Saya ingin menceritakan tentang teman sekolah saya sewaktu masih duduk di sekolah dasar. Pada saat saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar ada seorang teman kelas saya bernama Aini (samaran). Aini merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Keseharian Aini tentunya sama dengan anak-anak seusianya yang suka bermain bersama teman-temannya. Jika dilihat Aini tentumya tidak memiliki kesulitan, namun saat disekolah kesulitan yang dialami Aini terlihat. Aini memiliki kesulitan dalam mengenal huruf yang mengakibatkan dia tidak bisa membaca dan menggabungkan kata perkata.
Kesulitan ini tentunya membuat Aini menjadi minder ketika disekolah. Banyak anak-anak lain yang mengolok-oloknya karena tidak bisa membaca. Guru juga mengupayakan memberikan pelajaran membaca tamabahan untuk Aini. Namun hal itu tidak efektif untuk membuat Aini menjadi lancar membaca, walaupun dengan pelajaran tamabahan tersebut Aini sudah bisa mengenal huruf. Guru juga konsultasi dengan orang tua Aini untuk membimbingnya agar bisa lancar dalam membaca. Hingga akhirnya hari kelulusan tiba. Pada saat itu,sekolah memutuskan untuk tidak meluluskan Aini dikarenakan dia belum lancar dalam membaca.
Beberapa tahun berlalu, hingga saya dan Aini bertemu kembali di bangku SMP saat saya berada di tahun terakhir sebagai siswa SMP. Aini pada saat itu berstatus sebagai siswa pindahan dikarenakan saat kelas 6 Aini memutuskan untuk ikut orang tuanya pindah. Pada pertemuan tersebut Aini sudah memiliki kemajuan dalam membaca walaupun masih terbata-bata. Tentunya kemajuan tersebut suatu hal yang baik bagi Aini. Aini sudah mampu mengenal huruf, menggabungkan kata perkata, sudah mampu membaca dalam bentuk kalimat yang tentunya saya sangat mengakpresiasi usahanya untuk lancar membaca.
Dia juga bercerita selama disekolahnya yang dulu guru dan teman-temannya sangat membantu dia untuk belajar, hal ini juga yang memotivasi Aini untuk semangat belajar agar tidak tertinggal dengan teman-temannya yang lain.
Dari kisah teman saya ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa yang memiliki kesulitan bukan berarti dia bodoh, dia bisa tetapi dengan proses yang sedikit lama dari anak-anak yang lain. Dukungan dan semangat adalah hal yang penting untuk membuat dia bisa bangkit dan semangat dalam proses yang sedang dia jalani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H