Lihat ke Halaman Asli

Darul Setiawan

Guru PJOK SMP Negeri 3 Sidoarjo

Di Balik Dapur Buku Perdana

Diperbarui: 25 Mei 2020   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Bukan Peluit Biasa, Catatan Mayantara Guru Olahraga

Setiap musibah ternyata membawa hikmah. Termasuk Covid-19 atau virus Corona. Sejak 'menyerang' Indonesia, semua sektor terdampak. Bukan hanya kesehatan, tapi bidang ekonomi, politik, sosial, hingga pendidikan. 

Para pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) mengikuti aturan untuk mengajar dan belajar dari rumah. Waktu yang ada ternyata dapat dimanfaatkan untuk berkarya. Para guru yang biasanya mengajar atau berada di sekolah hampir seharian (khususnya di sekolah swasta), adanya wabah memberi banyak waktu luang. 

Tentu manajemen waktu diperlukan untuk mengatur ritme yang baru tersebut. Termasuk tetap meng-update keilmuan (guru pun wajib belajar), selain mengajar secara daring. Banyak webinaryang bisa diikuti gratis oleh siapapun, termasuk para guru untuk meng-upgrade keilmuan dan wawasannya. Termasuk juga untuk mengalokasikan waktu untuk berkarya. 

Di awal pandemi berlangsung, saya sudah menyangka jika wabah ini akan berjalan lama. Banyak variabel tentang itu. Baik dari kultur sosio-budaya masyarakat, ataupun kebijakan dari petinggi negara. Ternyata memang benar, di tempat saya (Sidoarjo) PSBB bahkan kemarin sudah diumumkan sudah masuk jilid III. Suatu upaya yang sebenarnya bisa ditekan dan tidak berlarut-larut jika segenap elemen warga patuh. Tentu dengan kebijakan pemerintah benar-benar melayani rakyat. 

Kembali ke karya, untuk itu, saya lalu membuat planning untuk berkarya selama pandemi. "Mumpung libur panjang," pikir saya. Maka dimulailah jadwal dan manajemen waktu selama liburan. Beruntung jadwal liburan juga menjelang ramadhan. 

Saya kemudian mengimplementasikan mimpi yang tiap akhir tahun muncul: resolusi membuat buku. Yang entah karena alasan kesibukan ternyata terbengkalai entah kemana. Hehe..

Mulailah saya menyusun draft buku, mulai dari daftar isinya. Buku pertama saya memang materinya saya ambil dari catatan mayantara--istilah saya menyebut postingan yang ada di internet. Lalu saya kategorikan berdasarkan tahun. 

Ternyata banyak materi dari buku yang kemudian berjudul 'Bukan Peluit Biasa, Catatan Mayantara Guru Olahraga' itu. Padahal penerbit mensyaratkan jumlah halaman tertentu, yang mungkin juga karena pertimbangan sasaran marketnya. 

Mengedit dan memilah materi dalam buku tersebut juga susah-susah mudah. Dalam proses swasunting itu, saya banyak belajar. Tenyata banyak kaidah ejaaan, imbuhan, atau kata baku yang kurang tepat di postingan yang lampau. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline