Lihat ke Halaman Asli

Belajar dari Dulmok dan Mokdul

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Dalam buku, 'Gumam-Gumam dari Pesantren' D. Zawawi Imron menuturkan potongan dagelan yang konon katanya populer di tahun 50an. Pertunjukan teater tradisional itu dimulai dengan munculnya dua tokoh Mokdul dan Dulmok, sepasang sahabat karib yang sanang tanya-jawab. Berikut saya kutip perbincangan kedua tokoh tersebut dalam potongan dagelan tersebut:

"Kamu nanti pengen punya apa?" tanya Mokdul kepada Dulmok

"Aku ingin punya ladang jagung seluas empat hektar" jawab Dulmok. Lalu, ia balik bertanya, "Kamu ingin punya apa?"

"aku ingin punya sapi, paling sedikit sepuluh ekor." jawab Mokdul.

"jangan sapi, ayam sajalah!" pinta Dulmok

"aku suka sapi"

"sapi itu berbahaya bagi ladang jagung", kata Dulmok. "Awas, kalau sapimu menyerang ladang jagungku, sapimu akan kubunuh,"

"kalau kamu membunuh sapiku, berarti putus persahabatan kita. aku tidak akan tinggal diam."

"Mau apa kamu?" tanya Dulmok marah

"terserah kamu" jawab Mokdul penuh tantangan.

Dulmok lalu menyerang Mokdul. Mokdul pun balas menyerang. Kemudian terjadilah perkelahian seru - saling tinju, saling pukul, saling tendang, dan saling-saling yang lainya, hingga akhirnya keduanya sama-sama benjol, berdarah, dan megap-megap. Kemudian datanglah kepala kampung melerai mereka dan ditanya kenapa mereka bertengkar,  keduanya sama-sama mengaku bertengkar gara-gara ladang jagung yang diserang sapi. "sapimu yang menyerang ladang jagug Dulmok mana?" tanya kepala kampung. Mokdul menjawab masih belum punya. Begitupun Dulmok juga mengaku belum punya ladang jagung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline