[caption id="attachment_205761" align="aligncenter" width="491" caption="Sang Perintis, Pepih Nugraha, bersama Admin Shulhan Rumaru dan Kompasianer Zulfikar Akbar (Dok. Pribadi)"][/caption] Sekadar Catatan Tidak terasa tiga hari yang lalu Kompasiana telah memasuki usia empat tahun, tepatnya Senin, 22 Oktober 2012. Kompasiana yang awalnya hanya diperuntukan bagi jurnalis atau penulis kelompok Kompas-Gramedia (KG) kini berkembang menjadi salah satu media warga terkemuka di Indonesia. Tidak kurang dari 127.068 Kompasianer -sebutan anggota Kompasiana- yang bergabung untuk menuliskan reportase maupun opini pribadinya. Jumlah anggota sebesar itu, jelas menjadi tantangan bagi pengelola atau disebut Admin yang harus mengakomodasi banyak keinginan dari Kompasianer itu sendiri. Jika dianalogikan sebagai bayi, maka di usia keempat ini Kompasiana sudahbisa berjalan lancar dan berbicara lantang kepada orang terdekatnya. Masih terngiang ucapan dari sang pendiri Kompasiana, Pepih Nugraha, pada ulang tahun ketiga situs yang identik dengan slogan berbagi dan berinteraksi ini. Saat itu, pria yang akrab disapa Kang Pepih, mengungkapkan betapa keinginannya menjadikan Kompasiana lebih besar lagi. Ia ingin Kompasiana tumbuh sebagai salah satu media rujukan yang akurat dalam memberitakan suatu peristiwa yang terjadi dan sedang hangat di masyarakat. Banyak hasil tulisan reportase dari Kompasianer, yang menyeruak hingga ke masyarakat bahkan pemberitaanya diangkat ke media mainstream seperti media massa, online hingga televisi. Termasuk saat kasus pemberitaan produk mie instan di Hong Kong, email anggota DPR di Australia, jalanan rusak di suatu wilayah, ironi keberadaan bandara Soekarno-Hatta bagi TKI, sampai mengenai cara mencerdaskan anak melalui penggunaan internet sehat. Ditambah dengan banyaknya Kompasianer yang berhasil menerbitkan buku berasal dari tulisan di Kompasian hingga menjadi sukses. Atau ketika beberapa inovasi Kompasiana berhasil, seperti tersedianya lembaran Freez di harian Kompas bagi tulisan Kompasianer, atau hybrid journalism di Kompas.com. Dalam perjalanannya, situs yang meraih penghargaan bergengsi sebagai media sosial terbaik dari Asian Digital Media Awards (ADMA) 2010 itu, membuktikan Kompasiana tidak hanya terbesar dalam skala nasional, melainkan sudah diakui di dunia internasional, khususnya Asia.
* * *
Empat Tahun Berawal pada pertengahan 2008, di kawasan Palmerah, Jakarta Barat. Kang Pepih diserahi tugas untuk membidani sebuah situs yang mulanya kerap diplesetkan menjadi olok-olok bernama Pepihsiana. Hingga, pada akhir bulan Agustus di tahun yang sama, lahir Kompasiana yang namanya diusulkan wartawan senior Kompas, Budiarto Shambazy. Selanjutnya, pada 22 Oktober 2008, Kompasiana mulai diluncurkan dalam salah satu kanal Kompas.com, yang membuat banyak orang tertarik untuk mengaksesnya termasuk saya, sekitar dua tahun kemudian. Hingga menjelang ulang tahun ketiga situs yang saat ini berada di peringkat 2.549 dunia (32 Indonesia) versi Alexa ranking, terjadi pergantian tampuk kepemimpinan. Iskandar Zulkarnaen, didapuk sebagai Admin menggantikan Kang Pepih pada 1 Agustus 2011, atau hampir tiga tahun setelah Kompasiana berdiri. Namun, selain nama mereka berdua, dalam tim Admin terdapat beberapa nama lainnya, yang sayangnya kurang begitu dikenal oleh Kompasianer itu sendiri. Dan, ini menjadi semacam pertanyaan penting tatkala banyak Kompasianer yang ingin mengetahui siapa-siapa dalam daftar Admin yang bertugas. Sebab, dalam list Admin itu sendiri, sejak beberapa waktu yang lalu hingga kini tidak lagi diperbarui dan tampil alakadarnya. Belum lagi saat terjadi error pada "dalaman" Kompasiana. Tahun ini, tercatat dua kali situs yang identik dengan warna biru ini, mengalami gangguan. Yang pertama pada tampilan halaman muka yang berubah sejak akhir Februari lalu, hingga membuat banyak Kompasianer tidak puas karena harus menyesuaikan diri. Lalu, pertengahan bulan ini, lagi-lagi banyak Kompasianer yang melayangkan tulisan bernada kecewa akibat tidak dapat diaksesnya dashboard selama beberapa hari. Beruntung, kali ini Admin menanggapinya segera melalui postingan dengan pemberitahuan bahwa Kompasiana sedang dalam perbaikan. Selanjutnya? Kini, situs yang pada 17 November nanti akan melangsungkan hari jadi keempat, telah pulih kembali. Sebagai salah satu dari ratusan ribu anggota (Kompasianer) tentu saya sangat senang bisa mengikuti Kompasiana, meski baru mengenalnya dua tahun terakhir. Selain itu, pastinya saya berharap Kompasiana makin berkembang lagi menjadi besar dengan segala inovasi dari tim Admin. Kelak, di ulang tahun yang kelima pada 362 hari sekarang, saya dan Kompasianer lainnya memimpikan situs ini bisa bersaing tidak hanya di tingkat nasional dan Asia, melainkan juga dunia. Dan, menyitir kalimat dari sang perintis, bahwa semua yang diimpikan berawal dari olok-olok hingga akhirnya tumbuh besar menjadi kenyataan...
* * *
[caption id="attachment_205762" align="aligncenter" width="491" caption="Tiga Admin: Melati Suciani, Annisa dan Iskandar Zulkarnaen"]
[/caption]
* * *
[caption id="attachment_205763" align="aligncenter" width="369" caption="Admin Rob Januar, yang baru melangsungkan pernikahannya pekan lalu"]
[/caption]
* * *
[caption id="attachment_205764" align="aligncenter" width="491" caption="Admin Nurul yang juga Moderator Kompas Forum (KF)"]
[/caption]
* * *
[caption id="attachment_205765" align="aligncenter" width="472" caption="Tampilan Kompasiana saat pertama kali saya mengenalnya, 2010"]
[/caption]