Lihat ke Halaman Asli

Choirul Huda

TERVERIFIKASI

Kompasianer sejak 2010

Kisah The Raid dalam Laga Barcelona Vs Chelsea

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13353799591484534236

[caption id="attachment_173675" align="aligncenter" width="300" caption="Serbuan Maut ala Barcelona vs Chelsea"][/caption] Misi untuk menangkap penjahat berbahaya di sebuah blok apartemen berlantai 30 yang tak tersentuh, 20 tim elit kepolisian berinisiatif untuk menangkap kepala geng yang telah meresahkan masyarakat tersebut. Namun apalah daya saat memasuki lantai enam, bukannya 20 tim SWAT itu bisa mengobrak-abrik sarang kegelapan malah yang ada mereka sendiri yang terperangkap. Dihujani rentetan senjata api oleh kawanan penjahat serta tikaman pisau dan pedang yang tiada henti, misi penyerbuan tim SWAT berbalik menjadi penyelamatan untuk diri mereka sendiri. Di saat tiada lagi jalan keluar untuk bertahan hidup karena akses satu-satunya pintu masuk yang mereka lewati telah dijaga ketat. Tiada pilihan lain untuk tim SWAT yang tersisa agar segera melakukan serangan balik ke jantung pertahanan musuh yang menjadi pusat pengendalian agar bisa mengalahkan semua penjahat yang ada!

*     *     *

[caption id="attachment_173676" align="aligncenter" width="587" caption="Kericuhan antar kedua tim"]

13353800581437326753

[/caption]

*     *     *

Usai menonton pertandingan semifinal kedua antara Barcelona versus Chelsea sangatlah geregetan, alias deg-degan sepanjang 90 menit. Hampir sama dengan di film The Raid yang berdurasi 100 menit penuh dengan serangan dan pertumpahan darah. Laga antara Barcelona melawan Chelsea benar-benar mewakili dari apa yang ada di film The Raid, dimana dua puluh pasukan elit bertahan mati-matian dari serangan kejam penjahat di setiap lantai apartemen. [caption id="attachment_173677" align="aligncenter" width="491" caption="Antara apartemen berlantai 30 dan stadion Camp Nou"]

1335380185234765111

[/caption] Begitu juga dengan pertandingan yang berlangsung di Camp Nou, 24 April lalu saat Barcelona sangat dominan dalam menekan Chelsea hingga menguasai separuh lapangan. Apalagi ketika sang kapten John Terry terkena kartu merah hingga keluar lapangan dan Chelsea harus bertahan mati-matian dengan sepuluh pemainnya untuk menghadapi serangan mematikan ala tiki-taka Barcelona. Statistik berbicara dengan Barcelona menguasai penguasaan bola 73% berbanding 27% dari Chelsea, untuk tendangan pun amat jomplang yaitu 26 dan 7 diantaranya mengarah langsung ke gawang Petr Cech termasuk tendangan penalti Messi yang gagal terkena mistar serta tiang gawang. Sementara itu para penyerang Chelsea sendiri yang di pimpin oleh Drogba, Ramires serta Lampard hanya mampu melepaskan 7 tendangan dengan 3 diantaranya mengarah langsung ke gawang. Untuk efektifitas tentu Chelsea lebih baik dari Barcelona dimana anak asuhan pelatih Di Matteo sanggup membobol dua kali gawang Victor Valdes di menit-menit akhir babak pertama dan babak kedua. [caption id="attachment_173681" align="aligncenter" width="453" caption="Tekel keras John Terry diusir wasit"]

13353804421994324081

[/caption] Mirip dalam film The Raid yang mana para penjahat kelas kakap dengan persenjataannya yang lengkap terus menyerang tim SWAT hingga hanya menyisakan beberapa personel saja termasuk tewasnya sang pimpinan, Sersan Jaka di tangan Mad Dog. Begitu pun dengan pertandingan kemarin dimana pemain Chelsea harus rela ditinggalkan sang kapten klub, John Terry akibat kartu merah karena pelanggaran ke arah penyerang Barcelona, Alexis. [caption id="attachment_173679" align="aligncenter" width="480" caption="Gol balasan Ramires seperti Aksi dukungan Rama kepada rekannya di tim SWAT"]

13353802982084860345

[/caption] Disaat genting seperti itulah datang penyelamatan dari kedua pemain Chelsea dengan gol Ramires di menit ke 45 serta gol Torres ketika waktu normal sudah habis dan memasuki masa injury time. Sama halnya dengan keberadaan Rama di tim SWAT yang masih baru, bahkan ditempatkan dalam barisan paling belakang oleh Sersan Jaka saat di tolak Letnan Wahyu. Begitu juga dengan Torres yang masuk menggantikan Drogba pada menit ke 80 atau sepuluh menit menjelang waktu normal berakhir. Baik Rama maupun Torres sama-sama menjadi pahlawan untuk timnya masing-masing di The Raid dan Chelsea, apalagi terjadi kesamaan alur di cerita film serta lapangan mengenai kisah mereka berdua. Rama yang mempunyai Kakak bernama Andi yang juga termasuk dalam kelompok Tama Riyadi dan Mad Dog, geng penjahat dalam film The Raid. Begitu juga dengan Torres yang mempunyai rival di Barcelona yaitu Iniesta namun bersahabat di luar lapangan sekaligus rekan setim ketika bahu-membahu membela Spanyol. Gol Iniesta di final Piala Dunia 2010 lalu berkat assist dari Torres yang masuk sebagai pemain pengganti. Serupa dengan gol semata wayang Torres saat melawan Jerman di final Piala Eropa 2008 lalu yang juga didahului oleh aksi menawan Iniesta. Layaknya sebuah cerita yang sudah diskenariokan, di akhir kisah film The Raid tim SWAT berhasil mencapai misinya dengan membunuh Tama sang pimpinan geng sekaligus menghancurkan markasnya di lantai 30. Begitu juga dengan hasil di lapangan saat Chelsea berhasil menahan seri 2-2 Barcelona dan unggul agregat menjadi 3-2 untuk memastikan langkah mereka menuju final Liga Champions 2011/2012. [caption id="attachment_173682" align="aligncenter" width="369" caption="Sersan Jaka menjelaskan misinya menaklukkan Tama Riyadi"]

1335380576800507628

[/caption] Chelsea sendiri dibawah asuhan pelatih Roberto Di Matteo berhasil menuntaskan dendam pribadi mereka saat kalah menyakitkan dalam pertandingan semifinal liga Champions 2008/2009, dimana keputusan kontroversial wasit Ovrebo yang terlalu memihak Barcelona. Juga tercapainya misi untuk meruntuhkan dominasi Barcelona yang dianggap superior karena menguasai 3 trofi Liga Champions dalam enam tahun terakhir di musim 2005/2006, 2008/2009 dan 2010/2011. Mirip dengan film The Raid yang mempunyai tiga tokoh antagonis tak tersentuh aparat kepolisian yaitu, Tama Riyadi, Andi dan Mad Dog. Begitu juga dengan Barcelona yang dianggap sebagai tim dari luar planet karena kehebatannya dalam bermain tiki-taka dengan Pep Guardiola sebagai pelatih, Lionel Messi pemain terbaik dunia dan seorang yang harus gol serta Xavi Hernandez jenderal sesungguhnya di lapangan. Sebagai pimpinan baik John Terry maupun Sersan Jaka pun akan merasa puas karena perjuangan timnya berhasil mencapai target walaupun keduanya sendiri menjadi korban. John Terry yang diusir wasit dan menjadi martir semangat untuk kesepuluh rekannya dalam menghadapi gempuran Barcelona serta Sersan Jaka yang tewas dan diseret jasadnya oleh Mad Dog. [caption id="attachment_173683" align="aligncenter" width="552" caption="Gol pamungkas Torres sama dengan keberhasilan Rama di film The Raid"]

13353806521476254015

[/caption]

*     *     *

Ilustrasi: Guardian, Cineplex21, Uefa - Komik The Raid, Dari Warna Merah Menjadi Hitam Putih

*     *     *

Jakarta, 26 April 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline