[caption id="attachment_322385" align="aligncenter" width="491" caption="Dua anggota Paspampres wanita di lapangan voli (foto: www.kompasiana.com/roelly87)"][/caption]
Mendengar kata Pasukan Pengamanan Presiden alias Paspampres, ingatan kita terlintas pada sosok gagah yang mengawal presiden, wakil presiden, dan tamu kenegaraan lainnya. Dengan tubuh yang tegap, seragam yang resmi, serta perlengkapan senjata yang memadai.
Mereka bukan sekadar “pasukan pengamanan” saja, melainkan juga “benteng hidup” bagi presiden, wakil presiden, atau tamu kenegaraan lainnya. Itu karena jika terjadi aksi huru-hara, maka Paspampres lah yang akan melindungi mereka. Itulah sisi positif dari satuan elite yang berdiri pada 3 Januari 1946 ini.
Namun, bukan berarti tindakan Paspampres itu sempurna. Sebab, sebagaimana manusia biasa, mereka pun tetap punya kesalahan dalam menjalankan tugasnya. Terutama di jalan raya. Maklum, sudah bukan rahasia umum lagi jika Paspampres melakukan pengawalan presiden, kerap menyinggung perasaan pengendara lainnya.
Saya pribadi termasuk yang mengalaminya saat dibentak oleh mereka dengan alasan menghalangi jalan orang nomor satu di negeri ini. Tentu saja, sengotot-ngototnya saya, menghadapi barisan Paspampres di jalan raya membuat saya lebih baik mengalah. Bahkan, tak jarang banyak orang yang mengalami kejadian lebih menyebalkan terhadap Paspampres. Misalnya, dipukul atau diamankan karena menganggap mempersulit laju mereka mengawal presiden.
Namun, apakah Paspampres sedemikian negatifnya di mata rakyat Indonesia? Tentu, itu semua tergantung pada persepsi masing-masing orang. Termasuk saya pribadi. Beberapa hari lalu, saya mengunjungi Markas Komando (Mako) Paspampres di Jalan Tanah Abang II No. 6 Jakarta Pusat. Kebetulan, Mako tersebut letaknya tidak jauh dari kediaman saya. Bahkan, nyaris setiap hari saya lewati jika dari atau menuju ke Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat.
Hanya, harus diakui bahwa tidak mudah bagi masyarakat umum untuk memasuki kawasan militer. Termasuk Mako Paspampres. Meski sering melewatinya, tetap saja saya deg-degan ketika melintasi gerbang yang dijaga beberapa anggota berseragam lengkap. Namun, saya teringat dengan adagium lawas yang mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang”. Berpedoman pada pepatah tersebut, saya pun mencoba untuk menghampiri mereka.
Ternyata, dugaan saya salah. Dari luar mereka terkesan angker, tapi bukan berarti galak. Melainkan, memang tegas untuk menjalankan tugas. Singkatnya, saya pun berbincang dengan beberapa anggota Paspampres. Tidak hanya itu, saya juga berkesempatan untuk melihat aktivitas mereka. Ada yang joging, main bola voli, hingga olahraga lainnya. Termasuk minta izin untuk memotret.
Yang menarik, ternyata ada juga personel wanita di Paspampres. Mereka terlihat masih muda, mungkin usianya sekitar 20-an. Tapi, jangan ditanya soal kemampuan. Sebab, biar wanita, mereka tetap Paspampres yang terlatih di segala medan.
“Di sini banyak kok Paspampres yang wanita. Hanya, ada ketentuan dalam bertugas di lapangan. Jika sudah melahirkan, mereka kembali menjadi staf,” ujar anggota Paspampres yang namanya tidak bisa saya sebutkan karena suatu hal. “Di sini, dalam hal latihan atau tugas tidak membedakan wanita dengan pria. Sama saja. Yang utama adalah kedisiplinan.”
Yang membuat saya kagum ketika beliau menjelaskan aktivitas lain dari Paspampres. Ternyata, banyak yang memiliki kemampuan hebat di luar tugasnya sebagai satuan elite. Salah satunya atlet. “Oh ya, tentu. Jadi Paspampres itu harus bisa olahraga. Bahkan, banyak yang memiliki segudang prestasi dan mengharumkan Indonesia di mata negara lain. Kamu tahu Rio? Nama panjangnya Rio Maholtra yang menempati urutan ketujuh kejuaraan atletik internasional?” anggota Paspampres itu berbalik tanya yang sudah pasti membuat saya geleng-geleng kepala karena jujur kurang tahu.
Saking penasaran, pulangnya saya coba buka situs mereka di www.paspampres.mil.id, terdapat artikel berjudul “Raih Peringkat Ke-7 Asia Lari Gawang, Rio Maholtra: Saya Masih Punya Banyak Target Besar”. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa sebagai anggota Paspampres, Rio merupakan atlet lari gawang yang hingga saat ini berhasil menduduki peringkat ke-7 terbaik pada perhelatan Indoors Athletic Championship, di kota Hangzou, China. Target selanjutnya, Rio ingin mengharumkan Indonesia lewat olahraga, "Target saya memecahkan rekor Sea Games dan lolos ke Olimpiade Rio De Janeiro, Brasil 2016."
Tak hanya itu, Rio juga bangga dengan kesatuannya yang justru sangat mendukung aktivitasnya di luar dinasnya sebagai anggoata Paspampres. "Unsur pimpinan dan lingkungan Paspampres sangat mendukung saya untuk berprestasi. Semoga prestasi ini dapat diikuti oleh rekan-rekan yang lain," kata pria kelahiran 28 Desember 1993 ini dalam situs resmi Paspampres.
* * *
[caption id="attachment_322386" align="aligncenter" width="498" caption="Mako Paspampres di Jalan Tanah Abang II Jakarta Pusat "]
[/caption]
* * *
[caption id="attachment_322387" align="aligncenter" width="480" caption="Rio Maholtra salah satu Paspampres yang berprestasi dan membuat saya penasaran (foto: http://paspampres.mil.id/)"]
[/caption]
* * *
Referensi:
- http://paspampres.mil.id/konten/berita_kegiatan_paspampres/5/raih-peringkat-ke-7-asia-lari-gawang-rio-maholtra-saya-masih-punya-banyak-target-besar.html
- http://olahraga.kompas.com/read/2012/04/12/23064895/contact.html
- http://www.all-athletics.com/node/553902
* * *
Artikel bertema Paspampres sebelumnya: