Lihat ke Halaman Asli

Choirul Huda

TERVERIFIKASI

Kompasianer sejak 2010

Di Kompasiana, Saya Belajar Dari Kritik Kawan-kawan Kompasianer Lainnya

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_132386" align="aligncenter" width="491" caption="Kesalahan penulisan judul yang tidak lucu..."]Inilah Komentar dari Kompasianer Dwiki Setiyawan, tentang pentingnya mencantumkan sumber yang jelas disetiap foto atau artikel yang hendak kita masukkan dalam sebuah postingan.

*   *   *

Sudah hampir seratus tulisan yang saya posting di citizen journalisme, Kompasiana ini (tepatnya hanya 91 postingan). Dengan tenggang waktu hampir setahun, tentunya sudah lumayan banyak kisah suka dan duka yang menggelayuti saya dalam belajar menulis. Sejak pertama kali bikin postingan perdana di Kompasiana, Anehnya saya sudah salah membuat judul! Untungnya ada seorang kawan Kompasianer yang kini menetap di Amerika yang dengan baik hati memberikan komentar denagn membetulkan judul tulisan saya. Huuf, sempat malu juga, sudah tidak lancar berbahasa inggris, eh malah sok-sokan menulis judul pakai Bahasa Inggris pula... Lalu seiring waktu yang berjalan, saya merasa kok, makin lama tulisan-tulisan saya bukannya makin baik. Malah bertambah banyak yang salah, entah itu penulisan Judul yang salah, Pemberian Judul yang terkesan Berlebihan, Penulisan nama yang berbeda dari awal paragraf ke akhir paragraf, hingga teledor memasukkan sumber yang jelas dalam link yang saya tautkan di dalam tulisan. Masih banyak lagi postingan saya yang kurang benar tata cara penulisannya, saat ini saya hanya dapat membukanya sebagian kecil saja. Padahal sudah hampir setahun saya bergabung di Kompasiana, namun mengingat banyaknya kesalahan didalam tulisan, membuat saya menjadi malu dan sedikit minder. Sebenarnya juga, saya enggan untuk menuliskan postingan ini. Sebab, selain membuka aib saya sendiri, juga merasa malu, kalau kesalahan saya diperlihatkan kepada orang lain. Namun, kalau dipikir-pikir lagi, Mengapa saya harus Malu? Toh, semua orang juga pernah salah, mulai dari yang senior hingga junior, dan juga saya beranggapan kalau saya malu untuk menceritakan kesalahan saya, maka saya sebaiknya tidak usah menulis lagi. Sebab seorang yang ingin belajar, harus siap ketika menerima kesalahannya sendiri, kalau tidak begitu maka saya tidak akan bisa menjadi seorang penulis di Kompasiana. Selain itu juga, saya teringat pepatah yang mengatakan: Jangan Takut Ombak, jika ingin menyebrangi Lautan... Berikut ini adalah beberapa catatan tentang kesalahan saya dalam menulis serta kritik yang membangun dari Kawan-kawan Kompasianer, untuk saya perbaiki di kemudian hari.

*   *   *

1. Penulisan Judul Yang Salah Dalam Bahasa Inggris. Pada postingan pertama saya di Kompasiana, sampai sekarang kalau membukanya kembali bikin tertawa hingga sakit perut. Bukan apa-apa, sebab dengan Bahasa Inggris saya yang pas-pasan, ditambah lagi saya baru membuat akun, eh malah memposting sebuah artikel tanpa tulisan yang jelas, Hanya berisi sebaris kalimat, "ah, baru bisa bergabung di Kompasiana..." Padahal sebelum membuat tulisan saya sempat membaca rule aturan mainnya di Kompasiana, namun ya itu dia, kelalaian utama saya yang menganggap remeh... Lalu, itupun ditambah dengan judul yang salah dan terkesan sok-sokan...! "Welcome To the My World", yang seharusnya adalah "Welcome to my world". Untungnya ada seorang kawan Kompasianer yaitu Bapak Sjarifuddin Josuf. Beliaulah yang mengoreksinya sekaligus sebagai pemberi komentar pertama didalam tulisan saya. Dan, hingga kini judul tulisan itu belum saya hapus, bukan karena enggan atau ada hal lain, namun dengan judul yang salah dan juga postingan yang tidak berbobot akan mencambuk saya kedepannya untuk membuat tulisan yang lebih baik lagi. Serta untuk mengingatkan saya pribadi, agar berpikir panjang sebelum menulis sesuatu. Terima kasih, Pak Sjarifuddin Josuf. :) [/caption]

*   *   *

2. Judul Postingan Terlalu Berlebihan dan Terkesan Bombastis! Pada tanggal 17 Januari lalu, saya sempat membuat sebuah postingan tentang Sore Hari Jakarta Dihuni Bangsa Barbar yang bercerita betapa menyebalkan tinggal di Jakarta yang selalu macet, apalagi setiap sore hari. Sebenarnya isi artikel itu adalah pengalaman pribadi saya selama melewati jalan-jalan protokol di Ibukota. Tapi entah kenapa, saya membuat judul tulisan yang sangat Bombastis, dan tidak mencerminkan isi tulisan itu sendiri. Kebetulan postingan saya diganjar HL oleh Admin, hingga banyak dibaca orang dan dikomentarin. Saya sangat berterima kasih sekali, kepada kawan-kawan Kompasianer yang sudah mengomentari tulisan saya, karena judulnya terlalu berlebihan. Sehingga dalam menulis selanjutnya, saya selalu berhati-hati untuk membuat sebuah judul. Sebab judul adalah cerminan dari isi sebuah postingan. Terima kasih untuk Kawan-kawan Kompasianer yang telah mengingatkan.

[caption id="attachment_132396" align="aligncenter" width="407" caption="Terima kasih untuk kritik Kawan-kawan Kompasianer, tentang judul yang terlalu bombastis..."][/caption]

*   *   *

3. Tanggapan Atas Tulisan Saya. Saat kemarin, iseng-iseng saya mengetik nama Choirul Huda dalam pencarian di Kompasiana. Tidak tahunya, bertemu dengan sebuah tag tulisan yang berjudul Mau Macet Kayak Apa Juga, Orang Tetap Cinta Jakarta! Yang diposting oleh Kawan Kompasianer bernama Jackson Kumaat. Postingan beliau menanggapi tulisan yang saya buat sebelumnya tentang Sore Hari Jakarta Dihuni Bangsa Barbar. Intinya adalah, beliau mengingatkan saya agar tidak terlalu mengeluh tentang macet di Jakarta, sebab sudah sedari dulu Jakarta tetap saja macet... Dan juga tentang pemuatan foto dalam postingan saya tersebut yang menggambarkan Jakarta dihuni oleh Bangsa Barbar terkesan kurang baik... Apalagi foto yang saya masukkan dalam postingan tersebut tidak mencantumkan sumber yang jelas...

Terima kasih untuk Bang Jackson Kumaat yang telah mengingatkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline