[caption id="attachment_368254" align="aligncenter" width="430" caption="Deputi Pencegahan BNN Antar Sianturi menjawab pertanyaan blogger (sumber foto: dokumentasi pribadi/ www.Kompasiana.com/roelly87)"][/caption]
INDONESIA memasuki "Darurat Narkoba"? Jujur, ini bukan kalimat untuk menakut-nakuti atau bernada skeptis belaka. Melainkan memang nyata dan apa adanya. Ya, negeri kita tercinta ini sedang dirundung banyak masalah. Salah satunya, selain praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang sudah mewabah, adalah narkotika dan obat terlarang (narkoba).
Itu diungkapkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) secara tegas saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Badan Narkotika Nasional (BNN) di Hotel Bidakara, 4 Februari lalu. Dalam kesempatan itu, Jokowi menyebut setiap harinya terdapat 50 orang meninggal sia-sia akibat narkoba. Wajar jika bulan lalu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini bertindak tegas dengan menghukum mati pengedar dan bandar kelas kakap. Gunanya, demi mengurangi peredaran zat haram itu di negara kita tercinta yang bisa merusak generasi penerus.
Hampir tiga bulan berselang, kampanye perang terhadap narkoba kembali didengungkan. Kali ini bukan dari Jokowi. Melainkan, diungkap langsung pejabat teras BNN dalam workshop Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba bersama sekitar 50 blogger di Restoran Nusa Dua, Senayan, Selasa (26/5).
Awalnya, acara tersebut akan menghadirkan Kepala BNN Anang Iskandar yang akhirnya batal karena beliau masih terkena demam berdarah. Sebagai gantinya, Deputi Pencegahan BNN Antar Sianturi tampil sebagai pembicara bersama Kabag Humas BNN Slamet Pribadi. Tak ketinggalan salah satu pejabat teras yang sudah tidak asing lagi bagi kalangan blogger, yaitu Direktur Diseminasi Informasi Gun Gun Siswadi.
Dalam kesempatan itu, mereka tidak hanya memaparkan mengenai bahaya narkoba saja. Melainkan cara untuk mengantisipasi serta mencegah peredarannya kepada blogger. Bahkan, pihak BNN berencana (kembali) untuk mengajak serta blogger dalam mencegah dampak luas narkoba ke Pusat Rehabilitasi di Lido, Sukabumi, Jawa Barat.
Sebuah sinergi yang saling menguntungkan bagikedua pihak. Sebab, BNN dapat melanjutkan program Indonesia Emas 2045 yang Bebas Narkobamelalui peran blogger. Maklum, kekuatan blogger tidak hanya dalam hal tulisan saja yang bisa menyebar di dunia maya. Tapi juga di dunia nyata mengingat blogger bisa memberi edukasi mengenai narkoba kepada anak, saudara, keluarga, kerabat, hingga tetangga. Dan, jujur saja, -menurut saya- itu jauh lebih mengefek ketimbang hanya promosi di media mainstream saja.
Contoh nyata sudah terlihat pada sosok Okti Li. Blogger wanita ini tidak pernah lelah memberi edukasi mengenai bahaya narkoba kepada keluarga dan lingkungan sekitarnya. Yang menarik, Okti Li selalu hadir jika ada acara yang diselenggarakan BNN meskipun rumahnya sangat jauh, yaitu di pelosok Cianjur. Itu membuktikan komitmennya sebagai blogger yang perduli narkoba. Termasuk semangatnya yang tetap tinggi meski seusai pulang dari workshop, bus yang ditumpanginya nyaris mengalami kecelakaan beruntun di kawasan Panembong, Cianjur.
Berbicara mengenai sinergi BNN dengan blogger, bagi saya sebenarnya sudah tidak asing lagi. Lantaran sejak tiga tahun lalu sudah ikut dalam program pencegahan narkoba. Tepatnya ketika pertengahan 2012 diajak pak Thamrin Dahlan, blogger aktif yang sebelum pensiun pernah menjabat Direktur Pasca Rehabilitasi BNN. Sejak itu, saya jadi tergerak untuk serta dalam program dan acara yang dihelat BNN. Mulai dari Diskusi di Restoran Mie Cekker Bandung bersama pak Gun Gun pada 22 Februari 2014, Pergelaran Seni Budaya dan Forum Komunikasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Gendung Smesco (25/3/2014), diskusi dengan pak Anang di markas BNN (14/4/2014), hingga diundang secara eksklusif saat mewawancarai presiden di Rakornas, Februari lalu.
Apa yang saya lakukan itu memang bukan tanpa alasan. Sebab, saya sangat antipati dengan yang namanya narkoba setelah 11 tahun silam saudara sepupu saya meninggal akibatoverdosis. Jadi, dengan adanya program BNN yang bekerja sama dengan blogger, bisa membuat saya turut serta melakukan pencegahan narkoba di lingkungan tempat saya tinggal. Ya, dari apa yang saya tulis di blog dengan mencetak dan ditempel di dinding Karang Taruna serta pos Rukun Warga (RW).
* * *
"Pengguna narkoba di Indonesia ini sudah sangat parah. Yaitu, mencapai 4,2 juta orang atau sekitar 2,2 persen dari seluruh penduduk di negeri ini yang masuk kategori 'darurat narkoba'. Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk menguranginya?" kata Antar kepada puluhan blogger. "Jawabannya dengan melakukan pencegahan agar jumlah tersebut tidak bertambah. Nah, di sini, peran blogger sangat penting bagi kami (BNN). Salah satunya, jika ada keluarga atau kerabat kalian yang terindikasi mengkonsumsi narkoba, bisa membawanya ke BNN untuk direhabilitasi. Program ini gratis dan ditanggung negara dalam rangka merehabilitasi 100 ribu pengguna."