Lihat ke Halaman Asli

Choirul Huda

TERVERIFIKASI

Kompasianer sejak 2010

Dahsyatnya Letusan Gunung Tambora, Menginspirasi Lahirnya Beberapa Penemuan (1)

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_131455" align="aligncenter" width="707" caption="Ilustrasi: http://ekspedisi.kompas.com/cincinapi/index.php/photo360/0"][/caption] Awalnya saya sama sekali tidak tertarik dengan pesona cincin api yang banyak ditayangkan di Kompasiana dan koran Kompas, yang mengisahkan petualangan ke beberapa gunung berapi aktif di nusantara. Namun setelah menyaksikan tayangan langsung di kompas tv, serta membaca beberapa halaman di koran Kompas terbitan Sabtu 17 September kemarin, saya jadi merasa penasaran. Saya benar-benar terhenyak, sungguh berdecak kagum menyaksikan keindahan gunung Tambora (namanya mirip dengan kecamatan Tambora, tempat tinggal saya) melalu jepretan foto Tim Ekspedisi Cincin Api, sekaligus takut dan was-was apabila terjadi letusan lagi dalam waktu dekat. Selain itu juga, saya merasa sangat takjub dan miris. Sebab akibat yang ditimbulkan oleh letusan gunung Tambora itu sungguh memakan banyak korban. Yang tercatat yaitu, sedikitnya 71.000 jiwa dan yang meninggal langsung sekitar 10.000 orang tewas ditempat. (Harian Kompas Sabtu, 17 September 2011. Halaman 36). Serupa dengan data yang barusan saya baca di situs BMKG dan juga Wikipedia Indonesia. Gunung Tambora yang meletus pada 5 April 1815, atau hampir sekitar dua abad yang lalu. Hingga kini masih menyisakan misteri dan juga bencana terbesar yang pernah terjadi selama abad 19. Hingga beberapa hari, suara letusannya masih terdengar sampai jauh ke Batavia (Jakarta) hingga ke Pulau Sumatera (Bangka dan Bengkulu berjarak lebih dari 2.6oo km). Dashyatnya gempa juga terasa sampai ke Surabaya, Banyuwangi, sampai pelosok Jawa Timur. Bahkan pulau Madura, tertutup abu selama 3 hari. Lalu sebagain besar pulau di Indonesia gelap karena sinar matahari terhalang oleh abu, seperti Bali, Lombok dan sebagian pulau-pulau kecil di pantai utara Jawa. Hingga di Eropa dan Amerika pada tahun 1816 tidak ada musim panas, suhu udara pun turun 2,5 derajat, akibatnya terjadi gagal panen harga pangan pun melambung tinggi. Letusan gunung Tambora ini juga menyebabkan negara Hongaria mengalami turun salju berwarna cokelat, Italia pun serupa dengan salju merah yang jatuh sepanjang tahun. Hal ini diyakini disebabkan oleh debu vulkanik di atmosfer. Menyebabkan banjir saat musim kemarau melanda India, Pakistan dan Bangladesh sqmpai ke daratan China. Juga menyebarkan penyakit kolera dari semenanjung asia minor (India) hingga mencapai Rusia. Beberapa pakar, mengatakan letusan gunung Tambora juga mengakibatkan bergesernya situasi perang Eropa antara Napoleon Bonaparte melawan Inggris dan Prussia. Yang menyebabkan kalahnya pasukan Prancis akibat roda meriam angkatan bersenjata mereka terpuruk dan terjebak lumpur akibat cuaca yang memburuk sepanjang hari, Maklum, abu tebal dari letusan Gunung Tambora masih bertebaran di atmosfer sehingga menghalangi sinar matahari yang jatuh ke bumi.

*   *   *

Letusan gunung Tambora melontarkan hampir 150 miliar meter kubik, terpaut sangat jauh dibandingkan letusan dahsyat dari gunung Merapi tahun 2010 lalu, yang "hanya" 140 juta meter kubik, namun sudah sangat menimbulkan sedemikian besarnya kekacauan. Apalagi dibandingkan letusan Tambora, 2 abad lalu, yang deposit jatuhan abu terekam hingga sejauh 1.300 kilometer dari tempat asalnya. Letusan gunung Tambora, memang sangat dahsyat dan terkuat yang pernah tercatat dalam sejarah manusia modern. Berdasarkan Volcanic Explosivity Index (VEI), berada pada skala 7 dari 8. Hanya kalah dari letusan Gunung Toba (Sumatera Utara), sekitar 74.000 tahun lalu yang berada pada skala 8. Selain gunung Tambora, lagi-lagi Indonesia dijuluki sebagai negara yang menyumbangkan banyak letusan dan juga gempa bumi. Seperti diantaranya Tsunami Aceh, Gunung Krakatau, Gunung Toba purba. Pantaslah disebut sebagai lingkaran Cincin Api... Selain akibat kekacauan yang menimpa dunia, ada juga beberapa inspirasi yang terlahir karena meletusnya gunung Tambora.

*   *   *

- Terciptanya Novel Frankenstein.

Mary Shelley atau juga disebut sebagai Mary Godwin, seorang novelis asal Inggris membuat sebuah novel legendaris berjudul "Frankenstein", novel horor ilmiah tentang penciptaan manusia serta monster yang sangat mematikan. Yang tercipta pada Juli 1816 disaat hujan yang tak henti-henti pada musim panas yang basah dan tidak bersahabat. Saat itu ia hanya dapat berdiam diri dirumahnya selama libur musim panas, namun hujan selalu turun. Ia membuat novel ini karena terinspirasi akibat kelaparan yang mewabah di antero Eropa hingga mengakibatkan banyaknya warga yang terbunuh akibat bencana itu. Saat itu ia sedang berlibur di Swiss, naas negara itu sedang mengumumkan situasi darurat nasional, hingga membuat liburannya menjadi hambar, namun meninggalkan salah satu karya terbaiknya hingga saat ini.

[caption id="attachment_131456" align="aligncenter" width="220" caption="Novel Fankenstein, tercipta akibat meletusnya gunung Tambora (Ilustrasi : http://www.archive.org/details/ghostseer01schiuoft )"][/caption]

*   *   *

- Memberi Ilham untuk Karya Sastra Puisi "Darkness" George Gordon Byron, Baron Byron ke-6, atau biasa dikenal sebagai Lord Byron, adalah seorang penyair Inggris yang juga berperan dalam kemerdekaan Yunani. Penyair terkenal yang lahir di London, Inggris, ini pincang sejak lahir. Pada usia 10 tahun, ia mewarisi tanah adik-kakeknya di pinggiran hutan Sherwood sehingga mendapatkan gelar Lord. Ketika dewasa, dengan menggunakan kuda, ia mengelilingi Yunani dan kepulauan di Laut Aegean selama 2 tahun. Ketika kembali pada tahun 1892, ia menerbitkan syair Childe Harold yang melukiskan petualangannya. Ia membuat sebuah pusisi berjudul Darkness, yang berkisah tentang semesta yang gelap, matahari tak lagi bersinar, dan orang-orang mati karena kelaparan. Suasana yang menurutnya adalah "Menyerupai mimpi, tapi bukan mimpi."

*  *  *

- Terciptanya Novel The Vampyre,yang tercipta juga karena tiadanya sinar matahari langsung dibelahan eropa untuk menghangatkan kulit. Hingga sang pengarang, John William Polidori menuliskan beberapa kisah nyata yang diambil dari kehidupan yang tiada matahari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline