Lihat ke Halaman Asli

Sharing Tebar Bibit Belut & Kuliner Belut (TDA Budidaya Belut)

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebulan sejak pembuatan Media Belut (13 Maret 2010) yang lalu, Alhamdullilah, media belut “harus” siap menyambut penghuninya (belut). Sesuai jadwal yang telah ditentukan, 17 April 2010, TDA Budidaya Belut melalui para peserta sekaligus sebagai Investor telah menebarkan bibit belut ke media belut berupa 22 drum & 1 kolam karpet berukuran sekitar (cmiiw) 3x2 (perwakilan dari 3 drum) dari total 25 Investor TDA Budidaya Belut.

 

Terima kasih kepada Pak Makky (Suami Ibu Lila) yang telah bersedia menjemput Pak De (Trainer) beserta Istri, juga Asisten Pak De & tentunya 50kg bibit belut serta beberapa kg lainnya titipan Pak Adang, di St. Jatinegara.

 

Tepat sekitar Jam 10.30, Belut “imigrasi” ke Jakarta ini siap ditaburkan oleh masing2 Peserta ke drumnya masing2 dengan pembagian sekitar 2kg/peserta.

 

Sebelum ditabur ke media, Pak De mengecek dahulu untuk penentuan Ph/keasaman dari masing2 drum tsb. apakah layak untuk ditabur. PH Meter pun siap dicelupkan ke masing2 drum untuk menunjukkan normal PH sekitar 6-7, apabila tidak ada PH Meter, alternative lain untuk mengecek keasaman adalah dengan mencicipi air yang ada dimedia tsb, bila rasanya pahit maka media tsb belum mencapai PH normal, bila asam maka media tsb cukup “layak” untuk ditebar bibit belut (cmiiw). Hayo, siapa yg mau nyicipin air yg ada di drum yang telah berumur satu bulan yang telah berisi pupuk kandang, kedebong pisang, dll yg telah kena panas & hujan.. hehe.. pasti pada cckjiakkk.. jijik yaa kecuali Pak De hehe..

 

Beberapa drum masih ada yang kekurangan air, sehingga perlu untuk ditambahin air, berikut juga untuk kelebatan eceng gondok, sebaiknya eceng gondoknya lebat sehingga belut terasa teduh & “betah” dirumahnya.

 

Pada saat itu juga, Pak De memperliatkan contoh umpan cacing & lumpur sawah yang seharusnya dipakai untuk bahan media belut, kebetulan kami saat ini menggunakan lumpur kali yang berwarna merah, sebaiknya menggunakan lumpur sawah yang kehitam2an/warna keabu2an.

 

Suasana tergambar setelah para peserta harus siap menebarkan belut ke masing2 drumnya, seru, tawa & sharing tentu saja terjadi dimoment tsb. Calon Juragan belut harus mulai berani (terpaksa berani nih, the power of kepepet) pegang belut hehe.., biar kenal sama belut, tak kenal maka tak sayang, mesti menyatu dengan alam belut & mengerti “hati” dan “kemauan” belut yang kita pelihara/budidaya (mesti ngerti “bahasa kalbu” belut hehe).

 

Alhamdullilah, semua telah ditebar, setelah Sholat Dhuhur, mulai untuk praktek Kuliner Belut Goreng Tepung, tapiiiii belutnya harus di siangin/dibersihin dulu atau bahasa jowonya dibetetin baru dimasak rame2.

 

Kehebohan terjadi lagi saat belut seolah “menolak” untuk di “killing theirself” hehe, loncat sana loncat sini, liciiinn, geli, apalagi belut yang untuk konsumsi praktek Kuliner Belut ini, belutnya besar2, sekitar 7-8 pcs/kg.

 

Supaya belut2 anteng saat dibetetin, maka dianjurkan direndam dulu abu gosok & perlu dikasih garam, walhasil Belutnya marah besar, lompatnya makin tinggi.. hehe loh jadi cerita sepak terjang belut nih hehe.. maka “tangan2 berdarah dingin” mulai beraksi hehe..  “mutilasi” terpaksa dilakukan…. Syeyem! Coba liat tuh warnanya, mending kalau darah muda, ini darah membara..plus amis tapi asyik bisa bercanda dgn para Sedulur.

 

Perut sudah keroncongan, sementara belut masih banyak yang belum selesai dibetetin, alhasil beberapa Saudara2 harus pulang karena ada keperluan yang tak mungkin menunggu Belut Goreng Tepung nya matang untuk santap siang.. Mohon maaf!

 

Alhamdullilah, menjelang Ashar, Belut Goreng Tepung beserta Sambal olahan Bu De (istri Pak Trainer) membuat makan belut goreng tepung  sampai keringatan, ueennak, puuedes, manis, gurih.. mantap! Hasil masakan Bu Yuni (Ratunya Ayam Kremes), juga Ibu Lulu (Ratunya Bebek & Mie), juga Ibu Ina serta Ibu Sita, Ibu Kur serta Para Srikandi TDA lainnya.

 

Acara berakhir sekitar Jam 17.00, setelah kami semua bergotong royong membersihkan Posko serta peralatan2 yang kotor.

 

Babak Setelah Menebar Belut dimulai:

 

Mulai ada laporan2 dari Ibu Kur (selaku pemilik lahan yang dipakai untuk pelatihan TDA Budidaya Belut) via SMS ke saya, diantaranya :

 

17 Apr.10 Tebar Bibit Belut Hari Sabtu.

18 Apr.10 “Tiap2 drum ada belut yang mati, yang mati cukup banyak dari drum milik Mbak Ina, total semua sekitar 2kg. Belut yang mati saya kasih ke Lele buat umpan…” (hehe.. smart juga nih Bu Kur, Lelenya jadi endut dech nanti).

Pas dikonfirmasi ke Mbak Ina, ternyata Mbak Ina sengaja memasukkan belut2 yang mati buat umpan belut yang hidup, ceritanya belut juga punya sifat cannibal (wow gawat!)

19 Apr.10 “Tingkat kematian @drum meningkat, kecuali punya Bu Ina ttp tetap yang terbanyak, klo.stp hr ngambilin yg mt.tgng bs kepanasan Bu lumpury pns bener??!”

Langsung saya fwd SMS tsb ke Pak De, menurut pendapat Beliau dugaannya benar bahwa media kurang eceng gondoknya, paranet yang telah dipasang mesti ditambah lagi supaya teduh, lumpurnya seharusnya lebih baik lumpur sawah yang keabu2an, kedebong pisangnya mesti ditambahin, Beliaupun sesuai janji sebelumnya bahwa Beliau guarantee untuk  belut yang mati. Wah! Jarang2 ada Trainer begini.

Langsung saya fwd juga SMS tsb ke Mbak Ina karena belut di drumnya makin banyak yang mati. Nah Loh! Mbak Ina, kenapa? Baca Bismillah khan waktu nebar kemarin hehe.., klo mati terus, bisa2 drum Njenengan kosong loh hehe.. becanda!

Langsung saya telp Bu Kur untuk mendengar segala suka dukanya: bahwa bau media jadi menyebar ke tetangga, atau mungkin ini ada pupuk kandang dalam media yang sudah berfermentasi, banyaknya belut yang mati serta kemungkinan yang lain, beliau minta dibelikan masker, sarung tangan serta menambah paranet. Salut nih buat Bu Kur.

20 Apr.10 “Bu, coba ty pa de ko beluty pd bdarah2 n yg sadisy lg ada yg kepalay hilang whay?”

Ini belutnya kayaknya makin depresi kali yaa hehe.., setelah berada ditempat tenang di dearah yang sepi tanpa macet skrg pindah ke Jakarta tuk urbanisasi yang penuh hiruk pikuk kehidupan, kalau kata lagu Siapa suruh datang Jakarta.. hehe.

Tenang2.. namanya juga baru pertama kali punya usaha Budidaya Belut, jadi Pengusaha Belut ini agak2 panic melihat “tingkah” belut, jadi Pengusaha Belut mesti sabar, tekun, Istiqomah, banyak menggali informasi, berani menanggung resiko, dll, ya semoga semuanya baik2 saja.

 

Komunikasi terus berlanjut dari hari ke hari untuk memastikan Bu Kur yang rajin memantau dilapangan.

 

Alhamdullilah..

24 Apr.10 Pak De datang lagi untuk control kondisi setelah seminggu belut tersebut “menempati rumahnya”, Sabtu pagi hingga sore itu dengan berat hati saya & Pak Prapto berhalangan menemani Beliau ke rumah Pak Kur.  Pak De menginformasikan bahwa Beliau membuat satu media belut lagi dengan menggunakan terpal, jadi sekarang ada 2 kolam terpal belut, satu yang bahan lumpur dari samping kali dekat rumah Pak Kur, yg satunya lagi bahan lumpur sawah didatangkan khusus dari Bekasi sebagai uji coba, study banding.

 

Sesuai SMS Pak De “Udah, bahkan hr ini tak belikan lumpur sawah & ikan rucah, EM4, buat media tambahan, mggu dpn aku bawa belut utk ganti yang mati”.

 

26 Apr.10 saya menelpon Bu Kur untuk mendengarkan “latest news” tentang belut. Ternyata Sabtu itu Pak De khusus membawa lumpur sawah satu mobil pick up dari Bekasi, jerami, beserta makanan tambahan untuk belut yang dibantu oleh Bapak dari Bekasi (maaf lupa namanya). Subhanallah.. Terima kasih Pak De.

 

Besok, 01 Mei 2010 yang rencana akan membawa bibit belut lagi untuk mengganti belut yang mati, ditunda minggu depan karena media kolam terpal ke-2 belum matang untuk ditaburi bibit belut.

 

Buat Saudara2ku yang ingin menengok belutnya sekaligus silahturahim dengan Pak Kurniadi serta Keluarga, silahkan2 saja ya, boleh barengan boleh sendiri2 tergantung waktu serta kesempatan yang dimiliki masing2.

 

Wuuaahhh… kepanjangan yaaa, semoga ada manfaatnya & menjadi inspirasi kita semua.

 

Rencana selanjutnya belum ada, kemungkinan masih seputar bagaimana supaya belut2 tsb “stabil” & bisa “menyesuaikan diri” dengan lingkungannya yang baru.. hehe., kita doakan saja ya dalam satu bulan ke depan, belut2nya mulai adem ayem tentrem kertaning Raharja tata tentrem dengan “dunia barunya” hehe.. Amin.

 

Insya Allah, setelahnya, kita buatkan lagi rencana selanjutnya sambil menunggu masa panen tiba (Amin) apakah kita akan praktek Trading Belut atau Kripik Belut atau mungkin ada usulan lain dari Saudara2ku, yo monggo.

 

Permintaan dari Saudara2ku yang lain untuk membuka Batch 2 (ceila keren ya istilahnya) TDA Budidaya Belut, Insya Allah kita usahakan bersama, kita sama2 belajar, sharing ilmu serta Kita Bersama Menebar Rahmat sesuai Misi & Visi TDA. Amin.

 

Terima kasih buat Pak De Sutrisno, Trainer sekaligus Pembimbing kita semua berbudidaya belut beserta Ibu Sutrisno yang meluangkan waktu untuk datang dari Malang ke Jakarta khusus mensupport kita semua, jga buat Saudara2 saya semua yang meluangkan waktunya hadir, semoga yang belum (pernah) hadir diberikan kesehatan serta kesempatan waktu untuk bisa hadir berkumpul bersilahturahim bersama, terutama terima kasih yang teramat dalam kepada Pak Kurniadi sebagai tuan rumah, teristimewa Ibu Kurniadi yang hampir tiap hari meng-obok2 kolam/drum belut, Insya Allah kita recruit (Pak) Uhui bertugas memantau belutnya tiap hari, nanti kita bicarakan mengenai biayanya. Buat Pak Kur, silahkan bila ada yang perlu ditambahkan.

 

Bagi yang penasaran ingin melihat hasil jepretan dirinya masing2 pegang2 belut yang lincah, tengok2 ya di

http://www.facebook.com/album.php?aid=64350&id=1355677271&l=123af69a47 , silahkan ditag sendiri & dikomentari sendiri yaa, kapan2 saya edit tuk komen foto2nya.. betul.. betul.. betul… hehe..

 

Maaf atas kesalahan pengetikan & penyampaian, semoga Allah SWT merahmati kita semua. Amin.

 

Note :

Alhamdullilah, barusan Bu Kur telp bahwa belut2nya hanya satu atau dua yang mati bahkan nyaris sudah tidak ada yang mati, karena setiap hari Uhui menyirami media2 belut tsb supaya adem, sejuk, ada beberapa drum yang ditambahin lumpur juga air spy tidak terlalu padat. Sudah mulai dipantau terus oleh (Pak) Uhui setiap selesai menjual dagangan sayurnya.

Ohya, seputar komplek Villa Nusa Indah juga sudah banyak mulai yang bertanya2 bila sudah panen tolong dikabari karena berminat membeli untuk konsumsi sendiri dirumah..

Semoga niat kita semua diridloi oleh-Nya, makin lancar, barokah halal .. Amin

 

Salam Funtastic Sukses Mulia,

Tj.Barat, Jum’at 300410 1430

Roess

http://kamiilahmum.multiply.com

http://alqiada.blogspot.com

http://roesmijati.blogspot.com

 

Update FB:

Kurniadi Engkur

Dirumah buat lagi 1 media belut pake terpal ukuran 2,5x1,5x 0.8m cukup lah menampung sekitar 30kg bibit belut lagi, buat menggantikan yang mati kemaren.

Yesterday at 5:10pm




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline