situ sebelum menuruni jalan menuju bibir pantai. Emosi jiwa akan dipermainkan oleh gerak gelombang ombak air laut pantai itu yang sepertinya akan menghantar angan menuju Negeri Kanguru Australia, walaupun tidak tampak bayang-bayangnya dengan mata telanjang.

Kawasan pantai tersebut, sebetulnya bernama asli Weyo Katakku. Dalam bahasa ibu orang Kodi, Weyo (dieja: We) yang berarti air dan Katakku yang berarti kepala. Secara harafiah Weyo Katakku bermakna air kepala. Tidak diketahui persis apa maknanya.

dok. pribadi

Namun kawasan pantai itu lebih terkenal dengan nama Ana Meha. Konon ceritanya bermula dari kebiasaan para pemuda di sekitar wilayah itu yang gemar melaut. Salah satu di antara para pemuda tersebut selalu mendapat hasil laut lebih banyak, baik ikan, gurita maupun penyu. Bahkan bila teman-temannya naas, tidak dapat hasil laut sama sekali, ia selalu mujur membawa pulang hasil laut.

Pemuda tersebut punya kebiasaan nongkrong di batu candi tadi. Bahkan ia sering bersila di puncak batu candi tersebut. Karena ia selalu mendapat hasil laut lebih banyak, maka ia diberi nama kiasan Ana Meha. Dalam bahasa ibu orang Kodi, Ana berarti anak dan Meha atau Mehang berarti selalu memperoleh atau mendapatkan atau diberi berkat lebih. Jadi secara harafiah, Ana Meha bermakna anak yang selalu diberi berkat lebih, dalam hal ini tangkapan hasil laut.

Ana Meha memang mempunyai pesona yang luar biasa. Unik dan indah serta mengandung misteri berkat Sang Ilahi. Untuk dapat menikmati pesona pantai bercandi tersebut tidak sulit. Sarana jalan raya menuju Ana Meha hanya sekitar 1,5 Km yang belum beraspal. Kendaraan roda empat dan roda dua yang bisa disewa juga mudah diperoleh. Jarak tempuhnya dari Bandara Udara Tambolaka atau ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya, sekitar 45 kilometer dan hanya membutuhkan waktu satu jam perjalanan.

Jika Anda dan para pengunjung ke sana, jangan lupa membawa akomodasi. Sebagai pantai yang masih perawan, jangankan restoran dan penginapan, warung makan dan kios pun belum dijumpai di sana.

(Rofinus D Kaleka, tinggal di Tambolaka Sumba Barat Daya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline