Lihat ke Halaman Asli

Choirul Huda

TERVERIFIKASI

Kompasianer sejak 2010

Mari Berdo'a dan Mengheningkan Cipta untuk Saudara Kita Korban Tragedi Tugu Tani...

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1327369822684637391

[caption id="attachment_157162" align="aligncenter" width="614" caption="Ilustrasi Tugu Tani, tidak jauh dari TKP Tragedi penabrakan Xenia"][/caption] Isak tangis terlihat dari layar kaca, saat wawancara antara reporter televisi dengan salah satu keluarga korban tabrakan mobil Xenia, minggu kemarin. Pagi ini beberapa media massa diberitakan bahwa pelaku penabrakan beserta ketiga temannya tampak pasrah saat terancam hukuman berlapis oleh pihak yang berwajib. Ya, tragedi minggu kemarin di jalan M Ihwan Ridwan Rais, dekat monumen Pahlawan Ibu dan Anak (Tugu Tani), sungguh memilukan. Sumpah serapah, caci maki dan hujatan kepada sopir mobil Xenia bernomor polisi B 2479 XL santer mengemuka di masyarakat. Sementara ratusan tulisan mewarnai beberapa media massa, dan juga media sosial seperti Kompasiana. Jodoh, rezeki dan ajal ada di tangan Tuhan. Terlepas dari penggunaan narkoba yang dipakai oleh kawanan pelaku, kita sebagai masyarakat harus bijak untuk menyikapi tragedi ini. Untuk pelaku, bukan hukuman penjara yang dikhawatirkan, melainkan hukuman dari masyarakat sendiri yang sangat ditakuti oleh mereka. Sebab hukuman penjara, setelah menjalani beberapa tahun maka akan dapat menghirup udara bebas. Namun hukuman dari masyarakat yang berupa cap negatif serta dikucilkan dalam pergaulan itulah yang sangat menghantuinya. Untuk itu, biarlah sang waktu yang akan berbicara sesuai dengan masanya, juga pengadilan yang akan memutuskan hukuman yang setimpal. Maka, kita sebagai warga negara hendaknya untuk mendo'akan kesembilan korban yang meninggal agar arwah mereka diterima di sisiNya. Seraya memberikan dukungan moral yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban, baik dalam bentuk tulisan maupun lainnya. Semoga saja dalam berbagai tempat instansi pemerintah dilakukan juga gerakan bela sungkawa untuk mengenang tragedi kelam di awal tahun, dengan memasang bendera setengah tiang. Juga dalam pertandingan sepak bola dan olah raga lainnya turut memasang pita hitam di lengan mereka. Untuk itu kepada Kawan-kawan Kompasianer, mumpung belum terlambat Mari kita berdoa dan mengheningkan cipta agar tragedi seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari. Mengheningkan Cipta, dimulai...

*    *    *




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline