Lihat ke Halaman Asli

KKN BTV 3 UNEJ: Meningkatkan Kualitas Produk dan Strategi Pemasaran Digital pada UMKM Rumah Jamur Desa Kemiri

Diperbarui: 7 September 2021   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

KKN Back to Village merupakan program KKN yang dirancang oleh Universitas Jember yang dilaksanakan secara individu oleh mahasiswa di sekitar tempat tinggal atau daerah masing-masing yang berupaya untuk mencegah penularan Covid-19. Salah satu lokasi yang menjadi sasaran KKN adalah Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember yang dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2021 – 9 September 2021.

Desa Kemiri merupakan sebuah desa di bagian barat kota Jember tepatnya lereng Gunung Argopuro yang terkenal dengan air terjun tancak. Penduduk di Desa Kemiri memiliki beragam potensi seni, kerajinan, dan unit usaha kecil menengah yang memanfaatkan hasil bumi serta mengolah menjadi produk olahan pangan siap saji. Sebagai desa yang berbasis pegunungan, desa Kemiri memiliki potensi alam yang cukup menarik. Potensi alam di desa Kemiri di antaranya persawahan terasering, pegunungan, serta perkebunan yang menyenangkan. Tidak hanya itu, desa Kemiri juga memiliki berbagai UMKM yang memiliki potensi besar salah satunya UMKM Rumah Jamur.

Pada KKN BTV III Universitas Jember saya memilih tema “Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19”, dimana sasaran saya merupakan pelaku usaha berbagai olahan jamur yaitu UMKM Rumah Jamur. UMKM Rumah Jamur merupakan usaha kecil yang menjual aneka olahan jamur di Desa Wisata Kemiri salah satunya jamur crispy.

Penjualan jamur crispy memiliki konsumen yang cukup banyak karena digunakan sebagai cemilan saat berkunjung ke Desa Wisata Kemiri. Tetapi semenjak pandemi covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020, membuat omset yang diterima oleh UMKM Rumah Jamur mengalami penurunan, hal ini dikarenakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakar (PPKM) yang menyebabkan Desa Wisata Kemiri harus tutup. Selama adanya PPKM tersebut membuat UMKM Rumah Jamur mengalami penurunan produksi yang biasanya dilakukan setiap hari, kini produksi dilakukan 3 hari selama 1 minggu yaitu selama hari jumat-minggu.

Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan di UMKM Rumah Jamur didapatkan informasi mengenai berkurangnya produksi jamur crispy sehingga omset penjualan juga menurun akibat covid-19. Berdasarkan permasalahan tersebut saya membuat program kerja KKN yang pelatihan memanfaatkan sosial media seperti Instagram sebagai media pemasaran digital.Kegiatan pertama yang saya lakukan dengan melakukan pendampingan produksi jamur crispy dengan pelaku usaha, kemudian saya mencoba memberikan varian rasa seperti pedas, balado dan BBQ. Selanjutnya saya melakukan observasi kemasan dan melakukan desain label untuk menarik minat konsumen, kemudian saya melakukan pendampingan dalam foto produk yang akan di dipasarkan secara online. 

Kegiatan selanjutnya saya melakukan pelatihan membuat marketplace di Instagram dengan pelaku usaha, kemudian saya melakukan pelatihan strategi pemasaran secara online, dan yang terakhir saya melakukan pelatihan pencatatan keuangan dengan aplikasi buku warung dengan mencatat pengeluaran dan penghasilan yang didapat setiap hari. Target yang diharapkan pada program kerja ini adalah dapat meningkatkan penjualan UMKM Rumah Jamur dimasa pandemi Covid-19 ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline